visitaaponce.com

Tuberkulosis Bisa Dihapuskan dengan Mengendalikan TB Laten

Tuberkulosis Bisa Dihapuskan dengan Mengendalikan TB Laten
Tuberkulosis bisa dihapuskan dengan kendalikan TB laten(Antara )

INDONESIA bisa sukses mengatasi penyakit Tuberkulosis (TB) dengan mengendalikan TB laten. Ketua Yayasan Stop TB Partnership Indonesia (STPI) Nurul Luntungan menjelaskan TB laten merupakan keadaan di mana mucobacterium Tuberkulosis tidur di dalam tubuh selama bertahun-tahun sehingga tidak terdeteksi. Namun bakteri itu bisa bangkit sewaktu-waktu hingga menyebabkan penyakit TB.

Studi memperkirakan 120 juta orang di Indonesia mempunyai TB laten. Kondisi ini dapat diketahui dengan tes mantoux atau tes darah.

"Indonesia tidak akan berhasil mengatasi TB jika tidak mengendalikan TB laten. Saat ini sudah tersedia di Indonesia terapi pencegahan TB (TPT) agar kondisi TB laten tidak berkembang menjadi penyakit,” kata Nurul dalam keterangan resmi, Jumat (24/3).

Baca juga: Hari Tuberkulosis Sedunia, Indonesia Masih Menjadi Penyumbang Terbesar Kedua Dunia

Menurut Global TB Report 2022 yang diterbitkan World Health Organization (WHO), perkiraan angka kejadian (insidensi) TB di Indonesia meningkat 15% dari tahun 2020 ke tahun 2021. Artinya, setiap satu menit ada dua orang yang terinfeksi TB. Jika tidak diobati, maka seseorang dengan TB dapat menginfeksi 10 hingga 15 orang di sekitarnya dalam satu tahun.

Namun, tidak semua orang yang terkena bakteri TB akan jatuh sakit. Nurul menjelaskan, beberapa kelompok masyarakat lebih rentan terhadap infeksi ini karena kondisi imunitasnya yang lebih rendah. Kelompok yang rentan TB ialah anak-anak di bawah lima tahun, lanjut usia, serta kondisi penyakit tertentu seperti Diabetes, HIV/AIDS dan gizi buruk.

Baca juga: WHO telah Berkontribusi Besar bagi Indonesia

Untuk mengatasi TB di Indonesia, Nurul menyatakan pihaknya berkolaborasi dengan Yayasan Penabulu membentuk Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI sebagai penerima hibah utama program TB komunitas dari Global Fund to Fight Against HIV/AIDS, Tuberkulosis and Malaria (GF-ATM).

"Konsorsium ini mendukung dan memperkuat sistem organisasi komunitas maupun upaya berbasis masyarakat dan penyintas TB melalui promosi kesehatan, upaya pencegahan TB pada balita dan anak-anak, skrining gejala TB aktif, fasilitasi pemeriksaan TB, dukungan psikososial pengobatan pasien, serta dukungan advokasi, umpan balik kualitas layanan, dan akses terhadap layanan hukum untuk meringankan stigma dan diskriminasi yang dialami pasien TB dan keluarganya," beber dia.

Direktur Program Nasional dari Konsorsium Komunitas Penabulu STPI, Heny Akhmad menyatakan dukungan akan program pemerintah bersama 9.212 kader TB Komunitas di masyarakat untuk mendorong kesadaran masyarakat akan hak mereka atas kesehatan, termasuk bebas dari infeksi TB dengan mendapatkan TPT.

Di 190 kota/kabupaten pada 30 provinsi pihaknya juga telah mengedukasi 6.359 orang tentang infeksi TB dan TPT, dan 5.604 di antaranya telah dirujuk untuk memulai terapi. "Tindakan untuk mencegah TB melalui TPT adalah cara konkrit kita untuk terlibat memutus mata rantai penularan TB," tegas dia.

Menurut kader TB Komunitas Siti Setiyani, menyadarkan masyarakat tentang infeksi TB dan TPT menjadi tantangan tersendiri. "Pasalnya, masyarakat menganggap anaknya sehat, kok harus minum obat rutin, sehingga, orangtua tidak berkenan anaknya diberikan TPT," ucap dia.

Namun, dengan konsistem memberikan edukasi terkait TPT dan memberikan pengertian jika tidak diberikan TPT anak kemungkinan bisa jadi sakit TB, masyarakat yang berkontak dengan pasien TB bisa lebih memahami dan mau mengkonsumsi TPT.

“Awalnya, saya mendapatkan penolakan bahkan tidak dihiraukan oleh masyarakat, namun, saya tetap gigih untuk mengedukasi masyarakat bahwa TB dapat menginfeksi siapapun dan beresiko menjadi sakit. Saat ini perjuangan saya membuahkan hasil dengan mengajak 8 balita memulai TPT dan membuat saya dikenal sebagai ikon TB," beber dia.

Berdasarkan modelling dalam Global Plan to End TB 2023-2030 yang diterbitkan oleh Stop TB Partnership (global), Indonesia hanya dapat mencapai eliminasi TB dengan memperluas penanganan orang dengan infeksi TB dan memberikan kekebalan melalui TPT terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat