visitaaponce.com

Alami Anemia, Pasien Ginjal Kronik Dianjurkan Dilakukan Terapi ESA

Alami Anemia, Pasien Ginjal Kronik Dianjurkan Dilakukan Terapi ESA
Dr. Afiatin dr. SpPD-KGH., FINASIM,(Ist)

PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) bersama Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) menyelenggarakan edukasi kesehatan daring bertema 'Pilih EPO atau Transfusi Darah'.

Edukasi kesehatan yang digelar Minggu (26/3) di Jakarta, dengan menghadirkan narasumber Dr. Afiatin dr. SpPD-KGH., FINASIM, Internist Konsulen Ginjal dan Hipertensi, Kepala Instalasi HD RS Hasan Sadikin Bandung.

Etana melakukan berbagai kegiatan edukasi kesehatan di rumah sakit dan unit hemodialisis yang tersebar di Indonesia dengan target peserta pasien hemodialisa, keluarga pasien, tenaga kesehatan dan dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi.

Peringati Hari Ginjal Sedunia

Edukasi kesehatan yang digelar Etana sebagai bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam memperingati Hari Ginjal Sedunia

Baca juga: Edukasi Pasien Dialisis agar Dapat Pilih Terapi yang Tepat

Head of Sales & Marketing PT Etana Biotechnologies Indonesia, Randy Stevian, mengatakan,“Etana terus berupaya melayani pasien untuk menyediakan produk biofarmasi yang berkualitas tinggi dan harga terjangkau."

"Salah satunya melalui produk epoetin alfa yang dapat membantu pasien yang sedang menjalani hemodialisa," ujar Randy.

Pengetahuan untuk Masyarakat dan Pasien Hemodialisa

"Melalui webinar ini kami berharap dapat menambah pengetahuan masyarakat khususnya pasien hemodialisa dalam meningkatkan kualitas hidup untuk menjaga dan melindungi kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan bangsa,” jelasnya.

Baca juga: Waspadai Penyakit Ginjal, Cara Pencegahan dan Gejalanya

Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Tony Richard Samosir mengatakan,“Seperti kita ketahui anemia menjadi problematika bagi pasien cuci darah, di mana terapi yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan penyutikan EPO atau alternatif lain dengan melakukan tranfusi darah."

"Melalui edukasi Kesehatan ini KPCDI ingin berbagi pengetahuan mengenai terapi yang sesuai bagi pasien dialisis, dengan harapan terapi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan aktifitas agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien untuk tetap produktif," paparnya.

Pasien Ginjal Kronik Diterapi dengan Baik

Sementara itu, Dr. Afiatin dr. SpPD-KGH., FINASIM, mengatakan,“Pada Pasien Ginjal Kronik (PGK) yang mengalami anemia harus diterapi dengan baik, di mana pemberian terapi Ertythropoiesis Stimulating Agent (ESA) merupakan terapi utama."

"Terapi ESA dapat diberikan kepada pasien dengan HB <10g/dl, penyebab lain anemia sudah disingkirkan, tidak ada anemia defisiensi besi absolut dan tidak ada infeksi berat," katanya.

"Sedangkan untuk terapi transfusi darah dapat diberikan pada kondisi tertentu, karena mempunya beberapa risiko diantaranya infeksi, kelebihan kadar besi dan kelebihan cairan, selain itu dapat menimbulkan reaksi transfusi pada beberapa pasien,” kata dr.Afiatin.

Baca juga: Kualitas Layanan JKN untuk Pasien Dialisis Dinilai Meningkat

Pemberian ESA, menuut dr.Afiatin, tetap merupakan pilihan terbaik untuk terapi anemiapada PGK yang harus dilakukan secara rutin.

Terapi EPA Tingkatkan Hb

 Dengan melakukan terapi ESA tubuh dapat meningkatkan Hb yang berkelanjutan, sehingga menghasilkan sel darah merah yang dapat berfungsi secara normal dan dapat mempertahankan target Hb yang lebih tinggi sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien.

 Sedangkan transfusi darah memiliki banyak risiko apabila dilakukan kepada pasien cuci darah, seperti kelebihan besi, kelebihan cairan, risiko infeksi hepatitis B, C dan HIV, dan risiko lainnya.

"Untuk itu disarankan sebisa mungkin hindari transfusi darah untuk mengurangi risiko efek samping," jelasnya. (RO/S-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat