visitaaponce.com

Peneliti Unas dan Rutgers University Koleksi 501 Ekstrak Tumbuhan Berpotensi Obat

Peneliti Unas dan Rutgers University Koleksi 501 Ekstrak Tumbuhan Berpotensi Obat
Wakil Rektor Unas Bidang PPMK Prof Dr Ernawati Sinaga MS Apt (kanan) melakukan pengamatan dan scanning untuk mengenal jenis tumbuhan.(Ist)

PARA peneliti Universitas Nasional (Unas) berkolaborasi bersama dengan peneliti dari CBCD (Center for Botanical and Chronic Diseases) Rutgers University New Jersey melakukan bioprospeksi serta ekstraksi tumbuhan secara langsung di lapangan.

Kegiatan dalam rangka eksplorasi tumbuhan berkhasiat untuk obat itu dilakukan di berbagai tempat yakni Taman Sringanis, Bogor, dan Kawasan Konservasi Desa Cilembu, Sumedang, Jawa Barat.

Kemudian, di Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat, Taman Hutan Raya Ir H Juanda dan Bumi Herbal, Dago Pakar, Bandung, serta di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.

Selama kegiatan tersebut, peneliti Unas dan Rutgers University mampu mengumpulkan 501 ekstrak tumbuhan yang berpotensi untuk obat.

Adapun tim peneliti terdiri dari Wakil Rektor Unas Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama (PPMK) Prof Dr Ernawati Sinaga MS Apt, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unas Dr Ir Nonon Saribanon MSi, dan Dosen Fakultas Biologi Unas Dra Noverita MSi.

Selanjutnya, mentor sekaligus peneliti dari Rutgers University of New Jersey Isabel Armas Gutierrez, peneliti CBCD Indonesia Alvira Noer Effendi MSi, Hanifa Nur Adilah MSi, dan Putri Sakinah SPd serta staf Laboratorium Biologi Chairil Rohadi ST.

Wakil Rektor Unas Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama Ernawati Sinaga mengatakan kegiatan bioprospeksi merupakan tindak lanjut dari kerja sama antara Unas dan Rutgers University. 

"Kerja sama difokuskan melatih peneliti muda, serta melaksanakan penelitian dan penulisan publikasi ilmiah," kata dia melalui keterangannya, Senin (27/3).

Lebih jauh, Erna menjelaskan dalam kegiatan bioprospeksi para peneliti menggunakan metode RAMES (rapid metabolome extraction and storage). Metode yang dikenalkan Profesor Ilya Raskin dari Rutgers University, AS, ini adalah metode ramah lingkungan dan hanya menggunakan sedikit sampel serta dapat dikerjakan langsung di lapangan.

“Jadi ini adalah metode cepat, ramah lingkungan sehingga kami bersedia bekerja sama dengan teman-teman dari Rutgers University guna melakukan koleksi ekstrak tumbuhan Indonesia yang nanti disimpan di laboratorium Unas, dan diberi nama MAGIC Library,” ungkap Erna.

Ia menambahkan dia bersama tim akan terus mengumpulkan ekstrak-ekstrak tumbuhan yang bisa digunakan di masa depan bukan hanya untuk Indonesia tetapi juga untuk dunia.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unas Dr Ir Nonon Saribanon MSi mengatakan studi bioprospeksi dengan metode RAMES, dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan juga berbiaya rendah, sehingga memudahkan peneliti untuk mengerjakan langsung di lapangan.

“Sejauh ini kami melakukan ekstraksi lebih dari 100 sampel tumbuhan setiap ke lapangan, dan diharapkan ke depannya kami bisa memperluas jaringan untuk melaksanakan studi ini di berbagai tempat dengan kerja sama bersama mahasiswa lainnya di berbagai universitas,” ungkapnya.

Ia melanjutkan selain melibatkan dosen dan mahasiswa dari program sarjana dan magister, kegiatan bioprospeksi juga melibatkan masyarakat.

Peneliti dari Rutgers University of New Jersey yaitu Isabel Armas Gutierrez mengungkapkan metode RAMES sangat unik karena bisa cepat mengetahui apakah tanaman mengandung potensi sebagai obat atau tidak.

Ia berharap dengan kegiatan seperti ini akan banyak tanaman obat di Indonesia yang bisa dipergunakan. “Semoga kegiatan ini akan terus berlanjut agar biodiversitas di dunia bisa lebih baik”, paparnya.

Dalam eksplorasi di Kebun Raya Bogor, tim peneliti didampingi oleh tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi BRIN Prof Dr Ir Enny Sudarmonowati menilai kegiatan eksplorasi ini sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi khasiat apa yang terkandung pada tanaman. 

“Ini juga menunjukkan capacity building dan transfer of technology antarpeneliti Indonesia,” pungkasnya.

Kegiatan bioprospeksi ini didukung juga oleh NIH Fogarty International Center, Asia-Pacific Network For Global Change Research, dan CBCD Rutgers University. (RO/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat