visitaaponce.com

PP Lesbumi Puasa Ramadan Momentum Tingkatkan Ketakwaan

PP Lesbumi: Puasa Ramadan Momentum Tingkatkan Ketakwaan
Anak-anak membaca Al Quran bersama-sama saat mengikuti Pesantren Kilat Ramadan 1444 H di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta.(MI/RAMDANI)

WAKIL Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (PP Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hartawan Candra Malik atau Gus Candra menilai ibadah puasa bulan Ramadan merupakan momentum untuk meningkatkan ketakwaan.

Dia menjelaskan bahwa orang yang beriman harus bersyukur ketika berjumpa dengan bulan Ramadan karena diberikan kesempatan untuk naik ke tingkatan diri yang lebih tinggi.

"Puasa adalah anugerah yang luar biasa besar dari Allah kepada manusia untuk menapaki jenjang anak tangga kemuliaan menuju derajat yang lebih tinggi, bahkan setinggi-tingginya hingga yang paling tinggi, yaitu derajat takwa kepada Allah SWT," kata Gus Candra seperti dilansir Antara di Jakarta, Rabu (29/3).

Menurut dia, berpuasa Ramadan sejatinya lebih dari sekadar menahan lapar dan haus, melainkan juga harus mengendalikan nafsu demi sempurnanya ibadah puasa yang dilaksanakan.

Karena itu, menurut dia, berpuasa sebaiknya juga merupakan ikhtiar menahan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan yang dapat membatalkan puasa.

"Pada hakikatnya, berpuasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, serta berhubungan seksual dengan pasangan di siang hari. Berpuasa adalah menahan diri dari godaan hawa nafsu yang dirangsang oleh penginderaan kita terhadap hal-hal di luar diri," ujarnya.


Baca juga: Jelajahi 1.001 Menu Spesial Ramadan di Swiss-Belinn Airport Jakarta


Gus Candra menilai menunaikan ibadah puasa Ramadan di Indonesia bisa dikatakan memiliki corak tersendiri jika dibandingkan dengan negara lain.

Hal itu, lanjut dia, berhubungan dengan Indonesia yang terdiri atas banyak suku, agama, dan kepercayaan, sehingga masyarakat Indonesia seharusnya sudah terbiasa dalam menghadapi perbedaan yang ada.

Pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syahadah, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, itu juga berpesan bahwa umat Islam harus tetap mengedepankan cara yang santun dalam menyikapi perbedaan.

"Perbedaan pendapat adalah rahmat, pertama, kita harus mensyukuri perbedaan pendapat tersebut. Kedua, kita sampaikan pendapat dengan cara yang baik, tidak perlu perdebatan apalagi disertai kekerasan dan pemaksaan kehendak," ujarnya.

Ketiga, kebebasan berpendapat dilindungi oleh undang-undang sehingga selayaknya kita menghargai perbedaan pendapat itu.

Gus Candra Malik mengajak untuk memanfaatkan Ramadan dengan sebaik-baiknya sebagai ajang peningkatan kualitas diri menjadi lebih baik.

Karena itu, sebaiknya umat Islam benar-benar memanfaatkan momentum Ramadan saat ini untuk memperbaiki diri, berikrar tidak mengulangi kesalahan dan kekhilafan yang sama, serta berharap dapat mencapai tujuan menjalankan kewajiban berpuasa di bulan Ramadan, yaitu supaya kita bertakwa kepada Allah SWT. (Ant/I-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat