Ini Pentingnya Deteksi dan Penanganan Dini Skoliosis
![Ini Pentingnya Deteksi dan Penanganan Dini Skoliosis](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/2c8b82ae741093ec551fb23a0269b9be.jpg)
SKOLIOSIS merupakan kelainan yang ditandai dengan bentuk tulang belakang yang melengkung menyerupai bentuk “S” atau “C”.
Skoliosis ada yang ringan ada yang berat. Skoliosis yang ringan tidak bergejala dan tidak tampak jelas perubahan bentuk.
Adapun skoliosis yang berat bersifat progresif (semakin melengkung seiring waktu), tampak perubahan bentuk, dan menyebabkan rasa pegal atau nyeri pada punggung, gangguan pernafasan.
Baca juga: Cegah Skoliosis Bertambah Parah
Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi RS Premier Bintaro, dr. Omar Luthfi, Sp.OT (K) Spine menjelaskan, sejauh ini penyebab skoliosis tidak diketahui secara pasti. Skoliosis sering kali mulai tampak dan paling progresif pada puncak masa pertumbuhan remaja.
Gunakan Metode Adam's Test
Cara mudah mendeteksinya bisa dilakukan dengan metode Adam’s Test. Metode yang bisa dilakukan sendiri di rumah ini sebaiknya dicoba saat anak berusia 10-15 tahun (kelas 5 SD – 1 SMA).
Bagaimana caranya? Pertama, minta anak luruskan tangan ke depan, pertemukan kedua telapak tangan, membungkuk ke depan 90o, lalu orangtua/pemeriksa melihat dari dari belakang dalam posisi duduk.
Baca juga: Penanganan Skoliosis Harus Sejak Dini
“Cek apakah tulang belikatnya, jika tinggi sebelah patut dicurigai anak mengalami skoliosis dan perlu diperiksakan ke dokter,” tutur dr. Omar yang juga dokter konsultan tulang belakang ini pada sesi temu media dan buka bersama di Jakarta, baru-baru ini.
Tangani Sedini Mungkin
Jika memang anak terdiagnosis skoliosis, penanganan sedini mungkin menjadi langkah yang sangat penting. Penanganan dini ini dilakukan sebelum kurva atau kelengkungan tulang belakang menjadi berat. Penanganan sejak awal berfungsi untuk mencegah bertambahnya kelengkungan tulang belakang.
“Jika kurva kelengkungan tulang belakang <25o, langkah yang diperlukan ialah pemantauan rutin setiap 4-6 bulan melalui foto rontgen," jelasnya.
"Jika kurva 25o-50o anak perlu menggunakan brace (rompi khusus yang ketat) yang didesain khusus sesuai bentuk skoliosis. Fungsinya untuk mencegah skoliosis bertambah parah agar nantinya tidak perlu di operasi,” papar dr. Omar.
Baca juga: Cara Memperbaiki Postur Tubuh Bungkuk Agar Tegap dan Proposional
Adapun pada kasus yang berat dengan kurva kelengkungan > 50o, penanganan dilakukan melalui tindakan operasi pemasangan implan untuk memperbaiki bentuk tulang belakang mendekati normal semaksimal mungkin.
Operasi dikerjakan oleh tim multidisiplin yang anggotanya antara lain dokter tulang belakang, neurolog, tim anestesi, dan staf kamar operasi.
“Masyarakat tidak perlu takut dengan operasi tulang belakang sebab saat ini, dengan bantuan peralatan yang semakin canggih dan teknologi implan yang baik, keamanan dan hasil koreksi skoliosis juga semakin meningkat. Salah satu teknologi canggih yang sangat membantu meningkatkan hasil operasi skoliosis ialah teknologi Robotic Spine Surgery,” terang dr. Omar.
Robotic Spine Surgery, lanjutnya, mampu meningkatkan presisi dan akurasi pemasangan implan hingga 99%, bahkan untuk kasus yang sangat sulit sekalipun. Dengan demikian, risiko dan komplikasi pemasangan implan dapat ditekan seminimal mungkin.
Tidak Perlu ke Luar Negeri
Saat ini, operasi tulang belakang menggunakan teknologi Robotic Spine Surgery sudah tersedia di rumah sakit dalam negeri. Salah satunya yakni di RS Premier Bintaro.
Baca juga: Cegah Efek Lebih Lanjut, Saat Nyeri Tulang Segera Periksa ke Dokter Ortopedi
“RS Premier Bintaro memiliki Robotic Spine Surgery yang dinamakan Robbin. Alat ini digunakan salah satunya adalah untuk penanganan kasus skoliosis dengan menggunakan teknologi AI (Artificial Intelegence), di mana ini di Asia Tenggara alat ini hanya ada di Indonesia yg salah satunya adalah di RS Premier Bintaro.
Tujuan utamanya adalah mendukung program pemerintah agar masyarakat tidak perlu berobat ke luar negri,” tutur Drg. Kencana Widya, MARS selaku Manager Marketing RS Premier Bintaro, pada kesempatan sama.
Ia menambahkan, RS Premier Bintaro juga memiliki program screening skoliosis yang dilakukan secara aktif terjun ke sekolah-sekolah maupun kampus dengan membawa serta dokter konsultan tulang belakang dan tim Ramsay Spine Center. (Nik/S-40
Terkini Lainnya
Pelaku Mutilasi Garut Diduga ODGJ
Paifori Targetkan Cetak 1.000 Praktisi Olahraga Tahun Ini
Olahraga yang Cocok bagi Jemaah Haji yang sudah Pulang
Metode Laser Bisa Obati Wasir Lebih Cepat dan Minim Nyeri
Kata Dokter, Olahraga Sambil Nonton Drakor Cukup
Kemenkes Dinilai belum Siap Implementasi SKP
Korea Selatan Perintahkan Dokter yang Mogok kembali Bekerja
Masuk UGM Lewat SNBT, Persaingan Terketat Ternyata bukan di Prodi Kedokteran
Kabupaten Indramayu Jalankan Program Dokter Masuk Desa
Wakil Indonesia Jadi Pembicara Tamu Kehormatan dalam Profound Health Summit 2024 di Inggris
Tingkatkan Pendidikan Kedokteran, Holding RS BUMN Bersinergi dengan IJN Malaysia
DPR Minta Mobilisasi Dokter Asing Diatur Ketat
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap