visitaaponce.com

Sebagian Besar Jemaah Haji asal Indonesia Berpenyakit

Sebagian Besar Jemaah Haji asal Indonesia Berpenyakit
Kepala Pusat Kebijakan Kesehatan Haji, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Liliek Marhaendro Susilo(Windy Dyah Indriantari)

JEMAAH haji Indonesia memiliki profil kesehatan yang rentan. Sebagian besar dari mereka memiliki riwayat penyakit.

Demikian diungkapkan Kepala Pusat Kebijakan Kesehatan Haji, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Liliek Marhaendro Susilo, saat memberi arahan dalam Bimbingan Teknis Terintegrasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (11/4) malam.

"Rata-rata sekitar 70% jemaah haji kita punya riwayat penyakit. Itu masih akan sama pada tahun ini," ujar Liliek.

Baca juga: Kemenkes Atur Strategi Tekan Angka Kematian Jemaah Haji

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penyakit yang paling banyak diderita jemaah asal Tanah Air adalah penyakit yang menjadi faktor risiko serangan jantung, stroke, dan pneumonia.

Dengan riwayat penyakit, jemaah harus menyesuaikan kegiatan ibadah dengan kondisi tubuh. Mereka diminta tidak memaksakan melakukan banyak ibadah yang bukan ibadah wajib haji.

Baca juga: Kematian Jemaah Haji Melonjak setelah Mina

"Di masa pra-Armuzna (Arafah, Muzdaifah, Mina), jemaah  belum banyak kegiatan yang wajib. Ini yang harus kita perhatikan. Mereka banyak melakukan ibadah sunah sehingga kelelahan," papar Liliek.

Kondisi memaksakan melakukan ibadah sunah turut berkontribusi pada merosotnya kondisi kesehatan pasca-Armuzna. Angka kematian pada periode tersebut pun melonjak.

Liliek meminta petugas haji mengedukasi jemaah agar lebih fokus menyiapkan fisik untuk ibadah haji. Dengan begitu, jemaah bisa menjalankan wukuf, mabit di Muzdalifah dan lempar jumrah di Mina dengan baik.

"Beri pengertian kepada jemaah agar mereka selalu bugar, sehingga di masa Armuzna, mereka di puncak kebugaran, bukan puncak kelelahan."

Menurut data Kemenkes, indeks kematian per 1.000 jemaah Indonesia sebesar 2,02 pada 2016; 2,98 (2017), 1,75 (2018), 1,96 (2019), dan 0,89 (2022). Angka-angka tersebut tertinggi di antara negara-negara pengirin jemaah haji terbanyak, seperti Pakistan, Bangladeah, India , dan Malaysia.

Kemenkes juga mencatat jumlah kematian terbanyak terjadi di RS Arab Saudi. Yang cukup mengkhawatirkan, pondokan atau penginapan jemaah menjadi lokasi dengan angka kematian terbanyak kedua. Oleh sebab itu, tim kesehatan akan semakin didekatkan ke jemaah. Tahun ini, pos kesehatan akan dibuka di tiap hotel atau penginapan. (Ndy)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat