visitaaponce.com

Edukasi Stunting kepada Pemudik, BKKBN Buka Posko di Cipularang

Edukasi Stunting kepada Pemudik, BKKBN Buka Posko di Cipularang
Ilustrasi Posko Mudik Gombel, Jalan Setiabudi, Bukit Gombel, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (15/4/2023).(ANTARA/AJI STYAWAN)

BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun memanfaatkan momen mudik Lebaran 2023 ini untuk memberi edukasi pencegahan stunting, pembangunan keluarga, pendidikan kependudukan, dan juga keluarga berencana.

Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi BKKBN Eka Sulistia Ediningsih mengatakan BKKBN sesuai tugas dan fungsi terus memberikan edukasi, menyampaikan informasi kepada masyarakat terkait upaya pencegahan stunting, pembangunan keluarga, pendidikan kependudukan, dan tentang pentingnya keluarga berencana.

"BKKBN terus melaksanakan tugas dan fungsi sesuai amanah undang-undang. Nah, momen libur Lebaran dan arus mudik tahun 2023 ini kami pun memanfaatkan untuk memberi edukasi dan menyampaikan informasi tentang pencegahan stunting," kata Eka Sulistia melalui keterangan resmi, Rabu (19/4).

Baca juga : Pekan Pelayanan KB Sasar 1,25 Juta Akseptor

Menurut Eka, posko mudik 2023 tujuannya untuk penyebarluasan program Bangga Kencana dan Pencegahan Stunting dalam momentum mudik. Posko mudik dibuka di Rest Area Km 72, Tol Cipularang, Bandung, Jawa Barat.

"Di rest area ini, para pemudik bisa memeriksa kesehatan gratis, seperti pengukuran tensi, kadar gula darah, kolesrerol oleh tenaga medis yang sudah disiapkan BKKBN. Di dalam Posko Mudik BKKBN juga ada Tim Pendamping Keluarga dari Kabupaten Purwakarta yang akan memberikan edukasi dan menyampaikan informasi tentang pencegahan stunting dan juga tentang keluarga berencana," jelas Eka.

Posko Mudik BKKBN 2023 tersebut dilengkapi dengan ruang istirahat untuk keluarga, ruang laktasi, dan juga kursi pijat. Selain itu disediakan juga takjil buka puasa.

Baca juga : Pemkot Palangka Raya Bentuk Duta Stunting

Terkait jumlah pemudik yang tahun 2023 ini jumlahnya diperkirakan mencapai 120 juta orang, Eka mengatakan Tim Pendamping Keluarga (TPK) agar juga memanfaatkan momentum tersebut untuk mengedukasi masyarakat.

"Tim Pendamping Keluarga bisa melakukan edukasi mencegah stunting kepada warga yang pulang kampung. Jadi sambil bersilaturahmi juga memberi edukasi cegah stunting," ujar Eka.

Eka mengatakan jumlah TPK saat ini ada 200 ribu dengan anggota masing-masing tiga orang, sehingga jumlah seluruhnya mencapai 600 ribu di seluruh Indonesia, yang terdiri dari bidan desa, tim penggerak PKK, dan juga penyuluh KB. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat