visitaaponce.com

8 dari 10 Responden Inginkan Layanan Posyandu dengan Pendekatan Digital

8 dari 10 Responden Inginkan Layanan Posyandu dengan Pendekatan Digital
Peneliti Utama dan Ketua HCC Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK.(Ist)

MMPERINGATI Hari Posyandu Nasional 2023, penelitian survei dari Health Collaborative Center (HCC) menunjukkan tingkat kepercayaan ibu terhadap layanan Posyandu khususnya Posyandu ibu dan anak tinggi.

Namun para ibu berharap pelayanan Posyandu dengan pendekatan teknologi dan digitalisasi yang diyakini dapat memantapkan kualitas pelayanan di Posyandu.

Menurut Peneliti Utama dan Ketua HCC Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, studi cross-sectional tentang Perspektif dan Kepercayaan Posyandu ibu anak yang dilakukan dengan melibatkan 2.155 responden ini menunjukkan total tingkat kepercayaan Ibu terhadap layanan Posyandu sangat signifikan.

Baca juga: Aktifkan Kembali Posyandu untuk Tingkatkan Kualitas Kesehatan Nasional

“Dua indeks kepercayan yang kami analisis, yaitu indeks spontanitas dan indeks gabungan pengetahuan sikap perilaku dari responden menunjukkan bahwa mayoritas responden sangat percaya bahwa Posyandu adalah pos layanan kesehatan yang dapat menjawab kebutuhan bayi dan anak, kesehatan ibu hamil dan menyusui serta menjadi sumber informasi terpercaya dalam pemantauan tumbuh kembang anak," jelas dr.Ray. 

Kader Posyandu sebagai Sumber Utama Kesehatan Ibu dan Anak

Bahkan 89% persentasi kumulatif responden masih menjadikan informasi dari penyuluhan kader posyandu sebagai sumber utama untuk kesehatan ibu anak.

Baca juga: Menko PMK Bersyukur Masyarakat Makin Peduli Stunting

Selain itu aspek pemantauan tumbuh kembang memiliki indiaktor spontanitas hingga 96%.

"Survei ini menunjukkan bahwa Ibu di Indonesia yang diwakili oleh responden pada penelitian ini masih sangat percaya dengan layanan posyandu serta menjadikan posyandu sebagai fasilitas Kesehatan yang reliable untuk ibu dan anak,” tegas dr Ray yang sering memberi edukasi Kesehatan lewat akun instagramnya @ray.w.basrowi . 

Beberapa indikator signifikan seperti kepercayaan ibu bahwa posyandu bisa membantu dan turut memastikan dan menjaga kesehatan ibu dan bayi atau anaknya juga sangat sigifikan dengan persentase kumulatif hingga 70%.

70% Responden Percaya kepada Kader Posyandu

Begitu pula dengan aspek kader Posyandu, 70% responden menyatakan kader posyandu bisa memberi informasi tumbuh kembang bayi anak serta kesehatan ibu hamil yang baik dan terpercaya, meskipun responden tetap berkonsultasi dengan bidan dan dokter. 

Baca juga: Stunting Rugikan Negara Rp300 Triliun per Tahun

Namun Ray mengungkapkan studi ini menemukan beberapa indikator peluang untuk meningkatkan upaya transformasi layanan kesehatan primer termasuk Posyandu.

Terdapat sekitar 30% responden yang tidak akurat dalam menggambarkan indikator pelayanan posyandu diantaranya fungsi dan kegunaan KMS atau kartu menuju sehat, dimana hal ini merupakan indikator teknis.

Menurut Ray, disinilah letak potensi pemantapan layanan posyandu dengan pemanfaatan teknologi atau pendekatan digital.

Karena beberapa studi menunjukkan bahwa digitalisasi layanan primer termasuk layanan Kesehatan komunitas bisa efektif meningkatkan pelayanan Kesehatan.

Selain itu terlihat bahwa 80% persentasi kumulatif responden mengatakan akan lebih senang bila ada

Selain pemanfaatan digital, menurut Ray pentingnya juga transformasi posyandu mencakup perluasan layanan Kesehatan ibu dan anak yang lebih substansial.

“Pelayanan aspek Kesehatan mental juga bisa dijadikan menu layanan yang prinsipil di posyandu mengingat tingginya isu mental health," katanya.

Baca juga: Tekan Stunting, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Revitalisasi Posyandu

Dan satu lagi yang penting dikembangkan adalah aspek skrining gangguan penglihatan dan pelayanan kesehatan mata terutama pada anak.

"Bahkan aspek pelayanan kesehatan mata menjadi sangat krusial dan peran Posyandu bisa semakin penting untuk menjadi konektor sistem poros Posyandu-Sekolah-Puskesmas dalam pelayanan kesehatan mata," jelas Ray.

Apalagi beberapa survei terbaru menunjukkan angka gangguan penglihatan terutama rabun jauh pada anak usia sekolah sangat tinggi.

Studi dari Health Collaborative Center ini merekomendasikan bahwa pemantapan kader sangat penting, karena sebagaimana lumrahnya suatu pendekatan pelayanan Kesehatan komunitas, kader posyandu memiliki keunggulan proximity yang terbukti efektif.

Itu sebabnya pelatihan kader posyandu dengan modul spesifik sesuai kompetensi 1000 hari pertama kehidupan juga harus dilengkapi dengan modul komunikasi Kesehatan efektif.

Survei HCC bertajuk Perspektif dan Kepercayaan Terhadap Posyandu ini merupakan bagian dari kontribusi ilmiah HCC untuk peringatan hari Posyandu 2023.

Survei dengan 2.155 Responden di 30 Provinsi

Survei pada 2.155 responden ini mencakup 30 provinsi dengan mayoritas responden adalah ibu muda berusia produktif dengan mayoritas Pendidikan SMA.

Baca juga: Kader Posyandu Harus Maksimalkan Penanganan Stunting

Tim peneliti HCC yang diperkuat oleh Research Associate Yoli Faradika ini merekomendasikan bahwa pemantapan kader sangat penting, karena sebagaimana lumrahnya suatu pendekatan pelayanan kesehatan komunitas, kader Posyandu memiliki keunggulan proximity yang terbukti efektif.

Itu sebabnya pelatihan kader Posyandu dengan modul spesifik sesuai kompetensi 1000 hari pertama kehidupan juga harus dilengkapi dengan modul komunikasi kesehatan efektif.

Bahkan rekomendasi lain adalah penting untuk mempercepat transformasi teknologi di Posyandu serta memperluas cakupan layanan kesehatan di Posyandu dengan d iantaranya memasukkan aspek layanan Kesehatan mental dan kesehatan penglihatan. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat