visitaaponce.com

Menko PMK Bersyukur Masyarakat Makin Peduli Stunting

Menko PMK Bersyukur Masyarakat Makin Peduli Stunting
Petugas kesehatan mengukur tinggi bayi di Posyandu Mayang, Kelurahan Mrican, Kota Kediri, Jawa Timur.(Antara/Prasetia Fauzani)

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengaku bersyukur karena seluruh elemen bangsa, mulai dari pemerintah, pengusaha hingga masyarakat sudah berkolaborasi dalam upaya percepatan penurunan angka stunting.

Hal tersebut ia sampaikan dalam Rapat Koordinasi Teknis Kemitraan Program Bangga Kencana & Percepatan Penurunan Stunting 2023, Rabu (8/3).

“Alhamdulillah saya rasa stunting sudah menjadi gerakan nasional. Ini sudah menjadi bagian dari kesadaran masyarakat luas bukan hanya instansi bukan hanya aparat, tetapi semua orang bicara stunting. Semua orang ingin berpartisipasi dan itulah yang penting. Kalau itu sudah diadopsi, mendarah daging di dalam hati dan pikiran masyarakat, stunting ini akan menjadi persoalan siapapun yang nanti akan memimpin Indonesia maka tidak boleh mengabaikan namanya stunting ini, dan itu yang menjadi target kita,” kata Muhadjir.

Baca juga: Stunting Rugikan Negara Rp300 Triliun per Tahun

Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk memberikan penanganan terbaik bagi anak pada fase seribu hari pertama kehidupan.

“Seribu hari pertama awal kehidupan itu wajib tidak bisa diabaikan. Kenapa? Jadi seribu hari ini kalau lewat, selesai. Kita mungkin termasuk bagian yang selesai itu karena 54% menurut Bank Dunia tahun 2019 ya 54% angkatan kerja produktif Indonesia itu mantan stunting,” jelas Muhadjir.

Baca juga: Menko PMK: Berantas Kemiskinan Kunci Tekan Angka Stunting

Sementara itu Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memaparkan, menurut data Kementerian Kesehatan, pada 2022, faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan stunting yaitu pemberian air susu ibu (ASI) sebanyak 96,4%, sumber protein hewani 69,9%, inisiasi menyusu dini (IMD) 60,1%, konseling gizi sebanyak 32%, sumbes susu dan olahan 30,1%, dan ASI Eksklusif 16,7%.

“Faktor yang menyebabkan stunting ini yang paling berpengaruh apa, memang juga sudah di analisis, ASI eksklusif saya kira tetap perlu diperhatikan karena ASI masih menjadi bagian yang penting, kemudian protein hewani, tidak harus mahal mahal protein hewani, ASI adalah barang yang cukup murah, lele lebih baik daripada daging sapi, lele juga sudah cukup , ikan kembung juga sudah cukup tidak perlu ikan ikan impor yang mahal,” terang Hasto.

Fokus intervensi yang dilakukan BKKBN untuk menurunkan stunting adalah dari pra-nikah, ibu hamil dan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Oleh karena itu Hasto sangat berterima kasih kepada para mitra yang ikut berpartisipasi dalam penurunan stunting ini.

“Kami berterimakasih atas gotong royong yang luar biasa kepada para mitra semuanya. Kemudian ada dapur sehat mengatasi stunting juga didukung oleh para mitra yang hadir di sini kami ucapkan terima kasih untuk memberikan contoh seperti apa makanan sehat, begitu juga tim pendamping keluarga. Kami berterima kasih kepada bidan yang juga ikut tekun menjadi tim pendamping keluarga. Saya sering merayu bidan itu begini ‘bidan bukan segala galanya, tapi tanpa bidan BKKBN tidak ada apa-apanya,” tandasnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat