Polusi Udara di Dalam Rumah Berbahaya untuk Anak
![Polusi Udara di Dalam Rumah Berbahaya untuk Anak](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/0415b27ae99db8b7c96300e9b024e213.jpg)
POLUSI udara di dalam ruangan memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan anak dan dapat berujung pada kematian. Hal itu diungkapkan Ketua Satuan Tugas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kurniawan Taufiq Kadafi.
Salah satu penyebab polusi dalam ruangan adalah aktivitas memasak yang tidak mendapatkan dukungan akses udara yang bersih. Hal itu disebut menjadi penyebab paparan polusi bagi 2,4 juta anak di seluruh dunua pada 2020.
"Polusi di dalam ruangan bersumber dari aktivitas memasak menggunakan kerosin di rumah yang tidak memiliki ventilasi yang baik," ungkap Taufiq saat sesi diskusi virtual, Selasa (2/5).
Baca juga: 4 Dampak Perubahan Iklim pada Anak
Salah satu material bahan bakar kerosin yang lazim digunakan dalam aktivitas memasak adalah minyak tanah, sedangkan bahan bakar padat lainnya adalah batubara, arang, dan kayu bakar.
Taufiq mengatakan kondisi tersebut mesti diwaspadai karena data dari UNICEF menyebutkan hal tersebut berkontribusi terhadap sebanyak 3,2 juta kematian bayi prematur pada 2019.
"Ini kelihatannya sepele, memasak lalu asapnya terperangkap di dalam rumah, kemudian terhirup oleh bayi dan berisiko terjadi kematian dengan komplikasi saluran pernapasan dan sebagainya," tegasnya.
Baca juga: Polusi Udara Membunuh 1.200 Anak Setiap Tahun di Eropa
Indoor air pollution atau polusi udara imbas dari aktivitas pembakaran di dalam rumah, lanjutnya, juga menjadi penyebab dari 237 ribu angka kematian anak-anak di bawah usia lima tahun.
"Apalagi di Indonesia masih heterogen, ada area di satu provinsi misalnya ada rumah-rumah yang didesain tidak memiliki ventilasi yang baik. Ini cukup berbahaya, mesti diwaspadai," ujar Taufiq.
Sementara itu, polusi udara di luar ruangan, juga sama-sama memiliki dampak besar bagi kesehatan yang dapat berujung pada kematian. Polusi tersebut biasanya berasal dari pembakaran aktivitas perusahaan, pertanian, konstruksi dan sebagainya.
"Polusi udara di luar ruangan turut berdampak pada 4,2% kematian bayi prematur di secara global pada 2019, termasuk kematian sebanyak 154 ribu anak-anak usia di bawah lima tahun," kata Taufiq.
Taufiq kemudian mengatakan, untuk menyikapi kondisi tersebut, langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah membuka jendela dan ventilasi rumah sehingga tidak ada asap yang terkumpul di dalam rumah hasil dari aktivitas memasak.
"Membuka semua jendela dan pintu ketika memasak dan menjauhkan anak-anak dari sumber asap," jelasnya.
Sedangkan untuk polusi udara di luar rumah, lanjut dia, langkah strategis yang dapat diterapkan adalah mengganti perangkat teknologi dengan sumber tenaga surya. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Pola Pikir Positif Bantu Anak Mudah Beradaptasi di Sekolah Baru
Aniaya Anak, Gadis Indekos Jadi Terdakwa
Kominfo Sebut Bandar Judi Online Sasar Anak Lewat Game
Upaya Kembalikan Hak Bermain Anak Pejuang Kanker
Judi Online Mengancam Kualitas Bonus Demografi
25 Rekomendasi Film Indonesia untuk Anak, Bisa Menjadi Inspirasi dan Edukasi
Belum Diakomodasi, Puluhan Emak-Emak di Depok kembali Gelar Aksi Tuntut Kepastian PPDB
Gejala Hepatitis pada Anak tidak Selalu Mata Kuning
Ini Usia Optimal untuk Mengkhitan Anak
Pertengkaran Anak-anak saat Liburan, Ini Cara Mengatasinya
Orangtua Harus Tahu Cara Mengatasi Migrain pada Anak
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap