visitaaponce.com

Satu dari Empat Anak Tinggal Bersama Orangtua yang Memiliki Masalah Mental Serius

Satu dari Empat Anak Tinggal Bersama Orangtua yang Memiliki Masalah Mental Serius
Ilustrasi - Data WHO menunjukan 10%-20% anak dan remaja di dunia mengalami kondisi  kesehatan mental.(Thinkstock)

DATA World Health Organization (WHO) 2021 menjelaskan, 10%-20% anak dan remaja di seluruh dunia mengalami kondisi permasalahan terkait kesehatan mental. Di mana 50% di antaranya mulai sejak usia 14 tahun dan 75% pada usia pertengahan 20-an.

Selain itu, satu dari empat anak saat ini tinggal bersama orangtua yang memiliki kondisi mental yang serius. Kondisi ini menunjukkan kurangnya layanan MHPSS (Mental Health and Psychosocial Support / Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial) bagi orangtua, dapat berdampak serius pada perlindungan, kesehatan, dan kesejahteraan anak.

Kondisi psikologis orangtua yang rentan dapat meningkatkan risiko kekerasan antar pasangan, kekerasan terhadap anak, dan kurangnya kemampuan orangtua dalam mendidik anak. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah dalam meningkatkan layanan Kesehatan mental dan dukungan psikososial untuk orangtua guna mencegah terjadinya kasus kekerasan dan memastikan kesejahteraan anak.

Baca juga: Ayah Lakukan Kekerasan Seksual terhadap Anak Kandung di Sidoarjo, KPAI: Hukum Berat dan Cabut Hak Asuh

Save the Children Indonesia menyoroti isu kesehatan mental orangtua dalam kasus-kasus pembunuhan yang satu minggu terakhir. Dari kasus-kasus tersebut, orangtua merupakan pelaku kejahatan di mana seharusnya orangtua menjadi orang terdekat yang melindungi anak dan yang paling dipercaya oleh anak. 

Tak jarang salah satu alasan utama pembunuhan karena faktor kemiskinan, ketidaksanggupan memberikan pengasuhan, dan paling buruk adalah anggapan orangtua bahwa membunuh untuk menyelamatkan anak.

Baca juga: Lembaga Pendidikan Harus Jadi Teladan dalam Kemanusiaan dan Budi Pekerti

“Kasus pembunuhan anak yang belakangan terjadi menunjukkan betapa pentingnya semua pihak memberi perhatian pada isu kesehatan mental orangtua. Kondisi kesehatan mental pada orangtua dapat berdampak besar pada anak-anak yang diasuhnya, dan memengaruhi perilaku serta kesejahteraan mereka," ujar Troy Pantouw / Chief of Advocacy, Campaign, Communication & Media – Save the Children Indonesia, Minggu (7/5).

"Save the Children Indonesia mendesak Pemerintah untuk memprioritaskan isu kesehatan mental orangtua dalam berbagai bentuk kegiatan secara nyata dan meningkatkan akses, maupun kualitas layanan kesehatan mental bagi masyarakat, khususnya orangtua.” 

Beberapa Studi terkait Kekerasan pada Anak dan Kesehatan Mental membuktikan bahwa orangtua yang semasa kecilnya mengalami kekerasan dalam pengasuhan berpotensi melakukan pengulangan dalam pengasuhan itu pada anaknya. Bahkan berpotensi memiliki ganguan kesehatan mental saat ia dewasa, terutama ketika tidak pernah mendapatkan bantuan layanan professional.

Save the Children Indonesia juga meminta masyarakat untuk menghentikan stigma dan persepsi terhadap masalah kesehatan mental. Kesehatan mental bukanlah hal yang tabu dan diabaikan. Namun perlu dimintakan bantuan dan didukung agar mengalami pemulihan, sehingga bagi orangtua yang mengalaminya akan merasa lebih nyaman dan terbuka untuk mencari, serta menerima bantuan dalam mengatasi isu kesehatan mental mereka dari para ahli.

Save the Children Indonesia melalui program MHPSS / Kesehatan Mental dan Layanan Dukungan Psikososial yang diimplementasikan di Jakarta dan Jawa Barat membuktikan bahwa kondisi mental yang sehat dari orangtua, pengasuh utama dan orang-orang terdekat dengan anak akan membantu membangun hubungan yang baik, aman dan hangat. Hal ini juga membantu perkembangan mental anak dan mencapai hasil pendidikan yang lebih baik. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat