visitaaponce.com

KLHK 67 Konsumen Pilih Produk Ecofriendly

KLHK: 67% Konsumen Pilih Produk Ecofriendly
Sabun tanpa kemasan plastik yang ecofriendly milik Toko Nol Sampah di Bandung, Jawa Barat.(Antara/Raisan Al Farisi)

PROBLEM sampah di Indonesia belum usai dan malah semakin kompleks. Pola bisnis berkelanjutan atau ecofriendly kian menjadi tren karena mendatangkan pundi-pundi tidak sedikit.

Riset yang dilakukan pada 2020 menunjukkan, sebanyak 67% konsumen memilih produk ecofriendly. Selain itu sebanyak 60% konsumen memilih untuk membeli barang dari perusahaan ecofriendly.

"Kini bisnis berkelanjutan menjadi tren baru di masyarakat Indonesia. Hal itu terlihat dari semakin banyaknya konsumen yang mulai sadar untuk memilih produk-produk yang ramah lingkungan," kata Direktur Pengurangan Sampah KLHK Vinda Damayanti Ansjar saat  peluncuran produk tisu basah bersertifikat Ekolabel PZ Cussons di The Hermitage Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (10/5).

Baca juga : Minimalkan Limbah, Wellen Print Gunakan Teknologi Cetak Eco Friendly

Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) setiap tahunnya Indonesia menghasilkan kurang lebih sebanyak 65 juta ton sampah. Dari angka itu, sebut Vinda, sebesar 17% merupakan sampah plastik.

Oleh karenanya penting sekali bagi para pelaku usaha unuk memerhatikan aspek dari hulu sampai hilir dari bisnis prosesnya dengan menerapkan pola bisnis berkelanjutan.

Baca juga : KLHK Galakkan Gerakan Sedekah Sampah di Rumah Ibadah

Selain itu, pelaku usaha juga harus turut andil dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari kegiatan usahanya dengan mempertimbangkan aspek ekonomi. sosial dan lingkungan.

"Dalam koteks pengelolaan sampah pelaku usaha sudah harus memikirkan bagaimana caranya agar produknya, wadahnya atau kemasannya yang digunakan sedapat mungkin menggunakan material yang mudah diproses secara alami atau dapat dikomposkan dan menghasilkan sesedikit mungkin sampah dengan cara menggunakan material yang layak didaur ulang atau diguna ulang," beber dia.

Bentuk-bentuk kemasan ecofriendly

Sebelumnya, dalam artikel berjudul Eco-friendly packaging: Solusi Ramah Lingkungan, Mahasiswa Doctor by Research pada Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, IPB University, Mayrianti Annisa Anwar, membeberkan ada 11 perusahaan yang sudah menerapkan green concept di Indonesia.

Ke-11 perusahaan itu, yakni Apple, Panasonic, Adidas, Starbucks, Unilever, The Body Shop, PT Indocement Tunggal Prakarsa,Nike, PT Sinar Sosro, IKEA, dan Dell (Jessica, 2021).

Starbucks mengganti kemasan plastik biasa (Putra dan Prasetyawati, 2021) menjadi eco-friendly plastic dan paper (Auliandri et. al., 2018).

Bentuk-bentuk eco-friendly packaging yang sering digunakan dalam produk ramah lingkungan antara lain:

1. Compostable packaging yang berasal dari jagung, tebu, bambu, ketela dan atau bioplomer yang dapat hancur dalam hitungan 180 hari skala rumahan dan 90 hari skala industri

2. Plastik daur ulang

3. Bahan kardus yang berlapis

4. Kertas glassine

5. Plastik selulosa

6. Pelepah jagung

7. Kertas kraft

Menurutnya, kemasan ini bisa digunakan untuk produk makanan dan minuman apa saja, meskipun masih terkadang ada lapisan plastik tipis untuk dapat menahan lebih lama produk tersebut terutama untuk produk yang mengandung air/cairan. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat