visitaaponce.com

Indonesia Termasuk 20 Negara dengan Angka Hepatitis yang Tertinggi Global

Indonesia Termasuk 20 Negara dengan Angka Hepatitis yang Tertinggi Global
Ilustrasi penyakit hepatitis yang menyerang hati.(Dok. Colorestal and Gastro Clinic)

Bersama 20 negara lain di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka kasus penyakit hepatitis tertinggi di dunia. Secara global prevalensi hepatitis B mencapai 2 miliar kasus. Sebanyak 240 juta di antaranya adalah carrier kronis dan berisiko berkembang menjadi kanker hati. Hepatisis B menyebabkan angka kematian yang tinggi, sekitar 500-700 ribu per tahun.

"Indonesia termasuk dalam 20 negara dengan beban hepatitis yang besar di dunia dilihat dari angka Disability Adjusted Life Year (DALYs) terkait hepatitis B dan C," ucap Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril di Konferensi Pers Melindungi Anak dari Bahaya Penyakit Hepatitis B pada Selasa (16/5).

"Di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2013 hasil pemeriksaan Hepatitis B surface antigen (HBsAg) pada populasi umum 7,1% atau 18 juta terinfeksi hepatitis B, 50% diantaranya beresiko menjadi kronis dan 900 ribu dapat menjadi kanker hati," tambah Syahril.

Baca juga: Tak Hanya Sifilis, Ini Daftar Penyakit Menular Seksual Akibat Virus dan Bakeri yang Perlu Diwaspadai

Sementara itu, data tahun 2019 menunjukkan data prevalensi hepatitis B kronik Indonesia menjadi 3,89% atau setara 24 juta penduduk.

Syahril menjelaskan penularan hepatitis B didominasi penularan secara vertikal dari ibu ke anak mencapai 90-95% kasus, sementara 5-10% terjadi secara horizontal bisa melalui hubungan seksual, transfusi darah dan jarum suntik.

"Ini menjadi perhatian kita sesuai dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Kesehatan dimana pemerintah dan orang tua mempunyai kewajiban untuk menghindari penyakit kepada anaknya," ujar dia.

Baca juga: Mengenal Penyakit Hepatitis A, Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

Bayi yang terinfeksi hepatitis B kemungkinan untuk menjadi kronis dan sirosis cukup tinggi mencapai 80% sehingga penting untuk memutus penularan ini.

"Sebanyak 35.757 bayi lahir dari ibu yang positif hepatitis B, sebanyak 34.533 mendapatkan imunisasi HB0 dan HBg kurang dari 24 jam. Namun dari jumlah itu hanya 27% atau 9.329 bayi yang di tes HBsAg pada usia 9-12 bulan, dan didapati sebanyak 135 bayi masih positif," ungkap dr. Syahril.

Pencegahan Menyeluruh

Selain hepatitis, Indonesia juga menghadapi masalah tingginya penyakit menular seksual lainnya, yakni HIV dan sifilis. Sama dengan hepatitis, HIV dan sifilis juga bisa ditularkan secara langsung dari ibu ke anak yang terjadi sejak dalam kandungan, saat melahirkan maupun saat menyusui.

Pemberian vaksin hepatitis B secara tepat dan lengkap dapat menurunkan prevalensi hepatitis B, tetapi masih ada permasalahan yang harus dihadapi yaitu risiko untuk menjadi sirosis dan hepatoma serta belum ada pengobatan efektif.

"Memutus atau mencegah sedini mungkin penularan hepatitis menjadi prioritas pemerintah saat ini. Khusus untuk hepatitis B, dilakukan deteksi dini Hepatitis B minimal 80% ibu hamil diperiksa terintegrasi dengan HIV dan Sifilis (atau disebut juga dengan Triple Eliminasi). Tujuannya untuk memutus atau mencegah penularan secara vertikal dari ibu ke anak," paparnya.

Deteksi dan pemeriksaan dilakukan pada kelompok berisiko tinggi seperti pengguna jarum suntik (penasun), pasien hemodialisa, Orang Dengan HIV (ODHIV), Wanita Pekerja Seks (WPS), Lelaki Seks Lelaki (LSL), dan Warga Binaan Penjara (WBP). Apabila hasilnya reaktif selanjutnya diperiksa HCV RNA dan apabila hasilnya reaktif dilakukan pengobatan DAA.

Yang masih jadi pekerjaan rumah adalah menghilangkan stigma yang ada, sehingga deteksi dini dan pengobatan Hepatitis dapat berjalan dengan baik.

"Contohnya adanya stigma sosial seperti orang

terinfeksi hepatitis B diasumsikan sebagai pengguna napza suntik atau homoseksual atau sex di luar nikah," tandasnya.

Syahril berpesan bahwa pentinh untuk memberikan sosialisasi dan edukasi penyakit ini, karena penykit hepatitis B bisa disebabkan secara horizontal, terutama kepada pasangan yang menyimpang, kepada pekerja seksual, dan homoseksual.

"Untuk itu maka upaya melakukan pencegahan melalui horizontal maupun vertikal, melalui sosilaisasi yang baik diharapkan semua bisa melakukan pencegahan ini dan melakukan vaksinasi hepatitis B kepada bayi," pungkasnya.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat