visitaaponce.com

Pasien Sakit Lutut Harus Minum Obat Seumur Hidup, Benarkah

Pasien Sakit Lutut Harus Minum Obat Seumur Hidup, Benarkah?
Ilustasi(Freepik)

PAKAR rehabilitasi medik Arief Soemarjono mengatakan penanganan kasus sakit lutut tidak kunjung sembuh  atau berulang tidak harus minum obat seumur hidup seperti halnya pasien penyakit metabolik misalnya diabetes.

Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Indonesia itu mengatakan karena berhubungan dengan aktivitas atau gerak maka koreksi oleh dokter spesialis rehabilitasi medik yakni pada semua aktivitas pasien yang membebani sendi lututnya. Pengobatan semisal alat bantu jalan juga dapat diberikan supaya kualitas pasien sakit lutut tetap baik.

"Kalau sakit lutut yang tidak sembuh atau berulang, perlu minum obat seumur hidup? Tidak. Biasanya akan kami evaluasi misalnya apakah berat badan tetap gemuk, apakah aktivitasnya masih naik dan turun tangga, jongkok, lari, loncat, apakah latihan yang diberikan dikerjakan," kata Arief, dikutip Selasa (30/5).

Baca juga: Cegah Nyeri Sendi Sebelum Bertambah Parah dengan Nutrisi Khusus Sendi

Ini seperti halnya pernah Arief lakukan pada salah satu pasien beberapa waktu lalu. Tanpa menyebut identitas gender dan usia sang pasien, dia mengungkapkan sang pasien mengalami masalah lutut akibat naik dan turun tangga ke lantai enam selama 10 tahun.

"Katanya buat latihan supaya ototnya kuat. 10 tahun lututnya rusak. (Naik dan turun tangga supaya otot kuat) itu salah satu informasi yang salah," kata Ketua Komite Medis Klinik Flex Free itu.

Kelainan pada muskuloskeletal atau sendi, tulang dan otot berhubungan dengan aktivitas, bukan makanan seperti pada penyakit lain semisal metabolik. Pengobatan atau penanganan pada kasus pun sebenarnya tidak mesti dalam bentuk pemberian obat, melainkan dapat juga melalui ramuan latihan tertentu untuk pasien, pemberian edukasi hingga pemberian alat bantu berjalan.

Baca juga: Sering Cedera Lutut Saat Berolahraga? Jaga Berat Badan Anda

Selain itu, bisa juga dengan injeksi pelumas sendi dengan bantuan USG Muskuloskeletal, dan terapi regeneratif seperti Prolotherapy, Platelet Rich Plasma (PRP) muskuloskeletal, ataupun secretom.

"Sendi sakit enggak boleh makan sayuran hijau, itu pengertian yang masih banyak di luar sana yang salah. Semua penyakit otot, tulang, sendi sebagian besar tidak ada hubungannya dengan apa yang kita makan, kecuali asam urat," tutur dia.

Kemudian, demi mencegah terkena masalah muskuloskeletal, khususnya lutut, Arief menyarankan orang-orang agar memiliki berat badan ideal dan menerapkan gaya hidup sehat. 

Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga pernah mengalami sakit lutut, sebaiknya lebih waspada menjaga berat badan dan menghindari olahraga atau aktivitas yang terlalu membebani lutut seperti lari dan loncat.

"Skrining, keluarga ada yang sakit lutut enggak, kalau ada hati-hati karena genetik juga berperan, harus hati-hati, berat badan tidak boleh naik, olahraga enggak boleh loncat, lari. Deteksi dini kalau lututnya sakit, bengkak, kemerahan, wah ini bisa terjadi sesuatu, atau kaki bangun tidur kaku kurang dari setengah jam," ungkap Arief. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat