Pentingnya Revolusi Mental dalam Mengurai Persoalan Sampah
![Pentingnya Revolusi Mental dalam Mengurai Persoalan Sampah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/ce2ac88059ce858ff15716f365811b35.jpg)
MASALAH sampah bukan masalah iktikad saja, melainkan juga masalah mental. Untuk itu, revolusi mental menjadi relevan untuk mengurai dan menyelesaikan persoalan sampah. Dengan mengutamakan aksi nyata, harus ada upaya untuk tidak menghasilkan sampah. Jika pun menghasilkan sampah, harus bisa mengelola sampah.
Hal ini disampaikan Asisten Deputi Revolusi Mental Kementerian Koordinator Pembangungan Manusia dan Kebudayaan Maman Wijaya dalam pembukaan kegiatan Leaders Academy World Cleanup Day Indonesia (LA WCDI) di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/6).
Mewakili Deputi Koordinator Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi, Maman berharap aksi nyata mengurai persoalan sampah itu tidak terhenti pada aksi memungut dan mengumpulkan sampah saja.
"Saya pernah ikut kegiatan seperti ini di Sekolah Tinggi Ilmu Hayati ITB. Katanya kita pernah impor pisang karena pisang kita gampang busuk dan jadi sampah. Mereka membuat riset agar pisang tidak cepat matang. Cepat membusuk karena ada enzim, maka enzim itu dibungkam sehingga tidak cepat busuk. Nah, semoga para leader di sini mencoba mengarah ke sana," urai Maman.
Ia juga menegaskan bahwa Kemenko PMK sangat mendukung aksi nyata WCDI ini. "Kemenko PMK pasti mendukung penuh. Saya harap ada tindak lanjut dengan KLHK sebagai mitra strategis untuk Aksi Nyata 10 Juta Pohon. KLHK menyedikan bibit dan memberikan secara gratis. Dari 13 juta relawan yang diharapkan ikut di tahun ini, saya kira ada yang bakal ikut menanam," imbuh Maman.
Indonesia mempunyai sumber daya manusia yang luar biasa. Memiliki banyak suku dengan perbedaan dan itu merupakan aset bangsa. Tak bisa dimungkiri pula bahwa kenyataan itu menjadikan jumlah sampah yang harus dikelola juga semakin banyak.
"Namun nenek moyang kita punya kearifan lokal untuk mengurangi sampah dan mengelola sampah. Nah dalam kegiatan ini para leader harus sharing untuk saling memperkaya persoalan penanganan sampah," ujar Andy Bahari Leader WCDI.
Baca juga: 3 Juni Hari Sepeda, Belanda Ajak Indonesia Gunakan Sepeda sebagai Transportasi Utama
Andy mengharapkan para leader menjaring relawan WCD sebanyak-banyaknya dengan kolaborasi bersama stakeholder pentaheliks di daerah masing-masing. Diharapkan para leader terus menjiwai nilai gotong royong di luar puncak acara WCD pada September nanti. Tidak terhenti pada saat acara puncak WCD tapi terus berkolaborasi untuk mendukung gerakan bersih-bersih sampah ini.
"Kita harus inklusif, aksi nyata melakukan advokasi ke sekolah-sekolah. Kita bisa kerja sama dengan pemerintah untuk implementasi kebijakan, sehingga tersingkronisasi dengan baik. Kita harus kerja sama dengan langkah yang sama. Saya percaya dengan langkah sederhana misal memilah sampah di rumah dan merevolusi mental kita untuk saling bergandeng tangan untuk Indonesia Bersih, saya yakin orang-orang di WCD adalah orang yang mampu menguncang dan meninggalkan jejak di dunia," pungkasnya.
Di Indonesia, aksi World Cleanup Day sukses dilaksanakan di Indonesia dari 2018-2022 dengan menggandeng Kemenko Maritim dan Investasi dengan kampanye Gerakan Indonesia Bersih yang menjadi bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan kampanye Gerakan Nasional Pilah Sampah Dari Rumah.
Kegiatan LA WCDI ini merupakan salah satu wadah dan sarana untuk mengembangkan potensi para leader WCD dari berbagai wilayah di Indonesia agar dapat memimpin aksi sesuai dengan tujuan. Setiap perwakilan leader atau tim WCD dari berbagai provinsi berkumpul untuk melakukan pelatihan kepemimpinan, studi dan praktik lapangan serta mendalami materi mengenai gerakan WCD itu sendiri.
Pada 2023, kegiatan WCDI akan mengusung tema 'Kami 13 juta relawan bebersih dan bijak kelola sampah untuk Indonesia Bersih'. Tema ini diangkat sebagai wujud semangat persatuan menuju Indonesia Bersih melalui jaringan leader, mitra, dan seluruh masyarakat dalam kampanye #kami13juta.
Diharapkan sebanyak 13 juta relawan atau 5% dari populasi masyarakat Indonesia dapat turut serta pada aksi tahun ini dan menjadi salah satu bagian dari sejarah aksi gotong royong pungut sampah terbesar di dunia.
Dalam kegiatan itu hadir pula Sinta Saptarina Soemiarno dari KLHK dan Rizal Panrelly dari Kemenko Marves serta para mentor dari Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, Kertabumi Recycling Center, Institut Pertanian Bogor, dan dari Climate Reality Indonesia. (RO/I-2)
Terkini Lainnya
Ini Lho Tips Memilih Pembalut dan Cara Memakainya
Aksi Bersih Stadion Dukung Timnas Indonesia dengan Semangat Revolusi Mental
Aksi Bersih Stadion Dukung Timnas Indonesia dengan Semangat Revolusi Mental
Antisipasi KLB, Program Desa Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat dan Bebas Gerak Diluncurkan di Jember
Antiseptik untuk Gatal-Gatal di Area Kewanitaan, Pentingkah?
Layak Dapat Penghargaan, 6 Ciri Pasar Tradisional Nyaman
Aksi Cleanup Havaianas dan Seasoldier Jadikan Pantai Bali Lebih Bersih
Rayakan World Cleanup Day 2023, Sociolla Kumpulkan 470.5 Kg Sampah di Pantai Lembeng, Bali
Puncak World Cleanup Day 2023, Chandra Asri Berhasil Sabet Anugerah ORI
Sampah adalah Masalah Mental
Peringati World Cleanup Day lewat Plogging dan Pawai, 165,92 kg Sampah Terkumpul di Area CFD Jakarta
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap