visitaaponce.com

Alat Bantu Dengar Hantaran Tulang BAHA Bantu Penderita Mikrotia Tampil Percaya Diri

Alat Bantu Dengar Hantaran Tulang (BAHA) Bantu Penderita Mikrotia Tampil Percaya Diri
Family Gathering Keluarga Mikrotia Indonesia(Dok. Kasoem Hearing Center)

SEKITAR satu dari 2.000 hingga 10.000 anak lahir dengan mikrotia. Meski anak dengan mikrotia dapat tumbuh normal dan sehat, terkadang timbul rasa kurang percaya diri karena akan memengaruhi penampilan, bahkan berdampak pada gangguan pendengaran konduktif.

Untuk saling memberi dukungan dan solusi perawatan terhadap kondisi tersebut, Keluarga Mikrotia Indonesia menggelar family gathering tahunan.

Khusus tahun ini, komunitas orang tua pasien Rumah Sakit Universitas Airlangga (UNAIR) mengangkat tema 'Dari Hati ke Hati 6 Tahun Bersama Keluarga Mikrotia Indonesia'. Dengan dukungan Kasoem Hearing Center, family gathering digelar di Surabaya, Jawa Timur.

Baca juga : Inspirasi Gaya Rambut Botak Keren 2023 Terpopuler

"Mikrotia adalah kelainan sejak lahir, ditandai dengan ukuran daun telinga yang lebih kecil. Jika disertai dengan dan tanpa tidak terbentuknya liang telinga (atresia) atau liang telinga sempit (stenosis), anak dengan mikrotia dapat mengalami gangguan dengar yang bersifat konduktif," tutur Dokter Spesiais Bedah THT dan Bedah Kepala Leher, Rosa Falerina,

Hal tersebut, menurutnya Rosa, memengaruhi kepercayaan diri anak. Akhirnya, prestasi dan kehidupan sosial semakin baik. Sebab, gangguan pendengaran dapat menyebabkan gangguan bicara, berbahasa dan komunikasi.

Baca juga : Rayakan HUT Ke1, Klinik Estetika Ini Perkuat Layanan Berkonsep Personalised

"Untuk mengatasi gangguan dengar karena mikrotia, anak dapat memakai alat bantu dengar hantaran tulang (BAHA). Ini berfungsi mengeraskan suara dari luar," ucapnya.

Bukan hanya gangguan pendengaran, mikrotia juga memengaruhi penampilan. Menurut Dokter Bedah Plastik Rekonstruksi Indri Lakhsmi Putri, salah satu cara menangani mikrotia yang berkaitan dengan penampilan adalah operasi rekonstruksi daun telinga. Dengan begitu, tak hanya menangkap suara lebih baik, anak dapat tampil percaya diri. Karena dapat menggunakan aksesoris, seperti kacamata dan masker.

"Dalam proses operasi rekonstruksi diperlukan suatu tim untuk penanganan komprehensif. Mulai dari penanganan rekonstruksi daun telinga untuk mendapatkan estetik yang baik, penanganan untuk  mendapatkan fungsi pendengaran yang lebih baik serta penanganan aspek psikologis bagi pasien dan keluarga," ujar Indri.

Support sistem yang baik turut mendukung dalam proses perawatan telinga dengan mikrotia. Maka dari itu, Kasoem Hearing Center memberi dukungan melalui penyediaan produk alat bantu dengar hantaran tulang atau Bone-Anchored Hearing Aid (BAHA).

Deputy Chief Executive Officer (CEO) Kasoem Group Trista Mutia Kasoem mengatakan dalam event Keluarga Mikrotia Indonesia, Kasoem Hearing Center menyediakan layanan trial BAHA 6 Max.

"Ini memungkinkan anak dengan mikrotia mencoba langsung bagaimana rasa mendengar dengan BAHA, khususnya BAHA 6 Max. Sehingga, orang tua dengan anak mikrotia yang selama ini ragu dengan teknologi pendengaran, bisa mengetahuinya dengan jelas," ucap Trista.

Jika anak menggunakan BAHA 6 Max untuk membantu pendengaran, diharapkan dapat berkomunikasi lebih lancar. Jadi, tak menemui hambatan saat belajar di sekolah dan bermain bersama teman sebayanya yang memiliki pendengaran normal.

Komunitas Mikrotia Indonesia telah berdiri selama enam tahun. Dalam perjalanan, komunitas ini telah mengadakan pertemuan bersama keluarga pasien mikrotia sebagai wujud konsolidasi.

Tak hanya berbagi pengalaman dan ilmu tentang mikrotia, family gathering tahun ini mengadakan penganugerahan. Ini diberikan kepada seluruh anggota keluarga dengan kategori terinspiratif, teraktif selama acara, domisili terjauh, pasien mikrotia usia termuda, dan pasien mikrotia usia tertua. (RO/Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat