visitaaponce.com

Generasi Salaf Lakukan Takbiran secara Berjemaah

Generasi Salaf Lakukan Takbiran secara Berjemaah
Warga Pidie Pawai Takbiran 1.000 obor.(MI/Amir MR.)

ADA pendapat yang melarang umat Islam untuk melakukan takbiran secara berjemaah. Alasan mereka, hal itu tidak dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Benarkah demikian?

Kenyataannya, banyak riwayat menyampaikan bahwa umat Islam terdahulu atau salaf yang melakukan takbiran saat merayakan hari Id secara bersama. Berikut sejumlah riwayat itu sebagaimana dilansir @cctv_aswaja.

Riwayat dari Ummu Athiyah

Ummu Athiyah atau Nusaibah binti Al-Harits ialah wanita yang berasal dari kalangan Anshar.

Baca juga: Kurban Seekor Kambing untuk Satu Orang atau Sekeluarga?

Dari Ummu Athiyah radhiyallahu 'anha dia berkata:

كنا نؤمر أن نخرج يوم العيد، حتى نخرج البكر من خدرها، حتى نخرج الحيض فيكن خلف الناس فيكبرن بتكبيرهم ويدعون بدعائهم، يرجون بركة ذلك اليوم وطهرته

Kami diperintahkan untuk keluar di hari Id, hingga kami mengajak para anak gadis keluar dari kamar bahkan wanita-wanita yang sedang haid dan semua berjalan di belakang para manusia (kaum pria) dengan membaca takbir bersamaan dengan takbir mereka serta berdoa dengan doa mereka. Semua berharap keberkahan di hari tersebut serta penyucian (dari dosa). (HR Bukhari Nomor 971).

Riwayat dari Umar bin Khattab

Imam Al-Bukhari rahimahullah mengatakan:

Baca juga: Nasihat Imam Syafii tentang Ilmu, Belajar, dan Kemuliaannya

وكان عمر رضي الله عنه يكبر في قبته بمنى، فيسمعه أهل المسجد فيكبرون، ويكبر أهل السوق حتى ترتج منى تكبيرا

Umar radhiyallahu 'anhu pernah bertakbir di kemahnya di Mina hingga penduduk masjid mendengarnya lalu mereka pun bertakbir. Bahkan orang di pasar-pasar ikut bertakbir saat itu hingga Mina bergemuruh karena suara takbir. (Fathul Bari Jilid 2 Halaman 534).

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah mengatakan:

أى تضطرب وتتحرك، وهى مبالغة فى اجتماع رفع الأصوات

Artinya, riuh dan bergejolak dan itu di luar kewajaran saat berjemaah dalam mengeraskan suara (takbir). (Fathul Bari Jilid 2 Halaman 535).

Riwayat Imam Syafii

Imam Asy-Syafii rahimahullah mengatakan:

Baca juga: Benarkah Imam Syafii Bidahkan Baca Al-Qur'an di Kuburan?

أحببت أن يكبر الناس جماعة وفرادي في المسجد والأسواق والطرق والمنازل ومسافرین ومقيمين في كل حال وأين كانوا، وأن يظهروا التكبير

Aku suka agar orang-orang bertakbir dengan berjemaah atau sendiri di masjid dan pasar atau jalan-jalan dan rumah-rumah, baik musafir ataupun mukim, dalam segala hal dan di mana pun mereka berada, hendaknya menampakkan takbiran. (Al-Umm Jilid 2 Halaman 486).

Imam Asy-Syafii rahimahullah mengatakan:

وأحب أن يكبر الإمام خلف صلاة المغرب والعشاء والصبح وبين ذلك، وغاديا حتى ينتهي إلى المصلى

Aku suka agar seorang imam memimpin takbiran usai salat maghrib, isya, dan subuh serta di antara itu juga yakni di pagi hari hingga dia sampai lokasi salat (Id). (As-Sunan Ash-Shaghir Jilid 1 Halaman 256 Nomor 679).

Demikian sejumlah keterangan generasi salaf atau terdahulu tentang kebiasaan mereka melakukan takbiran bersama-sama dalam rangka menyambut Idul Fitri dan Idul Adha. Semoga bermanfaat. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat