visitaaponce.com

WALHI Soroti Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai saat Idul Adha

WALHI Soroti Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai saat Idul Adha
Panitia menata daging sapi usai proses penyembelihan sapi kurban terbesar di Masjid Jami Al Haq Desa Tembok Kidul, Kabupaten Tegal.(Antara)

SALAH satu masalah lingkungan yang muncul dari perayaan Idul Adha adalah peningkatan sampah, terutama plastik sekali pakai dan masalah lingkungan lain, yaitu limbah kurban.

Pemerhati Polusi dan Perkotaan WALHI Nasional Abdul Ghofar mengatakan dalam puluhan tahun terakhir, penggunaan kantong plastik sekali pakai sebagai pembungkus daging kurban menimbulkan polusi plastik yang cukup signifikan. Secara nasional, sampah plastik telah mencapai 18 persen kontribusi sampah nasional atau sekitar 12 juta ton sampah per tahun.

"Selain masalah lingkungan, pengunaan plastik sebagai wadah atau kemasan makanan berlemak seperti daging berbahaya bagi kesehatan. Zat adiktif dalam kantong plastik seperti phthalate, adipate dan Bhispenol-A mudah terurai dalam lemak dan panas. Sehingga ada potensi paparan bahan beracun plastik dalam daging yang akan dikonsumsi," kata Abdul saat dihubungi, Kamis (29/6).

Baca juga : Idul Adha 1444 H, BNI Berbagi 730 Hewan Kurban

Penggunaan kantong plastik dikurangi melalui penggantian dengan wadah ramah lingkungan seperti daun jati, daun pisang hingga besek bambu. Hal itu didukung dengan munculnya gerakan Idul Adha tanpa plastik yang direspon positif oleh berbagai kalangan seperti takmir masjid, pemerintah daerah dan masyarakat.

Baca juga : Rayakan Idul Adha, MS Glow Salurkan 50 Ribu Kg Daging Kurban ke Masyarakat

Wadah-wadah ramah lingkungan tersebut sebetulnya sudah dipergunakan sebelum era kantong plastik marak dipergunakan.

Data dari Ditjen PSLB3 KHLK, gerakan Idul Adha tanpa plastik tahun 2022 telah berhasil mengurangi 666.668 lembar kantong plastik atau sekitar 2 ton sampah plastik yang berhasil dicegah. Angka ini belum termasuk upaya pengurangan kantong plastik yang dilakukan secara mandiri oleh pengurus masjid di berbagai daerah.

"Campaign gerakan Idul Adha tanpa plastik memang masih sangat kecil. Perlu ada upaya yang lebih sistematis dengan melibatkan berbagai pihak terutama MUI, organisasi keagamaan Islam seperti NU, Muhammadiyah, dan lainnya agar upaya ini lebih maksimal," ujarnya.

Menurutnya segala inisiatif untuk mengurangi penggunaan plastik dalam penyelenggaraan kurban akan maksimal jika pengurus masjid atau DKM terlibat di dalamnya. Kesadaran lingkungan melalui berbagai momentum seperti sholat jumat, sholat idul adha dan sholat idul fitri dapat disampaikan dalam khutbah.

"Perlu upaya yang lebih sistematis misalnya melakukan kerjasama dengan organisasi keagamaan, forum takmir masjid dan lainnya agar gerakan Idul Adha tanpa plastik menjadi gerakan yang masif. Bukan hanya kampanye seremonial saja," pungkasnya. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat