visitaaponce.com

Sama Seperti Penyakit Lain, Pengobatan Covid-19 akan Ditanggung BPJS Kesehatan

Sama Seperti Penyakit Lain, Pengobatan Covid-19 akan Ditanggung BPJS Kesehatan
Warga memperlihatkan kartu Indonesia sehat dari BPJS untuk mendapatkan pelayanan(Antara)

SKEMA pembiayaan masyarakat yang terkena covid-19 bisa dimulai dari fasilitas layanan primer yakni klinik atau puskesmas. Nantinya jika harus dirujuk ke rumah sakit maka BPJS Kesehatan akan cover pembiayaannya.

"Bagi masyarakat yang terinfeksi bisa memeriskan di klinik atau puskesmas dan perlu dirujuk ke rumah sakit, maka rumah sakit akan memeriksa diagnosisnya dan itu kami (BPJS) akan bayar jika sesuai dengan indikasi medis atau penderita covid-19. Tarif itu akan diklaim kan ke BPJS Kesehatan kami selalu siap," kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti dalam dialog FMB9, Senin (3/7).

Pada masa endemi maka anggota BPJS Kesehatan tanggung jawabnya digeser dari pemerintah ke masyarakat. Masyarakat membuat dirinya agar tidak mudah jatuh sakit dengan lebih memperhatikan pola perilaku, makan, hingga gaya hidup harus lebih sehat. Namun jika terpaksa sakit maka BPJS Kesehatan siap membiayai.

Baca juga : Ini Beda Penanganan Covid-19 pada Masa Pandemi dan Endemi

"Karena SARS-CoV-2 yang menonjol apakah pernapasan hingga ke otak atau berdapak ke organ lain. Diagnosis utama dan tambahan BPJS akan membayar," ucapnya.

Baca juga : Masuk Endemi, Kasus Covid-19 Turun 89% dalam Sebulan

Di kesempatan yang sama Epidemiologi Griffith University Australia, dr Dicky Budiman menjelaskan bahwa respon di masa transisi untuk menyiapkan perangkat atau sistem untuk menyiapkan publik dan stakeholder untuk berbagi peran dengan arah penguatan kualitas kesehatan.

Meskipun sudah masuk endemi namun perlu juga mencegah terjadinya lonjakan-lonjakan di beberapa daera yasng bisa disebut dengan KLB. Bagaimana pun tingkat kematian di global masih 17 ribu satu bulan terakhir.

"Kemudian kasus infeksi baru masih di 2 juta, ini menunjukkan secara global kasus covid-19 memang masih cukup serius. Di Jepang saja sedang heboh di fasilitas layanan kesehatan tingkat kecamatan saja tinggi dan di Kenya situasinya serupa saat Indonesia mengalami covid-19 varian delta," ungkapnya.

Sehingga meski masyarakat mensyukuri pemerintah menetapkan Indonesia masuk fase endemi namun tidak perlu terlalu bereforia dan tetap memperhatikan kesehatan diri sendiri dan orang terdekat.

"Endemi jangan sampai dilihat menjadi suatu kondisi yang mengenakan atau keberhasilan karena bisa berubah. Sampai saat ini saya belum dapat literatur endemi menjadi pandemi lagi namun potensi itu secara literatur tetap ada itu lah sebabnya secara deteksi early warning kita harus mendeteksi," pungkasnya. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat