Pentas Seni Muslim Xinjiang Semarakkan Festival Hijriah di 9 Kota
FESTIVAL Hijriah digelar di sembilan kota dalam rangka memeriahkan Tahun Baru Islam 1445 H. Festival yang diadakan Republika bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok (KIKT). Festival Hijriah itu digelar perdana di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Rabu (19/7) malam dengan menghadirkan tausiyah Tahun Baru Hijriah dari Habib Nabiel Almusawa.
Festival Hijriah ini juga dimeriahkan penampilan parade seni dan budaya dari Muslim Xinjiang oleh kelompok seni Art Troupe Performance. Para undangan akan dipukau oleh hiburan lewat ragam lagu, seni tari, opera hingga akrobat.
Kelompok seni Art Troupe Performance akan membuka pertunjukan dengan tarian dan tabuhan rebana yang merepresentasikan berbagai kelompok etnis di Xinjiang. Penyanyi solo lelaki juga akan menyuguhkan nyanyian kumpulan lagu-lagu klasik sebagai simbol yang menunjukkan kualitas keramahan orang Tionghoa dari semua kelompok etnik.
Tidak ketinggalan, para penampil akan mempertontonkan seni daerah tarian 'Jula' dari 12 Muqam Uighur. Pada 2005, seni klasik ini masuk Daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO. Karya seni itu masuk dalam gelombang pertama Daftar Item Perwakilan Budaya Tak benda Nasional pada 2006.
Muqam adalah seni pertunjukan suku Uighur yang mirip dengan opera, menggabungkan antara musik tradisional, lagu, dan drama. Adapun terjemahan kata Jula dari bahasa Uighur berarti mutiara yang bersinar.
Kelompok seni Art Troupe Performance juga menyiapkan pertunjukan akrobat bola kristal yang akan mengombinasikan seni dan beragam permainan. Untuk menghangatkan suasana, mereka juga menyiapkan beberapa lagu rakyat (folksong) yang terkenal di Indonesia.
Xinjiang, yang merupakan provinsi di wilayah barat laut Tiongkok, sejak lama dikenal sebagai titik bertemunya berbagai kebudayaan dari beragam suku bangsa. Hal ini menjadikan Xinjiang mempunyai budaya, khususnya dalam seni tari, yang unik.
Masyarakat Xinjiang dikenal sangat menggemari seni tari dan nyanyi. Di Xinjiang, mudah ditemukan pentas seni tari dan panggung untuk bernyanyi, mulai dari pusat-pusat wisata, pasar tradisional, hingga permukiman warga. Seni tari dan nyanyi khas Xinjiang telah diakui UNESCO sebagai "Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity" atau Mahakarya Budaya Lisan dan Tak Bendawi untuk Kemanusian.
Sejumlah menteri dijadwalkan hadir pada acara di Taman Ismail Marzuki, Rabu (19/7), seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Anas, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Pimpinan Majelis Rasulullah, Habib Nabiel Almusawa, mengapresiasi penyelenggaraan Festival Hijriah yang juga disiarkan live melalui berbagai platform digital Republika, seperti Republika TV, Youtube Republika Official, hingga Instagram dan Tiktok.
Habib Nabiel berharap Festival Hijriah ini akan membuka wawasan masyarakat Indonesia untuk mengenal lebih dekat tentang komunitas Muslim di Provinsi Xinjiang, China, terutama dalam seni dan budayanya.
Habib Nabiel berharap Republika dapat terus menyelenggarakan acara serupa ke depannya.
"Ketika Republika mengadakan, itu pas sekali. Kami di Indonesia membutuhkan informasi tentang Xinjiang, tentang Uighur. Dengan ini (Festival Hijriah) kita bisa merasakan ternyata saudara-saudara kami di sana juga banyak, saudara-saudara kami di sana bisa datang ke sini berarti diberikan kesempatan, Islamnya juga diperhatikan, sehingga kita bisa tercerahkan," kata Habib Nabiel.
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi menjelaskan Festival Hijriah digelar sebagai momentum untuk mengingat perjalanan waktu dan peradaban umat Islam. Karena itu, selain menampilkan tausiyah dari para ustaz, Festival Hijriah akan dimeriahkan dengan pertunjukan seni budaya Muslim Xinjiang.
"Untuk memeriahkan, kita menghadirkan pertunjukan yang mungkin bisa membuka perspektif lain, yaitu pertunjukan seni budaya Muslim Xinjiang. Ini perlu kita hadirkan karena selama ini orang banyak berbicara tentang Muslim Xinjiang dengan segala macam perspektifnya. Kita coba mengangkat perspektif yang lain, yaitu dari seni dan budaya dan mudah-mudahan ini sekaligus menjadi pintu dialog antara kita dengan Muslim Xinjiang untuk bisa saling silaturahmi dan tukar informasi," kata Irfan.
Selain Habib Nabiel dan Ustaz Othman Shihab, Festival Hijriah ini juga dimeriahkan oleh Habib Husein Jafar Al Hadar yang akan mengisi di tujuh kota dan dan Ustaz Wijayanto yang akan menyemarakkan Yogyakarta.
Ada bazar UMKM di Festival Hijriah
Setelah menyemarakkan Jakarta, kelompok seni Muslim Xinjiang ini akan berparade menuju 8 kota lainnya untuk memeriahkan Festival Hijriah, yakni di Depok (22 Juli), Bekasi (24 Juli), Bandung (27 Juli), Cirebon (30 Juli), Semarang (2 Agustus), Solo (5 Agustus), Yogyakarta (7 Agustus), dan Surabaya (10 Agustus).
Festival Hijriah juga akan diisi oleh bazar dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di 8 kota, sehingga bisnis pelaku UMKM lebih dikenal masyarakat. Kehadiran bazar UMKM menjadi daya tarik karena masyarakat bisa menyaksikan kemeriahan perayaan Tahun Baru Hijriah sambil menikmati beragam produk UMKM.
Acara ini digelar secara gratis dan terbuka untuk umum. (RO/Z-1)
Terkini Lainnya
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Pelajar SMA Labschool Cirendeu Tangsel Bawa Misi Budaya ke Festival Internasional Polandia
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Jalan Kebudayaan, Perayaan Tujuh Tahun UU Pemajuan Kebudayaan
UU Pemajuan Kebudayaan jadi Modal Kemajuan Bangsa
Melibatkan Masyarakat dalam Memelihara Cagar Budaya
Ratusan Mahasiswa Unjuk Rasa Kenang Tragedi Urumqi 2009 di Jakarta
Tiongkok Dituduh Lakukan 'Sinicization' Terhadap Muslim Uighur dan Hui
Centris: Indonesia Wajar Minta Tiongkok Hentikan Pelanggaran HAM di Xinjiang
Soal Muslim Uighur, DPR : HAM dan Kemanusiaan di Atas Kepentingan Politik
AMI Ingatkan Tanggungjawab Tiongkok atas Tragedi Tiananmen 4 Juni 1989
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap