visitaaponce.com

Isomaltulosa Cegah Lonjakan dan Penurunan Drastis Kadar Gula Diabetisi

Isomaltulosa Cegah Lonjakan dan Penurunan Drastis Kadar Gula Diabetisi
Isomaltulosa adalah zat yang mirip sukrosa, mampu bertahan lebih lama, konstan dalam hal penyediaan energi yang diperlukan tubuh dan otak.(Dokumentasi pribadi.)

MENJAGA pola asupan merupakan salah satu hal utama yang perlu dilakukan oleh diabetisi (penderita diabetes). Peningkatan atau penurunan kadar gula darah secara drastis bisa saja mengancam jiwa jika tidak mendapatkan penanganan segera. Oleh sebab itu, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait penyakit silent killer ini. Bagi para diabetisi, penting untuk mengetahui cara mencukupi nutrisi harian tanpa takut terjadi peningkatan dan penurunan kadar gula drastis.

Menurut dr. Marini Siregar, SpGK, dokter spesialis gizi klinik, diabetes merupakan penyakit yang akrab kita dengar, padahal sebenarnya merupakan silent killer yang berbahaya. Diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun 2, dapat menyebabkan berbagai komplikasi yaitu penyakit kardiovasukular, stroke, penyakit syaraf (neuropati), penyakit ginjal (nefropati), dan penyakit mata (retinopati). Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kurangnya hormon insulin dalam tubuh yang dihubungkan dengan proses autoimun serta sangat dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan. Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh dapat menghasilkan insulin secara normal, tetapi insulin dapat tidak digunakan secara normal. Kondisi ini dikenal juga sebagai resistensi insulin.

"Untuk itu, masyarakat perlu mengenal gejala-gejala diabetes agar segera mendapatkan penanganan yang tepat. Beberapa gejala yang mudah dikenali seperti rasa haus dan lapar yang berlebih, sering buang air kecil, penurunan berat badan secara tiba-tiba, lemah badan, cepat lelah, penglihatan mulai kabur, luka sembuh secara lambat, gatal-gatal pada kulit," jelas Marini, Jakarta, Selasa (25/7).

Baca juga: Ini Batasan Konsumsi Pemanis Aspartam Per Hari agar Tak Berisiko Kanker Menurut WHO

Oleh sebab itu, mereka yang sudah memiliki faktor risiko, perlu lebih memperhatikan apakah gejala-gejala tersebut sudah mulai dirasakan oleh tubuh. Beberapa faktor risiko diabetes meliputi riwayat keluarga, usia (>45 tahun), riwayat diabetes melitus gestasional atau melahirkan bayi BBL >4.000 gr, berat badan berlebihn (obesitas), aktivitas fisik kurang, diet yang tidak sehat, serta mereka yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.

Bila seseorang memiliki faktor risiko diabetes hendaknya menjalani gaya hidup sehat, seperti pemilihan asupan makanan yang seimbang kandungan nutrisinya serta berolahraga. "Olahraga yang dilakukan tidak perlu yang berat, bisa berbentuk jalan sehat, lari, atau bersepeda. Selain itu, kita harus bisa mengelola stres, karena saat stres, kadar gula darah akan naik, sehingga pada akhirnya tidak bisa mengelola diabetes dengan baik pula," jelasnya.

Baca juga: IDAI Sebut Patogen Hingga Zat Kimia Juga Cetuskan Diabetes pada Anak

Masyarakat dan para diabetisi juga perlu menjauhi alkohol dan rokok karena keduanya mampu memicu diabetes untuk berkomplikasi menjadi penyakit yang lebih parah, seperti penyakit jantung, stroke, hingga penyakit mata. "Di luar itu semua, yang juga menjadi kunci utama adalah memperhatikan asupan makanan sehat untuk diabetisi. Makan sehat sangat penting, karena yang kita makan memengaruhi kadar gula darah. Makanan harus memiliki zat gizi seimbang. Sebisa mungkin, setiap kali makan, asupan makanan terdiri dari makanan sumber karbohidrat, protein, sayur, dan buah. Jenis karbohidrat yang diasup juga merupakan hal penting karena sangat memengaruhi kadar gula darah. Idealnya kaya serat, vitamin, mineral, serta rendah gula tambahan, lemak, ataupun sodium," tambahnya.

Pada kondisi tertentu saat asupan makan tidak adekuat, lanjut Marini, pasien DM dapat mengonsumsi suplemen nutrisi agar kadar gula darah tetap dipertahankan, aktivitas sehari hari dapat berjalan dengan lancar, serta mempertahankan kualitas hidup diabetisi. Salah satu jenis gula yang dapat dikonsumsi oleh diabetisi ialah isomaltulosa. Isomaltulosa adalah zat yang mirip sukrosa, mampu bertahan lebih lama, konstan dalam hal penyediaan energi yang diperlukan tubuh dan otak bila dibandingkan dengan sukrosa. "Isomaltulosa yang masuk bersama makanan/minuman akan diserap oleh tubuh 26%-45% lebih lambat dari jenis gula lain. Dengan demikian gula darah stabil dan menimbulkan efek kenyang yang lebih lama," tambahnya.

Isomaltulosa memiliki beberapa keuntungan, seperti memungkinkan pasokan energi yang seimbang dan berkelanjutan, mendukung diet rendah glikemik rendah, meningkatkan metabolisme, manajemen berat badan dan pembakaran lemak, serta memfasilitasi produk yang aman juga bagi gigi. "Pada intinya, kandungan ini menjadi salah satu kunci keseimbangan nutrisi harian diabetisi. Hasilnya akan lebih maksimal karena juga disinergikan dengan Whey, Omega 3, Omega 6, dan natrium yang rendah," paparnya.

Business Head OTC Division Fahrenheit Group Indonesia, Immam Prabudi, menyatakan pihaknya berupaya menyediakan produk yang paling tepat untuk diabetisi, yaitu DMensol, yang memiliki salah satu kandungan ialah Isomaltulosa. Isomaltulosa adalah karbohidrat alami terdapat pada tanaman bit, tebu, dan madu. Berbeda dengan sukrosa, isomaltulosa memiliki kelebihan yaitu diserap oleh tubuh secara perlahan sehingga membuat tidak mudah lapar. 

"Karenanya, isomaltulosa ini akan membuat kenaikan kadar glukosa tidak terlalu tinggi dalam batas normal tetapi tetap memberikan energi dalam rentang waktu yang lama. Kandungan lain juga tidak kalah penting, seperti Omega 3 & Omega 6, protein whey, maltodekstrin, inulin (chicory), premiks mineral, premiks vitamin, natrium kaseinat," tutur Imam. Sebenarnya anjuran makan bagi penderita diabetes kurang lebih sama dengan anjuran makan sehat pada umumnya. Hanya, diabetisi kesulitan mencari referensi pilihan makanan karena banyak pantangannya, sehingga mereka cenderung takut untuk makan makanan tertentu dan akhirnya nutrisinya kurang terpenuhi. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat