visitaaponce.com

Berhubungan Setelah Haid Apakah Bisa Hamil, Begini Penjelasannya

Berhubungan Setelah Haid Apakah Bisa Hamil, Begini Penjelasannya
Apakah berhubungan badan usai menstruasi akan membuat anda hamil? Simak penjelasan berikut.(Freepik)

PARA kaum hawa kerap mempertanyakan apakah berhubungan badan setelah haid bisa menyebabkan kehamilan? Bukan tanpa alasan. Pasalnya periode pascahaid dianggap bukan masa subur perempuan. 

Lalu apa itu masa subur? Berdasarkan situs halodoc, masa subur adalah waktu selama siklus menstruasi saat seorang perempuan memiliki kemungkinan besar untuk hamil. Biasanya masa subur itu terjadi lima hari jelang ovulasi, hari ovulasi, dan hari setelah ovulasi. 

Lalu apakah berhubungan badan usai haid bisa hamil? Tentu bisa, walaupun peluangnya kecil. 

Baca juga: Musik Bisa Tingkatkan Pengalaman Seksual

Menstruasi

Sebelum mengetahui tentang masa subur perempuan, kita pahami terlebih dulu apa itu mestruasi. Mensturasi adalah kondisi tubuh membuang sel telur yang tidak terpakai. Kemudian segera mempersiapkan lagi sel telur baru untuk dibuahi dalam beberapa hari. 

Baca juga: Anak Bisa Diedukasi Soal Area Privasi Sejak Balita

Siklus menstruasi biasanya pada rentang waktu 28-30 hari. Nah bila siklus menstruasi anda 28 hari, masa subur biasanya terjadi 10-17 hari setelah hari pertama haid terakhir. 

Tapi anda berhubungan badan usai haid tidak hamil. Walaupun kemungkinannya kecil, ovulasi bisa saja terjadi. Pasalnya sperma dapat bertahan hidup di dalam rahim selama 3-5 hari. Oleh karena itu, kehamilan masih mungkin terjadi jika Anda berhubungan seks 5 hari menjelang masa ovulasi sampai 1 hari setelah masa ovulasi. 

Fase menstruasi dapat dibagi menjadi empat tahap. 

1. Fase Menstruasi

Pada fase ini, lapisan dinding dalam rahim yang mengandung darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir atau disebut endometrium meluruh dan keluar melalui vagina. Proses ini dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi dan bisa berlangsung 4-6 hari. Pada tahapan ini, biasanya perempuan merasakan beberapa gejala, seperti nyeri perut bawah dan punggung akibat rahim berkontraksi untuk membantu meluruhkan endometrium.

2. Fase Folikular

Tahapan ini ovarium memproduksi folikel yang berisi sel ovum atau sel telur. Pertumbuhan folikel ovarium kemudian menyebabkan endometrium makin tebal. Fase ini terjadi di hari ke-10 dari 28 hari siklus menstruasi. Umumnya, lama waktu yang dihabiskan pada tahapan ini akan menentukan berapa lama siklus menstruasi perempuan akan berlangsung. 

3. Fase Ovulasi

Pada fase ini, sel telur dilepaskan untuk siap dibuahi sperma. Sel telur yang telah matang bergerak ke tuba fallopi dan menempel di dinding rahim. Biasanya sel telur bertahan selama 24 jam. Apabila tidak ada serma yang masuk untuk membuahinya, sel telur akan mati. Namun, jika sel telur bertemu dengan sperma dan sudah dibuahi, kehamilan bisa terjadi. Fase ovulasi ini menandai masa subur perempuan. Biasanya terjadi sekitar dua minggu sebelum siklus menstruasi berikutnya dimulai. 

4. Fase Luteal 

Setelah fase ovulasi, folikel yang telah pecah mengeluarkan sel telur akan membentuk korpus luteum, yang memicu peningkatan hormon progesteron untuk mempertebal lapisan dinding rahim. Fase ini dikenal dengan fase pramenstruasi yang ditandai dengan gejala, seperti payudara membesar, muncul jerawat, badan terasa lemas, menjadi mudah marah atau emosional.

Masa Tidak Subur

Masa tidak subur merupakan siklus di mana seseorang memiliki tingkat kemungkinan untuk hamil sedikit, meskipun melakukan berhubungan. Hal ini merupakan tingkat yang mempunyai untuk menghindari masa kehamilan selama jendela ovulasi dianggap aman untuk berhubungan badan meski tidak menggunakan alat kontresepsi nonhormonal tanpa khawatir kehamilan.

Siklus tidak subur tidak terhitung pada hari ke-5 hingga ke-6 terutama pada hari siklus terakhir. Jika kamu mendapati siklus 30 hari, maka 30 dikurangi 11 sama dengan 19. Berarti hari ke-19 pertama menstruasi merupakan hari siklus terakhir dari fase menstruasi.

Contoh, jika hari pertama menstruasi pada 4 Juni, maka hari ke-19 sejak tanggal 4 Juni, yakni 23 Juni seharusnya adalah hari subur terakhir atau awal masa aman. Karena itu tanggal 4-10 Juni dan 23 Juni hingga 10 Juli dapat dianggap hari aman untuk menghindari kehamilan.

Tetapi, perkiraan ini tidak sepenuhnya akurat, sebab ovulasi tidak dapat diprediksi dan dapat tertunda sebelum waktunya. Hal itu disebabkan oleh faktor seperti seks yang ketat, stress, serta kondisi medis, dan faktor lainnya.

Tips Merencanakan Kehamilan 

Melansir American College Of Obstetricians and Gynecologists terdapat beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk merencanakan kehamilan, sebagai berikut:

1. Ketahui Masa Subur

Seks dilakukan ketika masa subur kemungkinan untuk kehamilan begitu tinggi, oleh karena itu kamu perlu mengetahui masa subur dengan baik. Kamu dapat melakukan perhitungan dengan bantuan kalender untuk membantu kapan masa kesuburan terjadi.

2. Hindari Stress

Jika siklus haid sudah teratur, kamu dapat memperkirakan masa subur dengan akurat. Tetap jaga keteraturan siklus haid dengan hindari stress, mengurangi aktivitas berat, dan sering konsumsi makanan sehat.

3. Cek Cairan Serviks

Lendir serviks merupakan cairan yang ke luar dari vagina dapat digunakan untuk memastikan masa subur. Ketika masa ovulasi terjadi, cairan yang ke luar dari serviks lebih ringan dan licin, kamu dapat melakukan hubungan badan setiap hari atau berselang satu hari.

Kamu perlu memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi cairan. Seperti penggunaan cairan pembersih kewanitaan, konsumsi obat-obatan atau pengaruh hormonal seperti stress dan menyusui.

4. Cek Suhu Basal Tubuh

Suhu basal tubuh meningkat sekitar 0,3 derajat celcius sampai dengan 0,5 derajat celcius jika kamu berada dalam masa ovulasi. Masa paling subur terjadi pada 2-3 hari sebelum peningkatan suhu tubuh basal, baiknya sebelum bangun tidur selalu melakukan pengecekan suhu basal tubuh.

5. Cek Kesehatan Reproduksi

Hal paling ini merupakan tips paling utama daripada beberapa poin sebelumnya, bagi kamu yang ingin merencanakan kehamilan jangan lupa untuk selalu lakukan cek kesehatan reproduksi. Jika kamu sedang mengalami penyakit yang dapat mengganggu kehamilan, seperti kista ovarium dan Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) untuk mengobati terlebih dahulu. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat