Ini Cara Memberikan Edukasi Seksual pada Anak di Era Digital
PSIKOLOG dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) Lenny Utama Afriyenti mengatakan anak perlu mendapatkan edukasi seksual sesuai dengan masanya di era digital dan tidak bisa disamakan pada era zaman dulu yang masih tabu mengenai keterbukaan informasi seksual.
"Dulu itu belum mengerti tentang keterbukaan dan hal-hal seperti ini kan dianggap tabu di orangtua kita. Sekarang, generasi Y (usia 30 tahun-an) perlu keterbukaan, jangan sampai anak kita mendapatkan informasi yang salah dari media sosial," kata Lenny, dikutip Kamis (2/5)
Lenny mengatakan, era yang berbeda membutuhkan cara pendekatan yang berbeda juga yakni mengutamakan komunikasi terbuka. Di sini, peran orangtua sangat penting untuk membuka informasi mengenai kesehatan dan seksual kepada anaknya, khususnya anak perempuan.
Baca juga : Orangtua Harus Jadi Guru Pertama Pendidikan Seksual Anak
Ia mengatakan orangtua perlu membangun kelekatan dengan anak meskipun anak sudah memasuki usia di atas 10 tahun. Ajak anak untuk mengobrol dan berikan edukasi tentang kesehatan perempuan pada anak di usia ini.
"Makannya kelekatan tidak hanya dibangun pada awal usia pertumbuhan usia 0 sampai 5 tahun, kelekatan itu dibangun sampai kapan pun. Jika anak perempuan usia 10 atau 11 tahun, dekatin lagi anaknya ajak ngobrol, dipeluk, jangan sampai dia mendapat pelukan dari tempat yang salah," katanya.
Psikolog yang juga praktik di RS Permata Depok ini mengatakan pembelajaran tentang edukasi seksual bisa dilakukan dengan banyak cara dan disesuaikan dengan tipe belajar dan daya serap anak.
Baca juga : Orangtua Sumber Informasi Kesehatan Reproduksi bagi Anak
Jika gaya belajar anak lebih suka dengan visual bergambar, orangtua bisa membelikan buku tentang edukasi seksual yang bergambar dan mudah dimengerti anak.
Orangtua bisa menjelaskan proses menstruasi pasti akan dilalui semua perempuan dan hal tersebut adalah normal. Ajak anak juga terbuka tentang apa saja mengenai seksualitasnya.
Namun, sebelum memberikan edukasi pada anak, Lenny menyarankan orangtua juga terlebih dahulu mempelajari hal tersebut agar tidak salah menerjemahkan kepada anaknya.
"Jadi kita dulu yang membuka percakapan, jangan anak yang bertanya duluan kalau anak bertanya duluan dan sudah terjadi kemungkinan dia takut, jadi kita seperti pasang jangkar dulu, itu akan lebih baik daripada kita tidak melakukan apa-apa," pungkas Lenny. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Pertengkaran Anak-anak saat Liburan, Ini Cara Mengatasinya
Orangtua Harus Tahu Cara Mengatasi Migrain pada Anak
Orangtua Diingatkan Isi Liburan Anak dengan Aktivitas Riil
Ada Luka Memar di Tubuh Balita yang Tewas Diduga Dianiaya Orangtua
Dear Orangtua, Kenali Gejala dan Dampak dari Gangguan Anak Alergi Susu Sapi
MPASI Buatan Sendiri Dipastikan Lebih Baik Dibandingkan yang Dijual di Pinggir Jalan
Ayah di Alor Ditangkap Karena Aniaya Anak
Apakah Telepati Pada Anak Kembar Benar Ada?
DAK Non Fisik Perlu Dimaksimalkan untuk Tangani Isu Perempuan dan Anak
Ikatan Batin Ibu dan Anak Pengaruhi Tumbuh Kembang Bayi
Parents, Tak Perlu Merasa Bersalah Biarkan Anak Screen Time
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap