Orangtua Sumber Informasi Kesehatan Reproduksi bagi Anak
![Orangtua Sumber Informasi Kesehatan Reproduksi bagi Anak](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/aaadf58dd00c1687473eb5ebb1f000bf.jpg)
ORANGTUA harus bisa menjadi sumber pengetahuan utama tentang kesehatan reproduksi bagi anak, terutama anak perempuan yang sudah memasuki masa menstruasi. Hal itu diungkapkan dokter spesialis kandungan Yassin Yanuar.
"Mereka harus punya pengetahuan yang baik serta mulai bertanggung jawab akan kesehatan reproduksinya. Itulah fungsi orangtua mendampingi mereka pada masa-masa ini," ungkap Yassin, dikutip Minggu (23/4).
Dokter yang juga dikenal sebagai influencer itu mengatakan masalah kesehatan reproduksi yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah yang lebih kompleks seperti kehamilan tidak diinginkan, aborsi, perkawinan dini, infeksi menular seksual, dan HIV AIDS.
Baca juga: Dunia Diminta Fokus pada Hak Reproduksi daripada Jumlah Populasi
"Perempuan yang sudah menstruasi bisa menghasilkan sel telur yang matang, jadi kita betul-betul jaga bagian penting ini untuk kita kawal," ucap dokter spesialis obstetri dan ginekologi lulusan Universitas Indonesia itu.
Selain itu, menurut Yassin, orangtua, terutama ibu, juga harus berperan dalam mengajarkan anak perempuan untuk menjaga kebersihan organ kewanitaan mereka dan tidak takut menyentuh organ kemaluan sendiri.
Agar bisa mengajari anak dengan benar, orangtua juga perlu mempelajari struktur anatomi organ kewanitaan agar bisa menyebutkannya dengan benar.
Baca juga: Kemen PPPA Dorong Institusi Pendidikan Sediakan Materi Edukasi Kesehatan Reproduksi
"Membersihkan perlahan dari depan ke belakang dan ajari mereka untuk tidak jijik dan tidak takut menyentuh organ kemaluan sendiri. Kita harus ajarin mereka ini punya kamu, ini kamu jaga dan rawat," ucap Yassin.
Ia melanjutkan jika sedang dalam kondisi berkeringat untuk cepat mengganti pembalut dan memperhatikan celana dan kemaluannya tidak dalam keadaan basah, karena selain lembab, area tersebut juga bisa iritasi sehingga menumbuhkan kuman.
"Disarankan mengganti pembalut 4 sampai 6 jam sekali kalau aktivitas di luar dan berkeringat, intinya mempersiapkan anak untuk mengenali tanda-tanda menstruasi sehingga mereka bisa bawa (pembalut)," ungkpanya.
Dokter yang praktik di RS Pondok Indah Jakarta ini juga menambahkan kesehatan reproduksi juga sangat berpengaruh dari status nutrisi, sehingga sangat penting untuk memenuhi nutrisi remaja putri bahkan saat ibu hamil anak perempuan seperti zat besi, tidak terindikasi stunting, tidak obesitas atau terlalu kurus. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Migrain Lebih Sering Terjadi pada Perempuan, Ini 5 Cara Mengatasinya
Tahukah Anda, 1 dari 4 Pasutri Alami Infertilitas?
Penanganan Bayi Tabung di Indonesia Baru 10 Persen
Perempuan Lebih Berisiko Terserang Migrain, Apa Penyebabnya?
12 Penyebab Siklus Haid Tidak Teratur
Melindungi Kesehatan Reproduksi di Lingkungan Kerja Bagian dari K3
Ini Usia Optimal untuk Mengkhitan Anak
Vaksinasi Ganda pada Anak, Perlukah Khawatir?
Perpres Perlindungan Anak di Ranah Daring dalam Proses Sinkronisasi
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap