visitaaponce.com

12 Penyebab Siklus Haid Tidak Teratur

12 Penyebab Siklus Haid Tidak Teratur
Siklus haid tidak teratur(Freepik)

SIKLUS menstruasi yang tidak teratur bisa menjadi sumber kekhawatiran bagi banyak perempuan. Ada kalanya siklus haid tidak teratur dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah medis hingga gaya hidup sehari-hari.

Haid, atau menstruasi sendiri adalah proses alami dalam tubuh perempuan yang melibatkan peluruhan lapisan dalam rahim (endometrium) yang keluar melalui vagina. Ini terjadi sebagai bagian dari siklus menstruasi, yang umumnya berlangsung selama 28 hari, meskipun variasi antara 21 hingga 35 hari masih dianggap normal.

Menstruasi adalah tanda bahwa sistem reproduksi perempuan berfungsi dengan baik dan bahwa tubuh sedang mempersiapkan diri untuk kemungkinan kehamilan setiap bulannya.

Baca juga : Kebersihan Saat Menstruasi Penting untuk Kesehatan Reproduksi Perempuan

Memahami siklus menstruasi sangat penting bagi perempuan untuk mengetahui kapan mereka subur dan memahami perubahan yang terjadi dalam tubuh mereka setiap bulan. Selain itu, mengenali pola menstruasi yang normal dapat membantu mengidentifikasi masalah kesehatan jika terjadi ketidakteraturan atau perubahan signifikan dalam siklus menstruasi. Jika ada gangguan atau ketidakteraturan yang signifikan, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut dan mendapatkan perawatan yang tepat.

Siklus Menstruasi:

Siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase yang masing-masing memiliki peran penting dalam mempersiapkan tubuh perempuan untuk kehamilan. Berikut adalah penjelasan mengenai fase-fase tersebut:

  1. Fase Menstruasi (Hari 1-5):

    • Siklus dimulai pada hari pertama menstruasi, yaitu ketika lapisan rahim mulai luruh dan keluar melalui vagina sebagai darah menstruasi. Periode ini biasanya berlangsung antara 3 hingga 7 hari. Selama fase ini, kadar hormon estrogen dan progesteron berada pada tingkat terendah.
  2. Fase Folikuler (Hari 1-14):

    • Fase ini dimulai bersamaan dengan hari pertama menstruasi dan berlangsung hingga ovulasi. Kelenjar pituitari di otak melepaskan hormon perangsang folikel (FSH) yang merangsang ovarium untuk memproduksi sekitar 5 hingga 20 folikel. Setiap folikel berisi sel telur yang belum matang. Biasanya, hanya satu folikel yang akan menjadi dominan dan matang menjadi sel telur. Selama fase ini, hormon estrogen meningkat untuk membantu mempertebal lapisan rahim sebagai persiapan untuk kemungkinan kehamilan.
  3. Fase Ovulasi (Hari 14):

    • Ovulasi terjadi ketika kadar hormon luteinizing (LH) yang dilepaskan oleh kelenjar pituitari meningkat tajam, menyebabkan folikel dominan di ovarium pecah dan melepaskan sel telur yang matang. Sel telur ini kemudian bergerak menuju tuba falopi untuk bertemu dengan sperma. Ovulasi biasanya terjadi sekitar hari ke-14 dari siklus 28 hari.
  4. Fase Luteal (Hari 15-28):

    • Setelah ovulasi, folikel yang pecah berubah menjadi korpus luteum, yang menghasilkan hormon progesteron. Progesteron membantu mempertahankan lapisan rahim yang tebal dan siap untuk implantasi jika terjadi pembuahan. Jika sel telur dibuahi oleh sperma dan berhasil ditanamkan di lapisan rahim, tubuh akan memproduksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) untuk mendukung korpus luteum dan mencegah menstruasi. Jika tidak ada pembuahan, korpus luteum akan menyusut, kadar progesteron dan estrogen akan menurun, dan lapisan rahim akan luruh, memulai siklus baru.

Namun, ada kalanya haid yang keluar tidak teratur periodenya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi.

Baca juga : Diabetes Dapat Sebabkan Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Penyebab Siklus Haid Tidak Teratur

Berikut adalah 12 penyebab umum dari haid yang tidak teratur:

  1. Stres Stres adalah salah satu penyebab utama siklus menstruasi yang tidak teratur. Hormon stres seperti kortisol dapat memengaruhi produksi hormon reproduksi, menyebabkan menstruasi datang lebih awal, lebih lambat, atau bahkan berhenti sama sekali. Tekanan pekerjaan, masalah pribadi, atau peristiwa hidup yang besar dapat meningkatkan kadar kortisol dalam tubuh, yang kemudian mengganggu hormon estrogen dan progesteron yang mengatur siklus menstruasi.

  2. Perubahan Berat Badan Penurunan atau peningkatan berat badan yang drastis dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Diet yang ekstrem atau obesitas bisa menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Penurunan berat badan yang tiba-tiba sering kali diakibatkan oleh diet ketat atau gangguan makan, sementara peningkatan berat badan dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat atau kondisi medis tertentu seperti hipotiroidisme.

    Baca juga : Ini Penyebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terkena Lupus Ketimbang Laki-Laki

  3. Gangguan Makan Kondisi seperti anoreksia atau bulimia dapat menyebabkan gangguan hormonal yang mengakibatkan menstruasi tidak teratur atau bahkan berhenti. Ketika tubuh tidak menerima nutrisi yang cukup, produksi hormon reproduksi bisa menurun, menyebabkan ovarium berhenti melepaskan sel telur secara teratur.

  4. Olahraga Berlebihan Aktivitas fisik yang terlalu intens, terutama tanpa asupan kalori yang memadai, dapat menyebabkan penurunan lemak tubuh yang signifikan dan gangguan hormon, yang berdampak pada siklus menstruasi. Atlet atau wanita yang melakukan latihan fisik berat sering kali mengalami amenore, atau tidak adanya menstruasi, karena tubuh mereka berada dalam keadaan stres dan energi yang berlebihan.

  5. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) PCOS adalah kondisi umum yang ditandai dengan ketidakseimbangan hormon, pertumbuhan kista di ovarium, dan siklus menstruasi yang tidak teratur. Wanita dengan PCOS sering memiliki kadar androgen yang tinggi (hormon pria) yang dapat mengganggu ovulasi dan menyebabkan menstruasi yang tidak teratur, jarang, atau tidak sama sekali.

    Baca juga : Ini Cara Menghitung Siklus Menstruasi dan Masa Subur Perempuan Setiap Bulannya

  6. Tiroid Tidak Aktif atau Hiperaktif Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) atau kurang aktif (hipotiroidisme) dapat mempengaruhi siklus menstruasi dengan mengganggu produksi hormon yang mengatur siklus tersebut. Tiroid yang tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan menstruasi menjadi lebih berat, lebih ringan, atau tidak teratur.

  7. Perimenopause Menjelang menopause, yang biasanya terjadi di usia 40-an atau 50-an, wanita mungkin mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur sebagai bagian dari proses alami tubuh. Perimenopause adalah periode transisi sebelum menopause yang ditandai dengan fluktuasi hormon, yang dapat menyebabkan perubahan dalam siklus menstruasi.

  8. Penggunaan Kontrasepsi Penggunaan pil KB, suntikan, implan, atau alat kontrasepsi lainnya dapat menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi, termasuk tidak teratur atau bahkan berhenti. Beberapa metode kontrasepsi hormonal bekerja dengan mengatur kadar hormon dalam tubuh untuk mencegah ovulasi, yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi.

  9. Kondisi Kesehatan Kronis Penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit celiac dapat memengaruhi siklus menstruasi karena mereka dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Misalnya, diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan fluktuasi gula darah yang berdampak pada hormon reproduksi, sementara penyakit celiac dapat menyebabkan malabsorpsi nutrisi yang diperlukan untuk fungsi hormonal yang sehat.

  10. Infeksi Reproduksi Infeksi pada organ reproduksi seperti radang panggul atau infeksi menular seksual dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada jaringan reproduksi, yang dapat mengganggu siklus menstruasi dan menyebabkan perdarahan yang tidak teratur.

  11. Penyakit Kronis Lainnya Kondisi seperti penyakit hati atau ginjal dapat mempengaruhi hormon dan menyebabkan menstruasi tidak teratur. Hati dan ginjal yang tidak berfungsi dengan baik dapat mempengaruhi metabolisme hormon dalam tubuh, menyebabkan gangguan dalam siklus menstruasi.

  12. Obat-obatan Beberapa obat, termasuk antipsikotik, antidepresan, obat tekanan darah, dan kemoterapi, dapat mengganggu siklus menstruasi sebagai efek samping. Obat-obatan ini dapat mempengaruhi hormon reproduksi secara langsung atau mengganggu fungsi tubuh yang penting untuk menjaga siklus menstruasi yang teratur.

Mengidentifikasi penyebab spesifik dari siklus menstruasi yang tidak teratur penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Jika Anda mengalami haid tidak teratur secara konsisten, konsultasikan dengan dokter atau ahli kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut dan rekomendasi perawatan yang sesuai. Perubahan gaya hidup, manajemen stres, dan pengobatan kondisi medis yang mendasari bisa membantu mengembalikan siklus menstruasi ke jalur yang normal. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat