visitaaponce.com

Haid Tidak Teratur Menyebabkan Sindrom Ovarium Polikistik Inilah yang harus Anda ketahui

Haid Tidak Teratur Menyebabkan Sindrom Ovarium Polikistik?  Inilah yang harus Anda ketahui
PCOS adalah kondisi hormonal kompleks yang mempengaruhi siklus menstruasi, kesuburan, dan penampilan fisik perempuan(Freepik)

SEBAGIAN orang menganggap menstruasi tidak teratur merupakan suatu hal yang normal. Tahukah Anda, kondisi tersebut ternyata bisa menyebabkan sindrom ovarium polikistik (PCOS). 

Sindrom ovarium polikistik adalah masalah kesehatan ginekologi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) PCOS memengaruhi sekitar 8% hingga 13% perempuan. Meskipun penyakit ini belum ada obatnya, salah satu cara utama untuk mengatasinya melalui pola makan dan olahraga.

PCOS adalah suatu kondisi hormonal yang memengaruhi menstruasi dan kesuburan seorang perempuan, serta aspek penampilannya.

Baca juga : 12 Penyebab Siklus Haid Tidak Teratur

Dr Anupriya Agarwal, dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Rumah Sakit Mount Elizabeth menyebutkan polikistik pada PCOS berasal dari banyaknya kista kecil (kantung berisi cairan) yang berkembang di ovarium.

Sementara Dr Veronique Viardot Foucault, direktur dan konsultan senior endokrinologi klinis di departemen kedokteran reproduksi di Rumah Sakit Wanita dan Anak (KKH) KK, mengatakan PCOS bersifat multifaktorial dan kompleks dengan penyebab pasti yang tidak jelas. Penyakit ini sering diturunkan dalam keluarga, sehingga menunjukkan adanya komponen genetik.  

Selanjutnya, PCOS juga sering dikaitkan dengan faktor gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan berlebihan. PCOS juga dapat mempersulit tubuh menggunakan hormon insulin, yang mengubah gula dan pati dari makanan menjadi energi. Dikenal sebagai resistensi insulin, hal ini dapat menyebabkan kadar insulin lebih tinggi dalam tubuh karena glukosa menumpuk di aliran darah. 

Baca juga : Ini Tanda Kadar Testosteron Tinggi pada Penderita PCOS

Tanda, Gejala, dan Risiko PCOS

Agarwal mengatakan PCOS biasanya dimulai pada masa remaja tetapi bisa dimulai kapan saja selama masa reproduksi wanita. 

Gejala umum PCOS menunjukkan efek ketidakseimbangan hormon dan resistensi insulin, seperti menstruasi tidak teratur, kesulitan dalam hamil, pertumbuhan rambut berlebihan, rambut rontok atau penipisan rambut kulit kepala, kulit berminyak atau berjerawat, pertambahan berat badan yang berlebihan, serta gangguan suasana hati.

Perempuan penderita PCOS mungkin tidak mengalami gejala yang jelas sehingga perlu diagnosis lebih lanjut. Untuk mendiagnosis PCOS, dokter kandungan akan mengambil riwayat kesehatan secara rinci dan melakukan pemeriksaan fisik, melakukan tes darah, atau USG panggul.

Baca juga : Anda Sudah Dewasa Tapi Masih Jerawatan? Kemungkinan Ada Masalah Hormon

Lebih lanjut, seorang perempuan akan didiagnosis menderita PCOS jika dia memiliki setidaknya dua dari tiga temuan:

  1. Menstruasi tidak teratur, jarang atau tidak menstruasi sama sekali
  2. Peningkatan rambut wajah atau tubuh dan tes darah yang menunjukkan kadar testosteron tinggi
  3. Pemindaian ultrasonografi menunjukkan beberapa kista kecil di setidaknya satu ovarium, atau tes darah yang menunjukkan penanda tingkat tinggi yang disebut hormon anti-mullerian (AMH), yang menunjukkan jumlah cadangan sel telur yang lebih tinggi, serta memiliki terlalu banyak AMH dapat menghentikan terjadinya ovulasi

Di samping itu, Viardot mengatakan perempuan dengan PCOS cenderung memiliki peningkatan risiko terkena masalah medis tertentu di kemudian hari, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kanker rahim, mendengkur dan kelelahan di siang hari, perubahan suasana hati yang parah, dan gangguan seperti depresi. 

Oleh karena itu, perempuan yang menunjukkan gejala PCOS disarankan untuk mendapatkan diagnosis dini karena dapat membantu kesehatan jangka panjang dan mencegah komplikasi.

Baca juga : Ini Makanan yang Wajib Dikonsumsi untuk Meredakan Nyeri saat Haid

Pencegahan dan Pengobatan PCOS

Sampai saat ini PCOS tidak ada obatnya. Namun penyakit ini dapat ditangani dengan mengurangi gejala, mengatasi tantangan kesuburan, dan mencegah atau mengobati komplikasi jangka panjang terkait.

Viardot mencatat pengendalian gejala yang baik, dapat dicapai melalui perubahan gaya hidup dan jika perlu melalui perawatan medis. Misalnya, melakukan pola makan yang baik. Ini mencakup sayuran berserat tinggi seperti brokoli, protein tanpa lemak seperti ikan, dan makanan anti inflamasi seperti kunyit dan tomat. 

Selain itu, diet dan olahraga juga meruapakan kunci yang dapat mengurangi efek berbahaya dari gejala PCOS. WHO menyarankan aktivitas fisik sedang hingga berat selama 150 menit setiap minggunya, yang idealnya tersebar dalam beberapa sesi.

Penelitan juga mencatat menurunkan 5% hingga 10% berat badan dapat memulihkan ovulasi, mengatur siklus menstruasi, meningkatkan peluang kehamilan, dan menurunkan risiko jangka panjang diabetes dan penyakit kardiovaskular.

Selain perubahan gaya hidup, perawatan medis dapat membantu mengatasi menstruasi tidak teratur, masalah kesuburan, pertumbuhan rambut berlebih, dan masalah berat badan. 

Ini termasuk pil kontrasepsi oral yang mengandung progesteron untuk menjaga lapisan rahim tetap sehat selama periode menstruasi yang teratur, obat pemeka insulin untuk menurunkan kadar glukosa, dan obat pemicu ovulasi seperti gonadotropin untuk mereka yang mencoba untuk hamil.

Perempuan penderita PCOS juga dapat mencari pengobatan untuk pertumbuhan rambut berlebih, atau konseling untuk membantu mengatasi perubahan suasana hati dan depresi. (Channel News Asia/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat