Orangtua Harus Jadi Guru Pertama Pendidikan Seksual Anak
PAKAR psikologi dan seksologi klinis Zoya Amirin mengatakan orangtua harus menjadi guru pertama bagi anak-anak mereka yang beranjak remaja dalam memberi edukasi mengenai tubuh dan seksualitas.
Edukasi seksual dari orangtua memungkinkan narasi tentang kesehatan reproduksi dikendalikan orangtua, sehingga anak remaja tidak mencari-cari pada sumber yang tidak terpercaya dan justru dapat membahayakan mereka.
"Lebih baik anak tahu pertama kali dari orangtua sehingga apabila anak masih penasaran, orangtua bisa mengajak anaknya mencari tahu bersama," kata Zoya, yang menyelesaikan S2 di Jurusan Psikologi Klinis Dewasa Universitas Indonesia, dikutip Kamis (9/11).
Baca juga: Ini Pentingnya Pendidikan Seks Agar Terhindar dari Kecanduan Orgy
Memberikan pengetahuan mengenai tubuh dan organ reproduksi kepada anak remaja membuat mereka memahami tubuh mereka sendiri dan dapat mengenali apabila ada kejanggalan pada tubuh mereka.
Orangtua perlu juga menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh remaja yang memasuki usia pubertas dan konsekuensi aktivitas seksual yang sudah bisa berdampak pada mereka.
Dengan demikian, anak remaja dapat menjaga diri mereka dengan lebih baik dan dapat mengenyahkan tipu daya pelaku kejahatan seksual.
Baca juga: UNJ Beri Psikoedukasi Remaja terkait Risiko Seks Pranikah
Selain itu, dapat dihindari miskonsepsi bahwa kehamilan muncul hanya sebagai konsekuensi pernikahan dan bukan konsekuensi hubungan seksual, sebagaimana yang kerap terjadi di masyarakat.
Zoya mengatakan bahwa orangtua patut menggunakan bahasa yang lugas dan tidak menggunakan eufemisme terkait organ reproduksi saat mengedukasi anak remaja.
Misalkan, orangtua tidak perlu menyebut burung sebagai pengganti kata penis atau bunga sebagai pengganti kata vagina, yang justru dapat membuat kebingungan dan meneruskan tabu yang tidak perlu.
Hal itu penting supaya anak remaja tahu nama sesungguhnya dari organ dan bagian tubuh yang mereka miliki.
"Jangan pula dijelaskan kalau sudah menstruasi berarti sudah bisa nakal atau bisa macam-macam, tapi jelaskan kalau sudah menstruasi, artinya sudah bisa dihamili laki-laki ketika ada penetrasi seksual," pungkas dia. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Pertengkaran Anak-anak saat Liburan, Ini Cara Mengatasinya
Orangtua Harus Tahu Cara Mengatasi Migrain pada Anak
Orangtua Diingatkan Isi Liburan Anak dengan Aktivitas Riil
Ada Luka Memar di Tubuh Balita yang Tewas Diduga Dianiaya Orangtua
Dear Orangtua, Kenali Gejala dan Dampak dari Gangguan Anak Alergi Susu Sapi
MPASI Buatan Sendiri Dipastikan Lebih Baik Dibandingkan yang Dijual di Pinggir Jalan
Ayah di Alor Ditangkap Karena Aniaya Anak
Apakah Telepati Pada Anak Kembar Benar Ada?
DAK Non Fisik Perlu Dimaksimalkan untuk Tangani Isu Perempuan dan Anak
Ikatan Batin Ibu dan Anak Pengaruhi Tumbuh Kembang Bayi
Parents, Tak Perlu Merasa Bersalah Biarkan Anak Screen Time
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap