MUI Hadiri Konsolidasi Tokoh Islam dalam Konferensi di Saudi
![MUI Hadiri Konsolidasi Tokoh Islam dalam Konferensi di Saudi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/0777501593514b4a227b91bba8dc733e.jpg)
ARAB Saudi menggelar Konferensi Internasional di Mekkah. Acara yang dibuka Menteri Urusan Agama Islam, Dakwah, dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi ini dihadiri oleh para ulama, mufti, dan dai internasional dari 83 negara.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Muhammad Cholil Nafis menjelaskan pembahasan utama konferensi ini tentang merekatkan persatuan umat Islam di seluruh dunia atas asas keagamaan Islam yang moderat (wasathi), toleran, dan inklusif.
Menurut dia, tema tersebut diulas sedari awal pembukaan oleh para ulama agar bisa menyelaraskan antara ajaran Islam yang ideal dan kenyataan umat yang penuh dinamika.
"Persoalan yang muncul di masyarakat hingga menjadi perpecahan adalah fanatik buta terhadap golongannnya sendiri yang kadang disertai dengan mengkafirkan kelompok lain yang berbeda pendapat. Pemahaman seperti ini membuat agama menjadi malapetaka karena kesalahan dalam memahami teks agama," ujar Kiai Cholil yang mengikuti konferensi dalam keterangannya, Minggu (13/8).
Adapun sesi kedua konferensi internasional tersebut, lanjut Kiai Cholil Nafis, mengulas tentang kenyataan dan harapan hubungan antara dunia Islam dan Kerajaan Arab Saudi. Bahkan dipersilakan untuk mengajukan kritik sebagai harapan dan upaya memperbaiki hubungan dan memperkuat kerja sama antarlembaga keumatan dan kemasyarakatan umat di dunia Islam.
Sedangkan sesi lain konferensi ini juga mendiskusikan tentang wasathiyatul Islam secara konsepsional dan praktiknya di beberapa negara.
"Kami dari Indonesia memaparkan tentang wasathiyatul Islam yang sudah menjadi arus utama paham keagamaan. Hal ini menjadi tema Muktamar Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah juga Musyawarah Nasional MUI. Pada prinsipnya, Indonesia mampu menjaga kesatuan dan persatuan dengan banyak ragam etnis dan agama karena mayoritas umat berpaham Islam wasathi," jelas dia.
Baca juga: Ayat Al-Qur'an Salah Cetak, Kemenag: Itu Kesalahan Penerbit
Jika ada peristiwa terorisme dan ekstremisme, bahkan pengeboman, karena masih ada sebagian umat yang punya paham eksklusif dan biasanya tak berafiliasi dengan organasisi kemasyarakatan Islam besar di Indonesia. Kenyataan ekstremisme di tengah-tengan umat menjadi tugas ulama dan tokoh umat untuk terus menyerukan damai dan memahami Islam yang benar.
Kiai Cholil menambahkan, sebenarnya sumber ekstremisme, baik kiri maupun kanan, itu karena paham agama yang tidak proporsional. Biasanya memahami ajaran Islam yang salah antara keleluasaan agama (rukhshah) dan ketetapan yang pasti dalam agama (‘azimah).
Ekstrem kiri karena menggampangkan agama sehingga apa pun bisa dipahami di luar teks atas nama kemaslahatan. Sedangkan yang ekstrem kanan karena terlalu ketat dalam memahami agama sehingga agama dipahami secara harfiyah tekstual bahkan melupakan realita kehidupan.
Rasulullah SAW pun sudah mengingatkan bahwa, 'Rusaklah orang-orang yang keterlaluan'. "Karenanya, MUI menyampaikan tentang 10 kriteria wasathiyatul Islam agar menjadi pegangan dunia Islam dalam memberi fatwa dan membimbing umat," lanjut dia.
Yakni seimbang dalam memahami teks dan konteks, bisa membedakan mana wilayah penyimpangan (inhiraf) yang harus diamputasi dan wilayah perbedaan (khilafiyah) yang harus ditoleransi, bisa berpikir dinamis yang menyeimbangkan antara ajaran agama yang baku dan ajaran Islam yang dinamis. Cara berIslam yang wasathi ini akan selalu sesuai dengan perkembangan zaman dan mampu membangun peradaban.
Dunia Islam kini sedang menghadapi paham keagamaan yang ekstrem, dan saat bersamaan menghadapi sekularisasi, ateisme, dan islamofobia. Dunia yang mengecil dengan teknologi informasi yang membanjir dari berbagai penjuru menjadi tantangan berat tokoh agama dalam membimbing umat. (RO/I-2)
Terkini Lainnya
Octa akan Gelar Konferensi Online untuk Trader Indonesia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Panggil Pemimpin Dunia untuk Konferensi Perdamaian Usai Serangan di Kharkiv
Konferensi Intervensi Neurovaskular Internasional Pertama Digelar di Bali
SBM ITB Hadiri Dua Konperensi Internasional
Pengusaha Migas James Leo: Pabrikan Lokal Bisa Bersaing di Pasar Global
Potensi Pasar Metaverse di Indonesia Cukup Menjanjikan
Akreditasi Internasional FIBAA, Komitmen UNJ Tingkatkan Mutu Pendidikan
Kalsel Upayakan Pengembalian Status Bandara Internasional
38 Rekomendasi Kuliner Bandung, Mangga Dicobian!
Mundur dari Kepala Otorita IKN, Jadi Ini Tugas Baru Bambang Susantono
Putri Ariani Meriahkan Konvensi yang Dihadiri 9.000 Peserta dari 30 Negara
Presiden Menugaskan Bambang Susantono dalam Kerja Sama Internasional
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap