visitaaponce.com

Capaian Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Capaian Kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(KEMENDIKBUDRISTEK)

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui kebijakan Merdeka Belajar berupaya merangkul semua pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan antara lain pendidik dan tenaga kependidikan, lembaga pendidikan, industri dan pemberi kerja, serta masyarakat untuk menarik semua potensi bangsa menyukseskan pemajuan pendidikan dan kebudayaan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat sesuai dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Merdeka Belajar lahir sebagai terobosan yang dihadirkan Kemendikbudristek sebagai solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia. Hingga 8 Agustus 2023, sebanyak 25 program telah diluncurkan sebagai bagian dari rangkaian kebijakan Merdeka Belajar yang terobosannya telah menyentuh semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi, dan juga kebudayaan serta bahasa.

Baca juga: Peringati Hari Kemerdekaan melalui Lagu Anak Indonesia

Melalui gotong royong dan kolaborasi seluruh pihak, terobosan Merdeka Belajar terus  dirasakan dampak dan manfaatnya,  antara lain:
- Merdeka Belajar Episode 1 'Asesmen Nasional, Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)': 285.663 satuan pendidikan telah melaksanakan Asesmen Nasional (AN) yang merupakan sistem evaluasi pendidikan mutakhir yang berfokus pada kompetensi literasi, numerasi, dan karakter peserta didik, serta  kondisi lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran yang efektif, aman, dan nyaman.

- Merdeka Belajar Episode 2 'Kampus Merdeka': 310.000 mahasiswa telah mengikuti program studi di luar kampus melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Selain itu, Kemendikbudristek juga mendorong program MBKM yang diselenggarakan secara mandiri oleh kampus. Saat ini, program MBKM mandiri telah diikuti oleh 450.000 mahasiswa.

- Merdeka Belajar Episode 2 'Kampus Merdeka': Rp1,3 triliun dana padanan dari pihak industri dalam proyek Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka (Kedaireka) perguruan tinggi yang menghasilkan 2.100 program dan melibatkan 300 perguruan tinggi, 7.300 dosen serta 39.000 mahasiswa.

- Merdeka Belajar Episode 3 'Penyaluran dan Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)': Penyaluran Dana BOS langsung ke rekening satuan pendidikan, mengurangi keterlambatan sebesar 32% atau sekitar tiga minggu lebih cepat dibandingkan tahun 2019. Penyaluran Dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) langsung ke rekening satuan pendidikan, mengurangi keterlambatan 1 bulan lebih cepat dibandingkan tahun 2021. Peningkatan satuan biaya BOS dan BOP yang disesuaikan dengan karakteristik daerah berdasarkan indeks kemahalan daerah, dan peserta didik, khusus wilayah 3T, rata-rata peningkatan satuan biaya BOS sebesar 49,63% dan BOP sebesar 50,89%.

- Merdeka Belajar Episode 5 'Guru Penggerak': 56.457 guru telah lulus Pendidikan Guru Penggerak (PGP) dan 4.595 Guru Penggerak telah diangkat menjadi kepala sekolah. PGP adalah program intensif pelatihan guru selama enam bulan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan pedagogi guru.

- Merdeka Belajar Episode 7 'Program Sekolah Penggerak': 14.000 satuan pendidikan di 508 kabupaten/kota menjadi Sekolah Penggerak. Pelaksanaan kebijakan tersebut mendukung peningkatan kualitas hasil belajar peserta didik melalui manajemen berbasis data, peningkatan kualitas kepala sekolah dan pengawas serta digitalisasi sekolah.

- Merdeka Belajar Episode 8 'SMK Pusat Keunggulan': 1.401 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) telah bertransformasi menjadi SMK Pusat Keunggulan (PK). Program SMK PK bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja.

- Merdeka Belajar Episode 9 'Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka': 780.014 mahasiswa miskin dan rentan miskin mendapatkan bantuan pendidikan tinggi melalui Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka.

- Merdeka Belajar Episode 11 'Kampus Merdeka Vokasi': Rp439,2 miliar investasi industri yang dihasilkan dari program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (Matching Fund) dengan melibatkan 349 industri dan 373 SMK dan Rp94,5 miliar investasi yang dihasilkan dari program Matching Fund Pendidikan Tinggi Vokasi dengan melibatkan 241 mitra industri. Program ini bertujuan untuk mewujudkan ekosistem pendidikan vokasi yang semakin relevan dengan dunia kerja. 

- Merdeka Belajar Episode 12 'Sekolah Aman Berbelanja melalui Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah)': 245 ribu sekolah telah menggunakan SIPLah dan sebanyak 129 ribu UMKM telah mendukung platform tersebut. SIPLah bertujuan untuk mempermudah proses Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) oleh satuan pendidikan agar lebih efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

- Merdeka Belajar Episode 13 'Merdeka Berbudaya dengan Kanal Indonesiana': 66.396 penonton perbulan melalui jaringan televisi kabel Indihome. Sedangkan, melalui laman, total setiap bulannya berjumlah 385.331 penonton. Indonesiana TV adalah kanal media yang mewadahi, mengintegrasikan, serta mempromosikan karya dan ekspresi budaya masyarakat Indonesia. 

- Merdeka Belajar Episode 14 'Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual': 100 persen Perguruan Tinggi Negeri sudah membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual sebagai komitmen menciptakan kampus yang aman dan merdeka dari kekerasan seksual sesuai dengan amanat Permendikbudristek No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.

- Merdeka Belajar Episode 15 'Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar': 306.000 satuan pendidikan telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka yang dirancang untuk memberikan fleksibilitas bagi satuan pendidikan dalam membuat kurikulum operasional yang kontekstual, agar pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.

- Merdeka Belajar Episode 15 “Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar':  Untuk mengakselerasi mutu pembelajaran melalui peningkatan kualitas guru, Kemendikbudristek mengembangkan Platform Merdeka Mengajar yang telah digunakan oleh 2,6 juta guru dan sebanyak 306 ribu konten sudah diunggah, disebarkan, dan dimanfaatkan oleh guru melalui platform tersebut.

- Merdeka Belajar Episode 16 'Akselerasi dan Peningkatan Pendanaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Kesetaraan': 217 ribu sekolah telah menggunakan Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS). Melalui ARKAS pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada satuan pendidikan akan lebih transparan, akuntabel, dan berkesinambungan. ARKAS juga memberi kemudahan administratif, utamanya terkait rekapitulasi keuangan satuan pendidikan sehingga satuan pendidikan akan lebih mudah dalam mengelola manajemen keuangan demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

- Merdeka Belajar Episode 17 'Revitalisasi Bahasa Daerah': 39 bahasa daerah di 13 provinsi dan 157 kabupaten/kota telah direvitalisasi sebagai upaya melindungi bahasa daerah dari ancaman kepunahan.

- Merdeka Belajar Episode 18 'Merdeka Berbudaya dengan Dana Indonesiana': 300 individu/kelompok telah menerima Dana Indonesiana guna memfasilitasi berbagai inisiatif dan kreativitas bidang kebudayaan.

- Merdeka Belajar Episode 19 'Rapor Pendidikan Indonesia': 178 ribu satuan pendidikan telah mengakses platform Rapor Pendidikan dan 545 pemerintah daerah telah mengakses platform tersebut. Rapor Pendidikan merupakan sebuah platform yang menyediakan data laporan hasil evaluasi sistem pendidikan sebagai penyempurnaan rapor mutu sebelumnya. 

- Merdeka Belajar Episode 20 'Praktisi Mengajar': 500 perguruan tinggi dan 23.000 praktisi terlibat dalam program Praktisi Mengajar. Program ini mendorong kolaborasi aktif dosen dengan praktisi ahli agar tercipta pertukaran ilmu dan keahlian yang mendalam dan bermakna antara sivitas akademika di perguruan tinggi dengan kaum profesional di dunia kerja.

- Merdeka Belajar Episode 21 'Dana Abadi Perguruan Tinggi': Tahun 2022 telah tercapai 5 Perguruan Tinggi Nasional Berbadan Hukum (PTN-BH) yang masuk dalam top 500 dunia, antara lain: UGM, ITB, UI, UA dan IPB. Sedangkan yang masuk dalam radar Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) tahun 2023 terdapat 16 PT di Indonesia antara lain: UGM, ITB, UI, UA, IPB, ITS, UNPAD, UNDIP, UB, Univ Binus, Univ Telkom, UNHAS, UNS, UNAND, UMS dan USU. Program ini bertujuan untuk meningkatkan fasilitas pengajaran maupun penelitian hingga menjadi perguruan tinggi kelas dunia dan sebagai tahap awal dana abadi ini diberikan kepada Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). 

- Merdeka Belajar Episode 23 'Buku Bacaan Bermutu untuk LIterasi Indonesia': Penyediaan 15.066.794 eksemplar (560 judul) buku bacaan ke 5.963 PAUD dan 14.595 SD di 81 kabupaten daerah 3T dan daerah dengan nilai kompetensi literasi/numerasi merah.

Baca juga: FLS2N 2023 Ajang Tumbuhkan Kecintaan Terhadap Seni Dan Budaya Indonesia

Selain itu, sejak 2019 untuk menekan jumlah angka putus sekolah, Kemendikbudristek juga memberikan bantuan pendidikan kepada 17,9 juta siswa miskin dan rentan miskin pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui Program Indonesia Pintar (PIP).

Kemudian, sejak 2013 sebanyak 9.760 peserta didik menerima bantuan Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan pada tahun 2023 sebanyak 7.776 mahasiswa aktif mendapat bantuan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK). Program ADEM dan ADIk merupakan program bantuan pendidikan bagi peserta didik dan mahasiswa dari Wilayah Papua, Daerah Khusus, Anak TKI atau Repatriasi, serta mahasiswa disabilitas.

Pernyataan Pemangku Kepentingan

“Merdeka Belajar artinya unit pendidikan, yaitu sekolah, guru, dan murid punya kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif, itu yang akan terus kita dorong,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.

"Asesmen Nasional yang dilakukan kementerian menjadi hal yang bagus dan memudahkan semua orang untuk melihat bagaimana proses pembelajaran di sekolah berjalan dengan baik,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Purwanto.

“Selama mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, ada banyak perubahan pembelajaran yang dilakukan, khususnya dalam mengenali potensi anak dan memberikan mereka pembelajaran yang lebih relevan,” kata Guru SMAN 1 Basarang, Kabupaten Kapuas Made Pujangga.

“Kami ada 46 guru yang dibentuk Kemendikbudristek menjadi Guru Penggerak di Kabupaten Wajo. Antusiasme ini muncul karena kami merasa sebagai guru kami perlu belajar. Kami memahami bahwa murid yang dihadapi sekarang berbeda. Oleh karena itu, kami guru di Wajo antusias mengikuti program Guru Penggerak,” ujar Guru SMAN 6 Wajo, Sulawesi Selatan Muhammad Takdir.

“Di aplikasi Platform Merdeka Mengajar sudah lengkap. Ada buku siswanya, ada buku gurunya. Jadi kita tidak perlu unduh ke mana-mana. Semuanya itu sudah diberikan oleh Kemendikbudristek melalui platform tersebut, kita tinggal manfaatkan saja,” tutur Guru SD Negeri Jarit 01, Lumajang Vivi Wahyuni.

“Dulu sebelum ada program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK), saat rekrutmen kami harus meluangkan waktu untuk melatih lulusan SMK agar kinerjanya sesuai dengan kebutuhan kami. Namun, sekarang tidak lagi karena mereka sudah siap bekerja di industri dan produknya juga sudah sesuai standar industri,” kata Heru Sulistiyo dari PT INKA Multi Solusi.

“Program KIP Kuliah membuka kesempatan bagi kami yang terbatas secara ekonomi untuk meraih cita-cita. Dalam proses perkuliahan, saya pun tidak pernah dibeda-bedakan. Saya selalu mendapatkan fasilitas yang sama dengan para mahasiswa lainnya. Hal tersebut memotivasi saya untuk kuliah dengan sungguh-sungguh, terus berprestasi, memperluas relasi, dan mencoba berbagai peluang untuk pengembangan diri,” ujar , penerima KIP Kuliah Jihan Dermawan.

“Kebijakan Kemendikbudristek ini sudah cukup baik dan sangat meringankan sekolah dalam memanfaatkan dana BOS sesuai dengan kebutuhan dan kami bersyukur diberikan kemerdekaan kepada sekolah untuk pemanfaatannya. Jadi, tidak bergantung kepada persentase, melainkan tergantung pada program prioritas di sekolah, yakni mana yang kita utamakan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah,” kata Kepala Sekolah SMA 56 Maluku Tengah Anwar Papilia.

“Adanya ARKAS dan SIPLah, sangat membantu satuan pendidikan dalam perencanaan, pengelolaan, dan pelaporan terkait dana BOS.  Terintegrasinya data antara ARKAS dan SIPLah menjadi keunggulan dan menjadi kemudahan sekolah di NTT dalam mengelola dana BOS, sehingga tahapan pengelolaan dana BOS transparan dan akuntabel,” ungkap Kepala Sekolah SMPN 2 Ende, Nusa Tenggara Timur Maria Dominica.

“Alasan ikut program Kampus Mengajar, yaitu untuk menambah pengalaman mengajar, menambah soft skills seperti public speaking, berinteraksi dengan guru dan siswa serta menambah relasi karena di program ini kita dikumpulkan dari kampus yang berbeda,” tutur Febriani Arum Kezia, peserta Kampus Mengajar dari Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Denpasar, Bali.

“Program Merdeka Belajar episode ke-23 “Buku Bacaan Bermutu untuk LIterasi Indonesia” sangat efektif untuk menunjukkan kepada masyarakat, kepala sekolah, guru dan tenaga pendidikan tentang buku seperti apa yang efektif dan diminati oleh anak-anak. Idealnya minat baca itu tumbuh dalam lingkungan keluarga sedini mungkin. Namun, sebagian besar anak-anak di Indonesia tidak tumbuh di keluarga yang memiliki kebiasaan dalam membaca karena keterbatasan akses kepada buku maupun karena faktor lainnya. Untuk itu, guru, kepala sekolah, tenaga pendidik literasi harus berupaya dalam penumbuhan minat baca kepada anak-anak yang sudah agak terlambat mengenal buku,” ujar Pegiat Literasi Sofie Dewayani.

“Kanal Indonesiana adalah ekosistem yang harus diperkenalkan kepada keluarga-keluarga Indonesia, ketika tayangan televisi lain menawarkan produk-produk konsumtif. Di era ini, Kanal Indonesiana dapat menjadi suatu kanal Merdeka Belajar Keluarga Indonesia, wahana di mana seni dan festival bisa dinikmati keluarga Indonesia lewat internet,” tutur Sutradara, Penulis Naskah, dan Produser Garin Nugroho.

“Saya mendukung upaya revitalisasi bahasa daerah karena bahasa daerah adalah ciri kepribadian, karakter, serta kebanggaan kita sebagai sebuah bangsa. Mari kita lestarikan bahasa daerah khususnya bagi generasi muda, karena di tangan kita bahasa daerah bisa bertahan dan semakin jaya,” Penulis Dewi Lestari. (RO/S-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Chadie

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat