visitaaponce.com

Pengertian Antagonis dalam Drama dan Karya Satra

Pengertian Antagonis dalam Drama dan Karya Satra
Apa itu antagonis? Mengapa sosok ini penting dalam drama? Simak penjelasannya.(Freepik)

DALAM sebuah drama, ataupun dogeng terdapat tokoh-tokoh yang berperan didalamnya. Tokoh-tokoh itu terbagi menjadi 3 jenis yakni, Protagonis, Antagonis, dan Tritagonis. 

Nah, pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang antagonis. Mulai dari pengertian, ciri, sampai dengan contohnya. Maka itu yuk discroll sampai di bawah untuk mengetahui informasinya. 

Pengertian

Baca juga: Tayang 8 September, WeTV Original "5 Detik & Rasa Rindu" Ditunggu Penggemar  

Dalam konteks drama dan sastra, istilah "antagonis" merujuk pada karakter atau kekuatan yang bertentangan dengan karakter utama atau pahlawan cerita. Antagonis adalah elemen penting dalam pengembangan plot karena konflik antara protagonis (karakter utama) dan antagonis (karakter yang menghadang atau bertentangan) memacu alur cerita dan memberikan ketegangan yang diperlukan untuk menjaga minat pembaca atau penonton.

Antagonis biasanya memiliki peran dalam menghadang atau menghalangi upaya karakter utama untuk mencapai tujuan atau mengatasi tantangan tertentu. Mereka dapat mewakili berbagai hal, seperti konflik moral, ambisi yang bertentangan, atau keinginan untuk menguasai sumber daya atau kekuasaan yang sama. 

Baca juga: Pengertian Prolog serta Jenis, Fungsi, dan Perbedaannya dengan Epilog

Jenis

Antagonis Manusia

Ini adalah karakter manusia yang secara aktif bertentangan dengan karakter utama. Mereka mungkin memiliki motif pribadi, konflik ideologi, atau perbedaan tujuan yang menyebabkan konfrontasi.

Antagonis Lingkungan

Bukan karakter individu, tetapi lingkungan atau situasi yang menjadi hambatan bagi karakter utama. Contohnya bisa berupa alam liar, cuaca buruk, atau kondisi sosial yang sulit.

Antagonis Internal

Ini adalah konflik batin yang dihadapi oleh karakter utama. Konflik internal ini bisa berupa perjuangan moral, kebingungan emosional, atau ketidakpastian diri.

Antagonis Supernatural atau Gaib

Dalam beberapa cerita, antagonis bisa berupa kekuatan supernatural atau makhluk gaib. Ini sering ditemukan dalam cerita horor atau fantasi.

Antagonis Sosial atau Budaya

Berfokus pada konflik antara karakter utama dan norma sosial atau budaya yang ada di sekitarnya.

Fungsi

Tokoh antagonis memiliki beberapa fungsi penting dalam cerita, drama, dan sastra. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari tokoh antagonis:

1. Menghadirkan Konflik

Salah satu fungsi utama tokoh antagonis adalah menciptakan konflik dalam cerita. Konflik ini dapat berupa perlawanan fisik, pertentangan ideologi, atau perjuangan emosional antara karakter utama dan antagonis. Konflik ini memacu alur cerita dan membuat pembaca atau penonton tertarik untuk melihat bagaimana konflik tersebut akan dipecahkan.

2. Mendorong Perkembangan Karakter Utama

Hadirnya tokoh antagonis memaksa karakter utama untuk menghadapi tantangan dan mengatasi rintangan. Proses ini memungkinkan karakter utama tumbuh dan berkembang selama cerita berlangsung. Karakter utama seringkali harus menghadapi kelemahan mereka sendiri, menemukan keberanian baru, atau mengembangkan strategi untuk mengatasi hambatan yang diberikan oleh antagonis.

3. Menambah Tegangan dan Ketegangan

Kehadiran tokoh antagonis menciptakan tegangan dan ketegangan dalam cerita. Penonton atau pembaca merasa tertarik dan terlibat dengan perjuangan karakter utama karena mereka ingin tahu bagaimana karakter utama akan menghadapi atau mengatasi tantangan yang dihadirkan oleh antagonis.

4. Mengilustrasikan Nilai dan Konflik Tema

Tokoh antagonis sering kali mewakili nilai atau pandangan yang bertentangan dengan karakter utama. Ini membantu menggambarkan konflik tema yang lebih besar dalam cerita. Dengan membandingkan karakter utama dan antagonis, cerita dapat mengeksplorasi berbagai sudut pandang dan menghadirkan perdebatan moral atau ideologis yang kompleks.

5. Menghadirkan Kekuatan dan Ancaman

Antagonis bisa menjadi kekuatan yang kuat dalam cerita, dan keberadaan mereka menghadirkan ancaman yang nyata bagi karakter utama. Kekuatan atau ancaman ini bisa bersifat fisik, emosional, atau psikologis, dan memaksa karakter utama untuk mengambil tindakan.

6. Menciptakan Resolusi dan Klimaks

Konfrontasi akhir antara karakter utama dan antagonis seringkali menjadi momen klimaks dalam cerita. Pertemuan ini memuncak dalam resolusi konflik utama dan seringkali membawa jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting dalam cerita.

7. Menambah Kekayaan Naratif 

Karakter antagonis dapat memberikan latar belakang dan kedalaman tambahan pada cerita. Informasi tentang latar belakang, motif, atau alasan di balik tindakan antagonis dapat memberikan konteks yang lebih baik bagi seluruh cerita.

Unsur intrinsik dalam karya sastra Lainnya

Tokoh atau penokohan atau watak yang menjadi cikal bakal suatu sosok antagonis adalah bagian dari unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra. Berikut dibawah ini penjelasan lebih lengkapnya tentang unsur intrinsik lainnya yang dilansir dari berbagai sumber:

Tema

Unsur intrinsik yang wajib ada yang pertama adalah tema. Tema merupakan ide pokok ataupun gagasan utama dalam sebuah cerita drama. Jika sebuah drama atau karya sastra lainnya tak memiliki tema yang jelas, maka pementasan drama sendiri tidak akan berjalan dengan lancar, para pemain juga akan mengalami kesulitan dalam memerankan karakter yang diminta.

Tidak hanya itu, tema juga berfungsi dalam membantu para penonton memahami serta menangkap maksud dan tujuan pementasan ini. Tema yang jelas juga akan membantu menentukan tentang sasaran penonton yang ingin dituju. Misalnya, pada tema percintaan, yang lebih banyak ditonton kalangan remaja hingga menginjak dewasa.

Alur

Unsur intrinsik selanjutnya adalah alur. Alur sebagai jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama yang ada sejak narasi awal hingga pada narasi akhir drama. Dengan alur inilah yang nantinya memiliki peran dalam menciptakan suatu permasalahan, konflik, klimaks, serta penyelesaian permasalahan. Adanya alur dalam drama akan membuat drama menjadi lebih menarik.

Tokoh

Tokoh atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama serta tokoh pembantu. Tokoh utama atau peran utama disebut juga sebagai primadona, sedangkan peran pembantu disebut figuran. Agar pementasan drama menjadi lebih menarik, tokoh juga harus memiliki watak yang menonjol. Dengan adanya unsur intrinsik yang satu ini, penonton akan lebih mudah memahami serta menghayati drama yang dipentaskan.

Watak

Unsur intrinsik lainnya dalam karya sastra atau drama adalah watak. Watak juga sebagai perilaku yang diperankan oleh tokoh drama atau tokoh cerita dalam sebuah karya sastra. Dalam drama atau karya sastra juga terdapat beberapa watak yang biasanya selalu muncul, yakni diantaranya protagonis dan antagonis.

Watak protagonis merupakan suatu watak (karakter) yang baik dalam tokoh karya sastra atau tokoh yang diperankan dalam drama. Adapun contoh dari karakter protagonis, seperti penyabar, kasih sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan lain sebagainya. Sementara itu, watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang ada di dalam karya sastra atau dalam suatu pementasan drama. Contohnya adalah sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan lain sebagainya.

Latar

Latar atau setting sebagai gambaran suatu tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita drama atau cerita dalam karya sastra. Latar juga menjadi salah satu unsur intrinsik yang juga tak boleh dilewatkan dalam sebuah pementasan drama atau dalam suatu karya sastra.

Pada umumnya, latar akan disesuaikan dengan kondisi suasana saat cerita berlangsung. Dengan begitu, penonton lebih dapat memahami kapan, di mana, serta suasana dalam suatu drama. Selain latar yang tak boleh dilewatkan, dalam drama, dekorasi panggung juga dapat dibuat sedemikian mirip dengan setiap adegan. Berbagai jenis properti dapat mendukung pementasan yang lebih hidup dan lebih mengesankan.

Amanat

Amanat sebagai suatu pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Biasanya, amanat atau pesan ini juga disampaikan tersirat ataupun tersurat dalam suatu dialog tokoh utama, baik itu dalam karya sastra atau pementasan drama.

Contoh antagonis

1. John Fitzgerald – The Revenant

Tom Hardy pemeran John Fitzgerald dalam film The Revenant memerankan perannya dengan penjiwaan yang penuh sehingga menghasilkan tokoh yang apik. Berkat aktingnya sebagai pengkhianat yang pantas untuk dibenci dan mendapatkan balasan ini sukses membuat Tom Hardy sebagai salah satu nominasi dalam piala Oscar untuk kategori Best Supporting Actor.

2. Bellatrix Lestrange – Harry Potter and the Order of the Phoenix

Antagonis adalah karakter penokohan yang jahat dan licik. Definisi tersebut sangat cocok untuk disematkan pada Bellatrix Lestrange yang terdapat pada salah satu seri film Harry Potter. Bellatrix merupakan tokoh yang identik dengan kegelapan dan tawanya yang menggelegar. Oleh karena itu, banyak yang menjuluki tokoh ini sebagai penjahat sadis karena kejahatannya yang luar biasa.

3. Nurse Ratched – One Flew Over the Cukko’s Nest

Jika biasanya suster adalah seorang yang lemah lembut serta penuh perhatian kepada pasiennya. Dalam film ini justru suster yang digambarkan sebagai seorang yang kejam dengan sifat otoriter kepada siapapun. Karena ceritanya yang unik dan pemeran yang sempurna membuat film ini berhasil memenangkan Piala Oscar.

4. Kyung Chul – I Saw The Devil

Kejahatan yang dibuat Kyung Cul di film ini merupakan kekejaman sadis diluar nalar. Bagaimana tidak, tokoh antagonis yang diperankan oleh Choi Min Sik ini menganggap bahwa manusia ibarat wahana bermain dan tidak menghargai jiwa manusia.

Itulah ulasan mengenai tokoh jahat. Dapat diketahui bahwa antagonis adalah karakter atau kepribadian jahat dalam sebuah cerita yang kehadirannya bertentangan dengan tokoh baik atau pemeran utama. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat