Kendaraan Bermotor Dituding Penyumbang Polusi Udara Terbesar Jakarta Ketimbang PLTU
![Kendaraan Bermotor Dituding Penyumbang Polusi Udara Terbesar Jakarta Ketimbang PLTU](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/49b0b7980456c1262cc310a86e902331.jpg)
KETUA Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan sumber polusi di Jakarta baru-baru ini tidak berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya. Seperti yang diketahui, Jakarta dan sekitarnya dilanda polusi udara, sehingga membuat kualitas udara buruk.
“Nah, ternyata sumbernya tidak dari PLTU Suralaya ini, setidaknya itulah bukti yang dibuktikan oleh pihak PLTU Suralaya dan juga didukung oleh pakar lingkungan hidup,” ujar Sugeng usai memimpin rapat Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi VII DPR RI ke PLTU Suralaya, kota Cilegon, Provinsi Banten, Jumat (1/9).
Lebih lanjut, Politisi Partai NasDem itu juga mengatakan, sumber polusi udara di Jakarta disebabkan karena kendaraan bermotor. “Itu ada dan tadi sudah disebutkan memang, bahwa polusi udara di Jakarta, sebesar 40% lebih disebabkan oleh kendaraan atau transportasi, kendaraan bermotor, baik motor dan mobil pribadi maupun angkutan-angkutan umum bahkan juga angkutan berat,” ucapnya.
Baca juga: Anggota Komisi V DPR RI: Uji Emisi untuk Tekan Polusi, Aparat Wajib Kedepankan Edukasi
Selain itu, Sugeng juga menjelaskan bahwa dari analisa yang ada, sebanyak 42% dan juga industri sekian persen, rumah tangga sekian persen. “PLTU untuk bulan-bulan tertentu, seperti hari ini, justru rendah kategori sumbangan polusinya ke Jakarta, karena secara arah angin juga ternyata justru ke wilayah barat,” ujarnya.
Namun, tidak menutup kemungkinan terjadinya aliran udara yang terus berputar, karena bumi itu bulat. Sugeng juga mengatakan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pasokan listrik cukup besar.
“Intinya adalah kita sebagai bangsa memang membutuhkan energi yang sangat besar, khususnya listrik. Kalau kita bangsa ini mau tumbuh dengan baik secara ekonomi dan mempengaruhi aspek-aspek yang lain,” katanya.
Baca juga: Bilas Polusi Udara Jelang KTT ASEAN, Water Mist Dioperasikan di Sudirman-Thamrin
Legislator Dapil Jawa Tengah itu juga memaparkan bahwa tingkat elektrifikasi per keluarga di Indonesia masih relatif rendah jika dibandingkan dengan bangsa lain, di tingkat Asia Tenggara.
“Maka terus mau kita tingkatkan pemanfaatan listrik ini. Artinya apa? Ketersediaan listrik harus terus kita tingkatkan. Tetapi ingat, ketersediaan energi, baik listrik maupun itu apapun adalah juga kita mengingat untuk menuju Net Zero Emissions di tahun 2060,” tutupnya. (RO/S-3)
Terkini Lainnya
Pemerintah Telah Gagal Kelola Produksi Beras Dalam Negeri
Hilirisasi SDA yang Dijalankan Pemerintah Banyak Rugikan Negara
Senyum Haru para Penerima Manfaat
Syarat Beli LPG 3Kg Harus Tunjukkan KTP, Legislator: Pemerintah Jangan Pilih Kasih
Jelang Nataru, Mulyanto Desak Pertamina Perhatikan Stok BBM dan LPG
PJUTS Solusi Penerangan Jalan Bagi Daerah Tidak Ada Jaringan Listrik PLN
Pengembangan Produk Pariwisata Berkelanjutan Harus Konsisten Dilakukan
Dorong Pengembangan Kewirausahaan Topang Indonesia Menjadi Negara Maju
Pemerintah Diminta Kaji Ulang Pembiayaan yang tidak Berdampak ke Masyarakat
Koalisi 7 Partai Resmi Usung Andra Soni-Dimyati Kusumah di Pilgub Banten 2024
Kaesang Maju Pilgub Jakarta, NasDem: Semua Punya Hak Sama
Pilkada Jawa Timur, Sandiaga Akui Komunikasi Informal dengan NasDem
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap