Pemerintah Diminta Fokus Tangani Karhutla Guna Atasi Polusi Udara
![Pemerintah Diminta Fokus Tangani Karhutla Guna Atasi Polusi Udara](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/302a4c96200ae963846cd81964ed7b73.jpg)
PEMERINTAH diminta fokus kepada upaya dan langkah-langkah untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan dan pencegahan guna mengatasi masalah polusi udara di Tanah Air.
Baca juga: Pantau Gambut: Jumlah Titik Panas Agustus 2023 Melonjak 4 Kali Lipat
Pengamat kebijakan publik Bambang Harjo Soekartono menyesalkan pemerintah menjadikan emisi gas buang kendaraan sebagai kambing hitam penyebab polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.
Baca juga: Pemadaman 15 Hektare Karhutla di Poso Masih Berlangsung
Dia juga menilai rencana kebijakan uji emisi kendaraan yang menjadi syarat perpanjangan STNK dan akan diberlakukan denda yang diwacanakan pemerintah hanya akan semakin membebani masyarakat.
Menurut anggota DPR-RI periode 2014-2019 ini, pemerintah seharusnya mengambil bertanggung jawab penuh atas pencemaran udara di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.
Pasalnya, terbakarnya hutan di Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Barat, Selatan, Jawa Barat, Tengah, Timur dan beberapa daerah lainnya selama ini tidak tertangani dan terawat dengan baik. Hal ini menjadi penyebab polus di wilayah Jabodetabek.
"Sejauh ini berdasarkan data BMKG, jumlah titik hotspot kebakaran sudah mencapai di atas 5.000 titik api. Titik kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra terparah yang membawa asap kebakaran hutan tersebut ke pesisir pulau Jawa termasuk Jabodetabek akibat angin berhembus dari barat ke timur agak ke selatan sesuai dengan informasi BMKG,” imbuh Bambang.
Menurutnya, pemerintah seharusnya sudah sangat paham siklus asap tahunan karena sudah berkali-kali terjadi kebakaran hutan yang selalu membawa dampak polusi udara di atas ambang batas di Jabodetabek dan selalu menjadi perhatian publik.
"Ini, bukannya ditangani, malah selalu menyalahkan dan menyudutkan masyarakat mulai dari emisi gas buang, asap industri yang berlebihan dan lain lain," katanya.
Dia juga menyoroti
wacana untuk menggencarkan penggunaan kendaraan listrik kepada masyarakat, padahal itu bukan solusi.
Sebaiknya, sambung Bambang, semua pemegang kebijakan paham, setiap musim hujan, setelah kemarau panjang, tidak ada masalah lagi pencemaran udara karena hutan - hutan yang terbakar mulai padam akibat guyuran hujan.
"Hal ini biasanya akan terjadi pada September sehingga problem asap atau pencemaran udara seharusnya sudah hilang kembali,” imbuhnya. (RO/H-3)
Terkini Lainnya
KLHK Tingkatkan Kapasitas Manggala Agni untuk Tangani Karhutla
50 Hektare Lahan Terbakar di Gunung Bromo
Petugas Padamkan Karhutla di Trans Kalimantan
Menteri LHK: Pengukuran Deforestasi di RI Perlu Metode yang Lebih Akurat
Karhutla 2024 Meningkat 55% Dibanding Tahun Lalu
Gelombang Panas Ekstrem Terjang Asia
Dampak Polusi, Paru-paru Menua Lebih Awal
Anak Disarankan Banyak Konsumsi Buah saat Polusi Udara Tinggi, Apa Alasannya?
Ini Dampak Buruk Polusi Udara terhadap Tumbuh Kembang Anak
Hadapi Polusi Udara, Anak Direkomendasikan Banyak Makan Buah
Pemprov DKI Jakarta Diminta Jujur soal Penyebab Polusi Udara
Atasi Pencemaran Udara, DLH DKI Lakukan Pemeriksaan 68 Cerobong Asap Pabrik
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap