visitaaponce.com

Rutin Medical Check-Up Bisa Tekan Risiko Penyakit Jantung

Rutin Medical Check-Up Bisa Tekan Risiko Penyakit Jantung
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis jantung dan pembuluh darah RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Bambang Dwiputra mengatakan faktor risiko penyakit jantung bisa ditekan dengan rutin melakukan medical check-up (cek kesehatan) sedari muda terutama paket lengkap.

"Jadi, di atas 20 atau 30 tahun harus rutin, kalau angkanya normal sekali setahun medical check-up, kalau tidak normal tindaklanjuti 6 bulan diulang lagi," ucap Bambang, dikutip Minggu (17/9).

Cek kesehatan paket lengkap pada umumnya terdiri dari pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.

Baca juga: Pasien Operasi Jantung Diingatkan tidak Angkat Beban Berat

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan penyakit jantung dengan faktor risiko seperti keturunan dari keluarga memang tidak bisa dicegah. 

Jika dalam keluarga atau orangtua meninggal di usia 50 tahun ke bawah, keturunannya yang masih muda perlu memperhatikan kemungkinan besar risiko penyakit jantung.

Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah tekanan darah yang menjadi pencetus penyakit jantung. Tekanan darah tinggi yang sering dikatakan silent killer memang dikatakan Bambang cukup unik karena pada beberapa orang tidak terasa efeknya meskipun angka tekanan darahnya tinggi.

Baca juga: Pusing Bisa Menjadi Salah Satu Indikasi Aritmia

Bambang mengatakan membatasi pola makan yang rendah gula dan garam serta melakukan diet dapat membantu mengontrol tekanan darah.

"Selain membatasi gula dan garam, harus membatasi lemak yang sumbernya dari goreng-gorengan, jeroan. Jadi, perlu juga memahami makanan apa saja yang tinggi lemak contohnya kuning telur dan daging yang pakai tetelan," kata Bambang.

Membatasi pola makan yang tinggi gula juga bisa mengurangi penyakit gula seperti diabetes melitus. 

Kandungan gula dalam makanan akan menghasilkan hormon insulin dari pankreas. Jika tubuh kelebihan gula, pankreas akan kesulitan menghasilkan hormon insulin yang akhirnya timbul penyakit gula.

Ketua kelompok staf medik prevensi dan rehabilitasi kardiovaskuler RSPJN Harapan Kita itu mengatakan pemeriksaan rutin yang perlu dilakukan lainnya adalah mengecek kadar kolesterol dalam darah. 

Dia mengatakan hampir 30% masyarakat Indonesia memiliki angka kolesterol yang tinggi karena kebiasaan makan yang buruk.

Konsumsi makanan yang mengandung santan, goreng-gorengan, dan camilan tidak sehat semakin meningkatkan tingginya angka kolesterol masyarakat Indonesia. 

Bambang juga menambahkan kolesterol juga menjadi pemeran utama dalam membuat sumbatan di pembuluh darah jantung.

Maka itu, dia menyarankan sedari muda harus memperhatikan gaya hidup dan memperhatikan apa yang dimakan agar tidak terkena serangan jantung.

"Makanya kalau berbicara mau mencegah penyakit jantung kita tidak cukup dengan satu hal saja, misalnya orang yang merokok kita setop merokoknya. Banyak faktor-faktor lain mulai dari berat badan kemudian kebiasaan makan kita," kata dokter subspesialis rehabilitasi dan prevensi kardiovaskuler itu.

Pasien yang terkena penyakit jantung biasanya akan merasakan keluhan seperti nyeri dada atau sesak napas. Jika sudah terdiagnosis penyakit jantung, dokter akan menilai seberapa besar penyumbatan pada pasien untuk melakukan tindakan.

Tindakan penyakit jantung bisa melalui obat-obatan jika sumbatan masih belum terlalu banyak. Namun, jika sudah menyumbat pembuluh darah lebih dari 80% akan dilakukan tindakan operasi pemasangan ring atau bypass.

"Tentu saja kita harapkan pasien tersebut ada perbaikan dari sisi keluhan, dia bisa kembali beraktivitas seperti biasa," pungkas Bambang. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat