Akademisi Esensi Peringati Maulid adalah Keikhlasan dan Toleransi
GURU Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya Prof Khairil Anwar mengatakan perayaan Maulid ialah bentuk kecintaan umat Islam terhadap Nabi Muhammad dan salah satu esensi ajaran Rasulullah SAW adalah toleransi.
Khairil menambahkan, yang perlu diingatkan juga adalah bahwa Nabi Muhammad diutus dengan agama yang lurus, ikhlas, dan penuh toleransi. Rasulullah bersabda, "Aku diutus dengan agama yang penuh keikhlasan, ketulusan, dan rasa toleransi".
Dia mengatakan masyarakat Indonesia memiliki perbedaan budaya yang sangat beragam sehingga perlu disikapi dengan rasa ikhlas, terutama ikhlas beragama semata-mata karena Allah.
"Jika seseorang bisa memiliki rasa ikhlas ketika beribadah pada Allah, maka ia pun akan bisa ikhlas dengan sesama manusia walaupun berbeda budayanya atau kepercayaannya," kata Khairil seperti dikutip Antara di Jakarta, Kamis (28/9).
Menurutnya, umat manusia semuanya harus bisa menjadi pribadi yang toleran terhadap perbedaan, baik berbeda dengan sesama umat Islam, berbeda antarumat beragama, dan termasuk juga antar umat beragama dengan pemerintah.
"Jadi itulah hikmah kita mengadakan Maulid untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain membawa risalah Islam yang rahmatan al-alamin, Rasulullah juga ditugaskan untuk menyempurnakan akhlak manusia, serta mencontohkan rasa ikhlas dan toleransi dalam beribadah kepada Allah serta umat manusia secara keseluruhan," ujarnya.
Khairil pun menyinggung soal beberapa kalangan dari umat Islam yang menganggap bahwa perayaan Maulid itu adalah bidah.
Dia menjelaskan bahwa mereka yang berpikiran seperti ini sebenarnya belum mengetahui ajaran Islam secara komprehensif dan mendalam. Sejatinya perayaan Maulid dan Isra Mikraj itu bukanlah bidah karena tidak ada prinsip beragama yang kita langgar.
"Yang namanya bid'ah itu kalau salat dua rakaat pada waktu subuh, lalu dijadikan empat rakaat atau tiga rakaat, jadi masalah-masalah yang menyangkut ibadah mahdoh. Kalau ibadahnya yang ghoiru mahdoh, seperti muamalah dan yang sejenisnya, maka itu boleh dikreasikan umat Islam dalam mempraktikkan nilai-nilai agama itu ke dalam tradisinya dan masyarakatnya agar ajaran Islam bisa dikenal," tutur Khairil.
Akademisi yang yang pernah menjabat sebagai Rektor IAIN Palangka Raya pada periode 2019-2023 ini berpesan bahwa sebagai umat Islam dan umat beragama secara keseluruhan, sejatinya harus memiliki karakter yang toleran terhadap perbedaan.
Baca juga: Wapres: Lahirkan Ulama-ulama Baru untuk Selamatkan Masa Depan
Konsep moderasi beragama bisa dijalankan jika umat manusia itu bisa menerima segala perbedaan yang ada.
"Tentu toleransi yang dimaksud disini adalah toleransi yang aktif. Maksudnya, walaupun kita berbeda agama atau suku, tidak hanya kita menghormati, namun juga kita harus bisa bekerja sama sepanjang tidak melanggar prinsip agama atau peraturan pemerintah yang sah," tegas Khairil.
Dia lalu memberikan perumpamaan dengan perbedaan antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Perbedaan dua kelompok ormas Islam ini bisa disikapi dengan mengatakan 'lanaa a'maluna wa lakum a'malukum', yang artinya 'bagi kami amalan kami dan bagi kalian amalan kalian'. Intinya, silakan kerjakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
"Begitu juga jika terjadi perbedaan dalam pilihan politik, bisa disikapi dengan mengatakan 'bagi kami partai kami, bagimu partai kamu'. Banyak perbedaan lain yang juga bisa disikapi dengan cara yang sama. Jadi di suasana yang begitu banyak perbedaan, baik dari sisi politik, praktik ibadah, atau agama, saya kira itu harus bisa disikapi dengan saling menghormati, menghargai, dan bisa bekerja sama," tuturnya.
Khairil juga menjelaskan bahwa Rasulullah SAW diutus tidak hanya untuk memperbaiki akhlak, namun juga menyempurnakannya dengan menjadi teladan bagi umatnya.
"Rasulullah pernah bersabda, aku ini diutus adalah sebagai penyempurna akhlak. Tidak hanya memperbaiki tapi juga menyempurnakan. Melihat situasi dan kondisi masyarakat kita sekarang, masih bahkan mungkin semakin terdegradasi akhlaknya, khususnya terjadi pada akhlak anak-anak muda kita. Inilah yang saya kira perlunya banyak keteladanan dari generasi sebelumnya," katanya.
Ia menjelaskan kalau Nabi Muhammad menyempurnakan akhlak umat manusia adalah dengan menjadi teladan yang baik atau uswatun hasanah. Sejatinya, kita semua ini harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kita.
Melalui keteladanan, kita dapat mempengaruhi jiwa anak-anak dan masyarakat hingga 80%, sisanya sebanyak 20% adalah melalui nasihat.
"Jadi nasihat atau ceramah itu tidak akan berarti tanpa adanya keteladanan, baik dari para pemimpin, pejabat, dan orang tua kita. Melalui keteladanan mereka semua itulah yang nanti akan dicontoh dan diikuti oleh masyarakatnya, khususnya generasi muda. Jadi perlunya kita sama-sama menyempurnakan akhlak masyarakat dengan memberikan teladan yang baik," pungkasnya. (Ant/I-2)
Terkini Lainnya
Lirik Selawat Mughrom Arab, Latin, beserta Arti dan Maknanya
Bacaan Selawat Jibril dalam Arab, Latin, Arti, dan Lagunya
Sekilas Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad SAW
Peringati Maulid Nabi, SDG Ajak Warga Mengecat Musala di Karawang
Ini Maksud Larangan Memuji Nabi Muhammad secara Berlebihan
Peringati Maulid Nabi, Sukarelawan Ini Ingatkan Jaga Perdamaian Umat Jelang Pemilu
Gereja Katedral Jakarta Sumbang Seekor Sapi Kurban ke Masjid Istiqlal
Fatwa MUI Haramkan Salam Lintas Agama Lemahkan Toleransi dan Kebinekaan
Fatwa Salam Lintas Agama, Menag Yaqut tidak Sepakat dengan MUI
Makna dan Pengamalan Sila Pertama Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Nana Sudjana Ajak Masyarakat Membumikan Nilai-nilai Pancasila
PITI Sesalkan Ceramah yang Melecehkan Islam
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap