visitaaponce.com

Waspada, Anak Usia 8 Tahun ke Bawah Rentan Alami Gangguan Penglihatan

Waspada, Anak Usia 8 Tahun ke Bawah Rentan Alami Gangguan Penglihatan
Seorang anak menjalani pengukuran lensa kacamata saat bakti sosial LPMK Cokrodiningratan di Jetis, Yogyakarta.(ANTARA/Andreas Fitri Atmoko)

ANAK berusia nol sampai delapan tahun rentan terkena gangguan penglihatan, seperti mata juling atau mata malam, karena usia di bawah delapan tahun merupakan waktu kritis bagi perkembangan mata anak.

"Fase kritis itu nol hingga delapan tahun, dengan tiga tahun pertama itu adalah fase yang paling kritis. Ketika anak-anak tersebut ada gangguan penglihatan di fase itu, kemudian tidak ditangani dengan baik maka akan mengalami mata malas," kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Anak dan Strabismus Indonesia (INAPOSS) Feti Karfiati Memed, dikutip, Kamis (19/10).

Ambliopia atau mata malas adalah suatu kondisi dimana penglihatan anak tidak jelas atau kurang fokus karena adanya gangguan pada perkembangan fungsi penglihatan pada masa pertumbuhan anak.

Baca juga: Mata Juling Ternyata Bisa Disembuhkan

Feti menuturkan usia nol hingga tiga tahun adalah fase kritis pertumbuhan terutama untuk pengelihatan anak. Oleh sebab itu, jika mata malas pada anak tidak segera ditangani dengan tepat, akan menimbulkan gejala yang semakin parah hingga anak mengalami gangguan pengelihatan.

Sayangnya, tidak semua orangtua memperhatikan kondisi mata anak yang sudah terkena gangguan, seperti besarnya ukuran plus, minus, ataupun silindris yang dialami anak. Hal itu bisa memicu terjadinya mata malas dan mata juling pada anak di kemudian hari. 

Masalahnya, kondisi ini tidak memiliki gejala yang terlihat dan biasanya anak tidak akan menceritakan kondisi matanya.

Baca juga: Kemenkes Imbau Masyarakat Lebih Peduli pada Kesehatan Mata

"Penyebab mata juling itu karena adanya kekeruhan pada media, jadi media refraksinya ada keruh dan kalau tidak segera ditangani walaupun dia operasi, pasti tidak akan maksimal hasilnya," kata dia.

Padahal, bila anak segera mendapatkan penanganan yang tepat, dokter dapat memberikan terapi yaitu dengan menutup satu mata yang dinilai tidak bekerja maksimal, atau menyarankan pemakaian kacamata supaya perlahan juling dapat disembuhkan.

"Jadi, mata malas terapinya harus pada masa anak-anak. Ketika tumbuh, kalau telat, itu tidak bisa. Mata malas bisa menyebabkan juling dan juling bisa menyebabkan mata malas. Ini yang perlu diperhatikan," kata dia.

Sementara itu, Dokter Spesialis Mata Konsultan Strabismus JEC Eyes Hospitals and Clinic Gusti G Suardana menyatakan, semakin cepat skrining mata pada anak dilakukan ketika kecil, tata laksana medis dapat
segera dijalankan.

Oleh sebab itulah, Gusti mengimbau orangtua untuk tetap memeriksakan anak-anak mereka meski tidak menunjukan adanya keluhan apapun, sehingga ahli medis dapat melihat lebih jelas kalau ada gejala-gejala yang menyimpang.

"Orang yang matanya lurus-lurus saja, bukan berarti matanya normal, bisa jadi ada mata malas. Oleh karena itu, khususnya pada anak, skrining menjadi penting," pungkasnya. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat