Menunda Pemeriksaan Mata Bisa Berujung Kebutaan
![Menunda Pemeriksaan Mata Bisa Berujung Kebutaan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/0be7da4ae8b14f0a7c1e45c61b5bf064.jpg)
DOKTER spesialis mata lulusan Universitas Hasanuddin, Ahmad Ashraf Amalius, mengatakan masyarakat perlu meningkatkan kesadaran untuk memeriksakan mata agar bisa mencegah meningkatnya angka kebutaan akibat katarak di Indonesia.
"Alasannya, dia tidak menyadari karena kekeruhan terjadi perlahan-lahan jadi tidak menyadari perubahan penglihatan, beda kalau penglihatan jadi kabur tiba-tiba," kata Ahmad dalam diskusi tentang Bulan Kesadaran Katarak, di Jakarta, Kamis (27/6).
Ia mengatakan masyarakat harus menyadari perubahan yang terjadi pada penglihatan seperti pandangan terasa berkabut, ada bayangan lingkaran atau pandangan menjadi keruh.
Baca juga : 900 Penderita Katarak di Dua Provinsi akan Menerima Operasi Gratis
Banyak juga yang tidak menyadari bahwa kondisi tersebut bukanlah hal yang normal dan sering kali menunda berobat karena dirasa masih bisa melakukan aktivitas.
Selain itu, Ahmad mengatakan masyarakat juga masih memiliki rasa takut untuk melakukan operasi katarak karena ada anggapan atau mitos yang beredar di lingkungannya serta masalah biaya dan jarak terhadap akses kesehatan yang terbatas.
"Banyak yang keliru pada anggapan kebutaan karena katarak merupakan proses alami yang tidak dapat lagi ditangani sehingga lebih pasrah, padahal ini adalah suatu kondisi yang bisa ditangani dengan operasi," kata dokter yang juga Ketua Seksi Penanggulangan Buta Katarak (SPBK) Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami).
Baca juga : 1,6 Juta Orang Terancam Buta Katarak, Anak Muda Harus Waspada
Ahmad menambahkan operasi katarak merupakan solusi yang sangat dianjurkan bagi penderita katarak mulai dari stadium awal atau katarak lunak sampai katarak yang sudah mengeras.
Tindakan operasi dapat menyumbang penurunan angka kebutaan karena katarak di Indonesia yang saat ini sudah mencapai angka 1,8% dari survei yang dilakukan The Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) yang dilakukan The International Agency for the Prevention of Blindness bersama WHO tahun 2016-2017.
Tindakan operasi, kata Ahmad, sangat disarankan bagi yang berusia 50 tahun ke atas agar mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik serta dapat meningkatkan produktivitas.
Ia menyebut diperlukan kerja sama dari berbagai sektor mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga publik figur untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya kebutaan akibat katarak dan mencegah gelombang katarak yang diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya jika tidak dicegah.
"Diperlukan juga dukungan kebijakan pemerintah di antaranya memperbaiki fasilitas yang belum didukung pengadaan dan distribusi tenaga kesehatan dan penanganan penyakit yang baik," kata Ahmad. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
900 Penderita Katarak di Dua Provinsi akan Menerima Operasi Gratis
Miras Oplosan Dipastikan Berisiko Sebabkan Kebutaan
31,2 Juta Warga Alami Gangguan Penglihatan, RI Butuh Tambahan 2 Ribu Dokter Mata
NTB Care, Inspirasi Dinas Sosial Sumbar, Supardi: Pacu Pengelolaan Dana Sosial Melalui CSR
Ini Tips Hindari Kebutaan dan Amputasi Bagi Penderita Diabetes
Katarak Penyebab Utama Kebutaan, bisa Dialami Bayi Hingga Lansia
Angka Katarak di Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara
Angka Kebutaan Tinggi, Operasi Katarak Gratis Digencarkan di Sulsel
Mensos Gencarkan Operasi Katarak Gratis Bagi Lansia
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap