Miras Oplosan Dipastikan Berisiko Sebabkan Kebutaan
![Miras Oplosan Dipastikan Berisiko Sebabkan Kebutaan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/835e139da05b8137a4c1217b9e31dd13.jpg)
DOKTER spesialis mata Syntia Nusanti mengatakan kandungan metanol pada minuman keras (miras) oplosan dapat menyerang saraf mata sehingga berisiko menyebabkan kebutaan.
"Beberapa jenis alkohol kalau kita sering baca ya, orang yang meninggal karena minum oplosan. Sering kali ada juga yang mengalami kebutaan karena minum oplosan. Nah dia bukan karena peningkatan tekanan intrakranial, tapi karena efek dari metanol yang diminum langsung kepada saraf optik," kata Syntia, Rabu (3/4).
Syntia membandingkan dampak metanol terhadap saraf mata dengan kondisi medis papiledema, yakni pembengkakan saraf optik mata akibat tekanan pada bagian intrakranial atau rongga kepala.
Baca juga : Waspada Glaukoma Akut, Jika Terlambat Bisa Buta Permanen
"Kalau papiledema kan dia datang dengan keadaan sakit kepala hebat mual muntah, mungkin ada gangguan penglihatan, mungkin tidak," katanya.
Sedangkan pada individu yang mengalami intoksikasi metanol akibat mengonsumsi alkohol miras oplosan, katanya, merasakan keluhan penglihatan yang buram hingga tidak bisa melihat sama sekali.
Dalam diskusi tersebut, Syntia memaparkan papiledema disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya terdapat tumor di otak, penyumbatan cairan di otak, infeksi di bagian otak seperti meningitis, hingga tekanan darah tinggi.
Baca juga : Ini Ciri-Ciri Anak Anda Butuh Pemeriksaan Mata
"Ada juga yang kita sebut idiopatik, idiopatik ini terjadi peningkatan tekanan intrakranial tanpa sebab khusus. Biasanya ini sering terjadi pada perempuan usianya masih fertile, sekitar 30-40 tahun dengan keadaan obesitas," ujarnya.
Gangguan penglihatan pengidap papilederma, terang Syntia, umumnya terjadi secara bertahap dan bersifat sementara.
Gejala tersebut bisa muncul ketika melakukan aktivitas tertentu contohnya bangun dari jongkok, batuk, dan mengejan saat buang air besar.
"Biasanya pertama mungkin kehilangan kemampuan melihat warna atau kemudian kontras, jadi terang gelap itu akan jadi sulit dan lama-lama akan terjadi penurunan terhadap penglihatan. Kadang-kadang ini disertai juga dengan penglihatan ganda," tutur Syntia. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Menunda Pemeriksaan Mata Bisa Berujung Kebutaan
Tingkatan Dampak Polusi Udara Kotor hingga Sebabkan Kanker Paru
Cara Tepat Memilih Bulu Mata Palsu Berdasarkan Bentuk Mata
Ini Peran Ketombe, kerak, dan Kotoran Telinga
Jemaah Haji Disarankan tidak Menyentuh Mata dan Hidung, Mengapa?
1,6 Juta Orang Terancam Buta Katarak, Anak Muda Harus Waspada
Kemenkes Dinilai belum Siap Implementasi SKP
Ini Dampak Buruk Alergi Susu pada Anak
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Ajarkan Anak Cara Tidur Berkualitas, Ada Tiga Tahapan
Ini Pentingnya Deteksi Dini dan Pengobatan Terkini Diseksi Aorta
Kenali dan Atasi Kelainan Genital sejak Dini
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap