Waspada Glaukoma Akut, Jika Terlambat Bisa Buta Permanen
DOKTER spesialis mata Prof Widya Artini Wiyogo mengungkapkan pasien yang menderita glaukoma akut, hanya memiliki waktu 2x24 jam untuk segera menurunkan tekanan bola mata, jika terlambat dalam penanganan, risikonya akan terjadi kebutaan permanen.
"Jika terlambat, kelainanannya akan menjadi permanen. Sehingga kami berkomitmen memberikan edukasi kepada masyarakat dan mengimbau agar masyarakat melakukan proses skrining dini glaukoma secara berkala," ucap Widya saat menjadi pembicara utama pada acara edukasi dini terkait bahaya glaukoma bersama Rumah Sakit Spesialis Mata JEC di Jakarta, Kamis (21/3).
Glaukoma merupakan kondisi neuropati optik progresif, biasa disebabkan oleh adanya peningkatan tekanan di dalam bola mata yang dapat merusak saraf optik dan berdampak pada penurunan fungsi penglihatan, hingga kebutaan.
Baca juga : Mata Kering Bisa Diatasi dengan Kompres Hangat
Penyakit glaukoma berpotensi memberikan dampak yang lebih fatal dibandingkan dengan katarak. Nyaris tanpa gejala, 90% kasus glaukoma di negara berkembang tidak terdeteksi dan glaukoma tidak dapat direhabilitasi, sehingga bisa menyebabkan kebutaan permanen.
MI/Eve Candela F--Head of Glaucoma Service, Dokter Spesialis Mata Konsultan JEC Menteng dan JEC Kedoya, Jakarta Prof Widya Artini Wiyogo.
“Sebanyak 80% kasus glaukoma hampir tidak memiliki gejala, kebanyakan pasien terdiagnosa secara tidak sengaja saat tes kesehatan atau di saat skrining. Namun, jika muncul gejala sakit kepala hebat, pandangan tiba- tiba kabur, mual, muntah, dan kesakitan hebat, masyarakat harus waspada," ungkap Widya
Baca juga : Batasi Minum Kopi Jika Anda Berisiko Glaukoma
Widya menambahkan, penyakit Glaukoma sendiri ada yang bisa diketahui dan ada yang tidak bisa diketahui. Untuk yang bisa diketahui biasanya penyebabnya adalah karena terkena pukulan benda keras sehingga membuat saluran darah tersumbat serta katarak yang terlalu matang yang biasanya terjadi karena peradangan pada mata.
Untuk yang tidak bisa diketahui biasanya karena faktor genetik, ras, mines tinggi, dan pemberian obat-obatan yang mengandung steroid.
Sekadar informasi, steroid adalah obat yang memiliki senyawa dengan aktivitas antiperadangan dan untuk menekan sistem imun tubuh. Kebanyakan mengonsumsi obat-obatan yang mengandung steroid dapat menyebabkan kerusakan pada mata.
Kondisi ini dapat dialami usia berapapun, mulai dari anak bayi hingga dewasa. Namun dengan seiring peningkatannya faktor risiko, kondisi ini lebih banyak dialami oleh usia 40 tahun ke atas.
Sementara itu, untuk tekanan darah bola mata di atas 21 mmHg adalah pertanda bahwa pasien tersebut berpotensi terkena glaukoma. Cara menangani glaukoma bisa dilakukan dengan terapi, medikamentosa (pengobatan dengan pemberian obat pada pasien), laser, hingga operasi. (Z-1)
Terkini Lainnya
Katarak Penyebab Utama Kebutaan, bisa Dialami Bayi Hingga Lansia
Menunda Pemeriksaan Mata Bisa Berujung Kebutaan
Tingkatan Dampak Polusi Udara Kotor hingga Sebabkan Kanker Paru
Cara Tepat Memilih Bulu Mata Palsu Berdasarkan Bentuk Mata
Ini Peran Ketombe, kerak, dan Kotoran Telinga
Jemaah Haji Disarankan tidak Menyentuh Mata dan Hidung, Mengapa?
Donor Darah Berikan Sejumlah Manfaat Kesehatan
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Ini Makanan Berwana Putih yang Harus Di Waspadai Penderita Diabetes dan Hipertensi!
8 Manfaat Buah Sawo Bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui
Bakteri Pemakan Daging Menyebar Cepat, Indonesia Perlu Waspada
Kata Dokter, Olahraga Sambil Nonton Drakor Cukup
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap