visitaaponce.com

Tingkatan Dampak Polusi Udara Kotor hingga Sebabkan Kanker Paru

Tingkatan Dampak Polusi Udara Kotor hingga Sebabkan Kanker Paru
Suasana polusi udara yang menyelimuti bangunan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Jakarta(ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)

KOMITE Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Dampak Polusi Udara dr Agus Dwi Susanto menjelaskan terdapat 3 dampak dari buruknya kualitas udara di suatu kota, mulai dari jangka pendek, menengah, hingga panjang. Hal itu juga berlaku pada semua kelompok termasuk anak dan populasi dengan penyakit khusus.

Diketahui polusi udara Jakarta kembali menjadi sorotan karena berada di urutan pertama dengan kualitas udara terkotor di dunia. Berdasarkan IQAir bahwa kualitas udara di Jakarta mencapai 229.

Dampak jangka pendek dari polusi udara luar ruangan mulai dari luar ruangan yang sebagian besar berbentuk gas dan partikel sifatnya membuat seseorang alami iritasi mukosa.

Baca juga : Udara Buruk Jakarta, Heru Budi : Memang Begitu, Semua Dunia Polusi

"Sehingga jangka pendeknya bisa sebabkan mata merah, hidung menjadi bersin-bersin, kemudian tenggorokan sakit," kata Agus saat dihubungi, Rabu (19/6).

Kemudian pada jangka menengah polusi yang buruk dapat berpengaruh pada kelompok populasi yang sudah alami asma, penyakit paru kronik, dan sebagainya bisa sebabkan peningkatan serangan asma hingga jantung.

Selanjutnya menghirup secara terus menerus polusi yang kotor dapat berpengaruh pada jangka panjang seperti timbulnya asma yang sebelumnya tidak ada, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

Baca juga : Udara Jakarta Pada Rabu Pagi Terburuk Ketiga di Dunia

"Ada juga risiko peningkatan penyakit jantung yang bisa muncul padahal sebelumnya tidak ada. Bahkan menimbulkan risiko kanker dari partikel," ujar dia.

Agus mengatakan RSUP Persahabatan juga pernah melakukan riset pada 2013 lalu maka ada sekitar 4 persen penderita kanker paru yang dirawat akibat polusi. Padahal 4 persen pasien tersebut bukan perokok aktif tapi akibat menghirup polusi kotor terus menerus.

Kementerian Kesehatan menyebut terjadi peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan oleh puskesmas maupun rumah sakit di Jabodetabek Sementara data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, kasus ISPA di Jakarta mencapai 638.291 kasus selama Januari-Juni 2023. (Iam/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat