visitaaponce.com

Kuliah Online, Menambah SKS di Luar Kampus

Kuliah Online, Menambah SKS di Luar Kampus
Rektor Universitas Yarsi Jakarta Prof Fasli Jalal (tengah) bersama Warek I Dr dr Wening Sari (kiri) usai memimpin wisuda, Sabtu (28/10/2023)(dok ist)

DIGITALISASI di dunia pendidikan perguruan tinggi tidak bisa  dihindari. Pengalaman pandemi Covid-19, sangat memungkinkan dosen dalam memberikan mata kuliah dengan sistem daring. Tatap muka mulai berkurang pascapendemi Covid-19. Kemendikbudristek mendorong pembelajaran online di perguruan tinggi mencapai 60% pada 2045.

Rektor Universitas Yarsi Jakarta, Prof. dr. Fasli Jalal, Sp.GK., Ph.D menyambut positif hal itu. Menurutnya saat ini partisipasi pendidikan tinggi harusnya 60%, tapi sekarang ini baru 40%.

"KIta akan berupaya dengan segala cara untuk mencapai itu dengan cara membuka program studi baru. Selain itu memudahkan orang belajar dengan hybrid.  Mahasiswa tidak perlu ke kampus," kata Fasli Jalal usai memimpin wisuda Yarsi di kampus Yarsi Jakarta, Sabtu (28/10).

Fasli menambahkan bahwa belajar secara online itu tetap dihitung SKS nya. Artinya kuliah daring ini mendapat fasilitas SKS.

baca juga: Institut Pariwisata Trisakti Didik Gen-Z Cakap Teknologi

"Kita bisa lakukan rekognisi misalnya mahasiswa itu magang, bekerja, kursus, atau ikut latihan, itu menambah pengalaman yang bersangkutan. Kita hitung SKS nya," lanjutnya.

Menurutnya rekam jejak pengalaman mahasiswa yang bekerja, magang kerja, atau kursus dan pelatihan harus dihargai. Namun aktivitas di luar kampus ini harus relevan dengan mata kuliah yang mereka ambil.

Dampaknya, para mahasiswa yang tadinya kuliah selama 4 tahun bisa dua tahun. K    emudian mahasiswa yang tinggal di perdesaan tidak perlu datang ke  kota, bisa kuliah secara hybrid.

Saat ini aturan Dikti adalah 50% kuliah online dan sisanya tatap muka. "Yarsi sudah melaksanakan dengan menghadirkan smart class room, smart board untuk memfasiitasi kuliah online ini. Dan tetap 144 SKS tidak ada yang hilang," tegasnya.

Adapun tugas akhir untuk syarat kelulusan juga beragam. Ada skripsi dengan riset ilmiah, membuat produk dan lainnya.

Saat ini yang sudah melaksanakan adalah mahasiswa S2, sedangkan mahasiswa S1 sedang dipersiapkan.

Wakil Rektor I Universitas Yarsi, Dr dr Wening Sari M. Kes menambahkan bahwa untuk mengembangkan pembelajaran sinkronus dan asinkronus, para dosen sudah mulai melatih menyampaikan materi mata kuliah secara daring.

Ia mencontohkan mahasiswa dari prodi Teknologi Informasi yang membuat aplikasi tentang paparan polusi terhadap manusia. Aplikasi itu  merespons klien di internal Yarsi, Prof Tjandra Yoga.

"Nah tugas membuat aplikasi ini, mereka mendapatkan 20 SKS, jadi satu semester. Jadi ada mata kuliah berbasis proyek seperti di TI ini. Jadi seperti studi independen," kata Wening.

Namun demikian tidak semua mata kuliah bisa disampaikan secara daring. Ada mata kuliah yang harus hadir tatap muka. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi, Prof  dr Pratiwi Pudjilestari Sudarmono SpMK mengungkapkan tidak semua mata kuliah digantikan oleh kecerdasan buatan atau disampaikan secara online.

"Sentuhan manusia tetap ada Digitalisasi di perkuliahan tetap diperlukan dan kami sudah siapkan tapi tidak semua mata kuliah," ujarnya. (N-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat