Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Apresiasi Pergelaran Wayang Kulit
![Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Apresiasi Pergelaran Wayang Kulit](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/b4676698b870f24083a087267092e1a3.jpg)
PERGELARAN wayang kulit malam Jumat Pon menampilkan Lakon Wahyu Tirta Suci yang dimainkan secara apik oleh Dalang Ki Gatot Tomo Pandoyo digelar di Sanggar Seni Budaya Manunggal Sri Sidomulyo, Desa Soropaten, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Penampilan ini turut mendapat apresiasi dari Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU). Pergelaran ini bentuk nyata pelestarian budaya.
Ketua Harian KNIU Itje Chodidjah mengatakan bahwa pengakuan internasional dari UNESCO memiliki potensi untuk meningkatkan reputasi dan martabat wayang Indonesia serta menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan terhadap wayang Indonesia. "Pertunjukan wayang masih dinikmati sebagian besar masyarakat tetapi di saat yang sama wayang sedang berjuang mempertahankan eksistensinya," ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (4/11).
Itje juga menambahkan kunci eksistensi wayang terdapat pada kolaborasi antara seniman senior dan generasi muda. "Hal tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan generasi muda pada proses berkesenian dan tidak membatasi kreativitas mereka untuk menarik minat anak muda," jelas Itje.
Lakon Wahyu Tirta Suci karya Ki Gatot Purwo Pandoyo berbicara tentang berbagai aspek pendidikan dan budaya Indonesia, menekankan pentingnya Pancasila, dan integritas pribadi. Selain itu, mereka menyinggung peran pemerintah dalam mengatasi perundungan sekolah dan mempromosikan lingkungan belajar yang nyaman dan inklusif.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Klaten, Sri Nugroho menyampaikan apresiasi kepada KNIU serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang terus berupaya mempromosikan pelestarian wayang.
"Pertunjukan malam ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga dan mempromosikan warisan budaya Wayang Indonesia serta kebutuhan untuk saling memahami dan bekerja sama antargenerasi," pungkas Sri Nugroho.
Pergelaran Wayang kulit malam Jumat Pon menggunakan gamelan dan alat musik tradisional Jawa serta bintang tamu Apri dan Mimin, seniman komedi kondang asal Klaten. Lirik lagu yang didendangkan berbicara tentang pengampunan, cinta, dan mencari pencerahan. (Z-2)
Terkini Lainnya
Tiga Museum dan Cagar Budaya Favorit untuk Ajak Anak Liburan
Seventeen Ditunjuk Jadi Duta Pemuda UNESCO
Anggun Gelar Konser di Situs Warisan Dunia UNESCO
Pamor Meningkat, Tempe Resmi Diajukan ke UNESCO
Berbagai Aktivitas Kesusastraan di Daerah Sambut 100 Tahun AA Navis
UNESCO Harap Indonesia Tuan Rumah Global Forum on the Ethics of Artificial Intelligence pada 2025
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap