visitaaponce.com

Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Apresiasi Pergelaran Wayang Kulit

Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Apresiasi Pergelaran Wayang Kulit
Dalang memainkan wayang kulit dengan lakon Babad Kadhiri di Desa Papar, Kediri, Jawa Timur, Rabu (2//5/2023).(Antara/Prasetia Fauzani.)

PERGELARAN wayang kulit malam Jumat Pon menampilkan Lakon Wahyu Tirta Suci yang dimainkan secara apik oleh Dalang Ki Gatot Tomo Pandoyo digelar di Sanggar Seni Budaya Manunggal Sri Sidomulyo, Desa Soropaten, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Penampilan ini turut mendapat apresiasi dari Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU). Pergelaran ini bentuk nyata pelestarian budaya.

Ketua Harian KNIU Itje Chodidjah mengatakan bahwa pengakuan internasional dari UNESCO memiliki potensi untuk meningkatkan reputasi dan martabat wayang Indonesia serta menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan terhadap wayang Indonesia. "Pertunjukan wayang masih dinikmati sebagian besar masyarakat tetapi di saat yang sama wayang sedang berjuang mempertahankan eksistensinya," ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Sabtu (4/11).

Itje juga menambahkan kunci eksistensi wayang terdapat pada kolaborasi antara seniman senior dan generasi muda. "Hal tersebut dapat dilakukan dengan melibatkan generasi muda pada proses berkesenian dan tidak membatasi kreativitas mereka untuk menarik minat anak muda," jelas Itje.

Lakon Wahyu Tirta Suci karya Ki Gatot Purwo Pandoyo berbicara tentang berbagai aspek pendidikan dan budaya Indonesia, menekankan pentingnya Pancasila, dan integritas pribadi. Selain itu, mereka menyinggung peran pemerintah dalam mengatasi perundungan sekolah dan mempromosikan lingkungan belajar yang nyaman dan inklusif. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Klaten, Sri Nugroho menyampaikan apresiasi kepada KNIU serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang terus berupaya mempromosikan pelestarian wayang.

"Pertunjukan malam ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga dan mempromosikan warisan budaya Wayang Indonesia serta kebutuhan untuk saling memahami dan bekerja sama antargenerasi," pungkas Sri Nugroho.

Pergelaran Wayang kulit malam Jumat Pon menggunakan gamelan dan alat musik tradisional Jawa serta bintang tamu Apri dan Mimin, seniman komedi kondang asal Klaten. Lirik lagu yang didendangkan berbicara tentang pengampunan, cinta, dan mencari pencerahan. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat