visitaaponce.com

Pamor Meningkat, Tempe Resmi Diajukan ke UNESCO

Pamor Meningkat, Tempe Resmi Diajukan ke UNESCO
Proses pembuatan tempe makanan yang dipercayai sebagai superfood asli dari Indonesia(Ilustrasi)

TEMPE, telah diajukan ke Sekretariat United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) untuk masuk dalam kategori Representative List of Intangible Cultural Heritage of humanity atau Daftar Representative Warisan Budaya Tak Benda untuk kemanusiaan, pada akhir maret lalu. Kini, pengajuan tersebut telah diproses lebih lanjut. 

Direktur Pelindungan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Kemendikburistek Judi Wajudin menyampaikan, budaya Tempe telah resmi diajukan oleh komunitas melalui Kemendikbudristek ke Sekretariat UNESCO untuk diproses lebih lanjut.

“Kami optimis Budaya Tempe ini akan menambah daftar warisan budaya takbenda dari Indonesia yang ada di UNESCO. Kita berdoa semoga dengan masuknya Budaya Tempe dalam daftar UNESCO ini dapat terus memberikan manfaat bukan hanya bagi masyarakat Indonesia tapi dunia,” ungkap Judi, belum lama ini.

Baca juga : Indonesia Terima Sertifikat Inskripsi Warisan Budaya Dunia dari UNESCO

Pembina Forum Tempe Indonesia Made Astawan menyampaikan, pengajuan budaya tempe dinilai agar tempe terus lestari dan semakin mendunia. Tentunya akan menjadi kebanggaan bangsa pada saatnya dunia mengakui tempe sebagai Superfood dan Plant Base Food yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.

“Tempe saat ini, menurut data yang kami miliki sudah bisa ditemukan dan dikonsumsi di 27 negara. Dengan berbagai cara baik melalui diaspora masyarakat kita juga dengan hasil berbagai penilitian di dunia yang mengungkap berbagai manfaat kesehatan yang dihasilkan dari proses fermentasi kedelai menjadi Tempe. Apalagi trend vegetarian/vegan semakin populer bersamaan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dunia terhadap pangan yang sehat,” ungkap Made.

Menurut Made, asal mula tempe memang tidak diketahui pasti siapa dan bagaimana ditemukan oleh para leluhur kita dahulu. Satu-satunya bukti bahwa tempe telah dikonsumsi masyarakat Jawa sejak beberapa abad yang lalu adalah yang termaktub dalam Serat Centhini.

Baca juga : Budaya Jamu Sehat Indonesia Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

“Tempe telah menjadi hidangan masyarakat Jawa dan merupakan bagian dari berbagai ritual masyarakat di abad ke 16. Itulah bukti otentik yang bisa menggambarkan bahwa Tempe adalah panganan fermentasi yang telah menjadi budaya kuliner sejak sebelum Serat Centhini ditulis,” jelas dia. 

Berdasarkan bukti-bukti tersebut maka sejak tahun 2014 Forum Tempe Indonesia bersama dengan berbagai Lembaga terkait Tempe melakukan inisiasi untuk lebih memperkenalkan tempe kepada dunia. Budaya Tempe merupakan pengetahuan dan teknologi tradisional nenek moyang bangsa Indonesia untuk menyediakan bahan makanan yang kaya nutrisi dan manfaat lainnya.

Ketua Forum Tempe Indonesia Muslimatun menyampaikan, proses pengajuan pendaftaran tempe sebagai warisan dunia takbenda dimulai dengan berbagai penelitian dan sejumlah dukungan tertulis khususnya dari Dinas Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah akhirnya inisiator berhasil mendaftarkan Tempe Jawa Tengah sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dengan nomor registrasi 201700525 di Kemendikbudristek pada tahun 2017. Upaya pelestariannya terus bergulir hingga hari ini.

Baca juga : 9 Budaya Indonesia yang Diklaim Negara Lain

Menurut dia, tempe bukan hanya sekedar panganan yang terjangkau yang sangat lekat dengan masyarkat. Namun, kaya manfaat bagi tubuh dan semua harus menjaga dan melestarikan warisan nenek moyang Bangsa Indonesia ini.

“Tiap tanggal 6 Juni telah disepakati oleh stakeholder terkait Tempe untuk dijadikan sebagai Hari Tempe Nasional, walaupun secara resmi Pemerintah belum menetapkan secara formal, namun kami para pecinta Tempe dan pengrajin sudah sejak beberapa tahun lalu telah menjadikan tanggal 6 Juni sebagai Hari Tempe Nasional. Penting untuk sekali dalam setahun kita merayakan momen bersama untuk mengapresiasi nenek moyang bangsa kita yang telah mewariskan Tempe sebagai pangan yang kaya manfaat gizi dan memiliki kandungan protein setara dengan protein hewani,” jelas Muslimatun.

Perayaan Hari Tempe Nasional

Baca juga : UNESCO Menetapkan Jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia

Tahun ini Puncak Perayaan Hari Tempe Nasional akan diadakan di Kota Balikpapan tepat pada tanggal 6 Juni 2024 nanti. Perayaan akan dipusatkan di Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) dimana di area tersebut terdapat lebih dari seratus perajin tempe dan tahu. 

Acara Puncak perayaan ini diselenggarakan oleh Forum Tempe Indonesia bersama dengan PUSKOPTI Kalimantan Timur (Pusat Koperasi Tempe Tahu Indonesia) dan Pemkot Balikpapan serta didukung oleh FKS Multi Agro, Indofood, USSEC dan stakeholder Tempe lainnya.

Sekjen Forum Tempe Indonesia Muhammad Ridha menambahkan, SIKS telah dkanggap sebagai percontohan yang baik bagi pengembangan industri tempe dan tahu yang bukan hanya memfasilitasi pengrajin dari segi fisik saja, tapi pengelolaan limbah dan komitmen terhadap keberlanjutannya juga sangat diperhatikan. Komitmen Pemerintah Daerah seperti ini semoga diikuti oleh Pemda- pemda lainnya yang belum mengoptimalkan sentra-sentra industry kecilnya.

Tahun ini tema perayaan Hari Tempe mengambil tema ‘Tempe: Pangan Generasi Emas Indonesia’, kami berharap tempe semakin dihargai bukan karena tempe merupakan pangan yang murah & mudah didapat, tapi diharapkan masyarakat semakin mengetahui manfaat dan kandungan sang Superfood ini. 

“Apalagi kita semua juga harus mendukung program pemerintah menuju lahirnya Indonesia Emas 2045,” ungkap Muhammad Ridha.

Bukti bahwa Tempe memberikan manfaat yang luar biasa bisa ditemukan diberbagai laman dan terutama melalui laman www.mytempe.id. Bahkan penelitian dari berbagai universitas luar negeri juga mudah ditemukan. 

Atlet panjat tebing Indonesia Aries Susanti yang pernah berhasil menjadi juara dunia ternyata tumbuh dan berkembang dengan mengkonsumsi tempe dikarenakan kondisi. Namun, kemudian mampu bersaing dengan atlet dunia yang mungkin telah memperhatikan factor gizi sejak dini. 

Hanya karena ketidaktahuan kita terhadap kandungan gizi Tempe, maka seringkali masih dipandang sebelah mata.

“Terkadang kita memang sering menyepelekan tempe, padahal dengan harga yang sangat terjangkau protein yang ada ditempe itu tidak kalah dengan sumber protein lainnya. Saya selalu mengajarkan itu kepada atlet-atlet muda, apalagi tempe kan panganan yang sangat lekat dengan orang Indonesia. Saya harap semua anak-anak Indonesia yang ingin meraih prestasi di olahraga perlu mengetahui hal ini,” ungkap Aries Susanti. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat