visitaaponce.com

Sejarah Ditemukannya Film Dokumenter Pandit Nehru Visits Indonesia

Sejarah Ditemukannya Film Dokumenter Pandit Nehru Visits Indonesia
Pemutaran film dokumenter Pandit Nehru Visits Indonesia di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Selasa (5/12).(MI/Lutfi Sheykal)

FILM dokumentasi yang memperlihatkan kunjungan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru ke Indonesia memiliki durasi 60 menit. Rekaman itu amat penting dalam sejarah Indonesia karena India merupakan pendukung kemerdekaan Indonesia pertama disusul Australia.

Sayangnya, dalam waktu dekade ke belakang, film tersebut tidak ada di tangan Indonesia, tidak ada satu cetakan film pun yang dapat ditemukan, seolah-olah film ini hilang bersama sejarahnya.

Rekaman dokumenter Pandit Nehru Visits Indonesia diproduksi di Indonesia oleh Perusahaan Film Negara (PFN). Salah satu juru kameranya ialah Mick Von Bornemann, juru kamera Belanda kelahiran Indonesia. FIlm dokumenter itu direkam pada 1950 ketika Nehru bersandar di Tanjung Priuk, Jakarta Utara.

Baca juga: IHA Terus Dorong Masyarakat Rawat Sejarah dan Budaya Indonesia

Bornemann membawa cetakan 16 mm, sebagai bukti pengalaman kerja dan keterampilannya. Lalu ia menyimpan cetakan tersebut di National Film and Sound Archive of Australia (NFSA) pada 1983, kala NFSA baru saja didirikan, di Canberra.

FIlm berjudul Pandit Nehru Visits Indonesia menggambarkan kekaguman rakyat Indonesia terhadap Soekarno. Nehru datang atas undangan Soekarno sebagai tamu kenegaraan, kunjungan berlangsung selama 10 hari. 

Nehru bersama Soekarno melakukan perjalanan dari Jakarta hingga Bali, melalui Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. 

Baca juga: Australia Serahkan Film Dokumenter Era Kemerdekaan kepada Indonesia

Dalam kunjungannya, Nehru diajak untuk melihat-lihat koleksi sejarah di Museum Nasional, kebun raya, Gunung Papandayan, Candi Borobudur, Candi Prambanan, hingga diperlihatkannya pertunjukkan kesenian Bali dengan keriuhan sambutan yang besar oleh rakyat Indonesia.

Undangan kenegaraan yang diberikan Soekarno karena pada Juli 1947, sesudah ‘Aksi Polisi Belanda’ pada 21 Juli 1947 ketika masuknya pasukan Belanda ke wilayah Republik Indonesia di Jawa Tengah, membuat Nehru menjadi pemimpin internasional pertama yang mengajukan masalah terhadap aksi tersebut. 

Perdana Menteri Australia Ben Chifley menyusul Nehru kepada Dewan Keamanan PBB dengan mengajukan masalah ‘Dutch Police Action’.

Perdana Menteri Australia tersebut juga sangat mempengaruhi PBB saat ‘Aksi Polisi’ kedua Belanda pada Desember 1948. Chifley mengadakan the “Inter-Asian Relations Conference on Indonesia” di New Delhi, India, 20 -23 Januari 1949. Serangkaian tersebutlah membuat Soekarno mengundang Nehru sebagai tamu kenegaraan, serta menjalin persahabatan dengan Austalia sampai saat ini. 

David Hanan, Akademisi Australia penggiat kebudayaan dan sejarah, adalah orang yang menonton film Pandit Nehru Visits Indonesia untuk pertama kalinya pada 1993. Hanan menemukannya saat sedang menyelusuri koleksi film dokumenter seputar Asia yang disimpan National Film and Sound Archive of Australia (NFSA).

Setelah bertahun-tahun, Hanan baru mengetahui bahwa tidak ada salinan film dokumenter Pandit Nehru Visits Indonesia di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dengan asumsi rekaman tersebut memiliki reputasi yang baik karena berada pada masa kepresidenan Soekarno.

Meskipun ANRI memiliki foto bersejarah kunjungan Perdana Menteri India, Jawaharial Nehru ke Indonesia, namun tidak ada sama sekali film ini diingat. 

Atas kerja sama ANRI dengan Kedutaan Besar Australia akhirnya dibuatkannya salinan digital sebagai arsip sejarah milik Indonesia agar seluruh generasi Indonesia mengetahui periode sejarah kemerdekaannya. 

Salinan digital tersebut diberikan pada 5 Desember 2023 oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams kepada Kepala ANRI Imam Gunarto, serta David Hanan sang penemu arsip film dokumenter tersebut. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat