visitaaponce.com

Perguruan Tinggi Berperan Atasi Masalah Ketenagakerjaan

Perguruan Tinggi Berperan Atasi Masalah Ketenagakerjaan
Sejumlah calon pekerja antre untuk memasuki ruangan Bursa Kerja 2023 di Mal Pesona Square, Depok, Jawa Barat, Senin (30/10)(ANTARA/ASPRILLA DWI ADHA)

KEMENTERIAN Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyampaikan memasuki era society 5.0 perguruan tinggi berperan penting dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan.

"Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam upaya mengatasi masalah ketenagakerjaan. Karena konsekuensi setelah lulus perkuliahan adalah masuk ke dunia kerja," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi seperti dilansir dari Antara, Kamis (7/12).

Anwar mengatakan era society 5.0 diprediksi akan menjadikan pasar kerja semakin kompetitif dengan melimpahnya SDM menjelang bonus demografi 2045.

Baca juga: Wapres Perintahkan Kemenaker Percepat Serap Tenaga Kerja

Untuk itu, kata dia, diperlukan strategi khusus untuk mengatasi kekhawatiran kurangnya lapangan kerja, ketidakpastian persaingan kerja hingga persiapan memasuki usia penduduk tua.

Anwar menyarankan perguruan tinggi untuk memastikan program pendidikannya telah mencakup mata kuliah dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dan tuntutan dunia kerja.

"Termasuk juga agar selalu menghadirkan dosen berpengalaman dan praktisi industri sebagai pengajar tamu untuk memberikan wawasan praktis kepada mahasiswa dan alumni," tuturnya.

Baca juga: 5 Aplikasi Lowongan Kerja yang Terpercaya, Para Jobseeker Wajib Tahu!

Ia juga menyarankan agar bekerja sama dengan perusahaan dan organisasi di sekitar perguruan tinggi untuk menyediakan kesempatan magang dan pekerjaan bagi mahasiswa serta alumni. Anwar meminta perguruan tinggi memberikan pelatihan keterampilan tambahan seperti soft skill komunikasi, kepemimpinan, dan kolaborasi tim kepada mahasiswa dan alumni.

"Selain itu, menyediakan forum atau acara jaringan alumni yang memungkinkan mahasiswa dan alumni untuk terhubung satu sama lain maupun dengan profesional yang berpengalaman sehingga dapat memberikan peluang kerja, mentorship, dan dukungan dalam membangun karir," katanya.

Ia mengungkapkan, sebanyak 1,8 juta lulusan SMA/SMK/MA setiap tahun tak tertampung perguruan tinggi dan masuk ke pasar kerja. Ia menambahkan, pola permintaan tenaga kerja di masa depan memiliki dua pola. Pertama, pekerjaan-pekerjaan akan bersentuhan dengan pemanfaatan teknologi (hardskill digital). Kedua, dari sisi softskill, kemampuan analitis, orientasi pemecahan masalah, kreativitas, dan komunikasi sangat diperlukan.

"Namun demikian, keterampilan digital yang dimiliki tenaga kerja Indonesia masih bersifat teoritis dan umum, sehingga terjadi kesenjangan dari sisi supply dan demand," ujarnya. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat