Indonesia Masuki Masa Aging Population
![Indonesia Masuki Masa Aging Population](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/1ce76bac2cb08f652afc64dae841a6db.jpg)
INDONESIA telah masuk dalam negara yang mengalami kondisi transisi demografi atau aging population. Hal itu diketahu dari Buku Tabel Mortalitas dan Morbiditas Penududuk Indonesia tahun 2023 yang diluncurkan oleh BPJS Kesehatan.
“Hal ini ditandai dengan terjadinya penurunan angka kelahiran dan kematian. Dampak atas kondisi ini akan mengarah pada peningkatan persentase populasi usia produktif,” kata Deputi Bidang Aktuaria BPJS Kesehatan Benjamin Saut di kantor BPJS Kesehatan, Selasa (12/12).
Seperti diketahui, Buku Tabel Mortalitas dan Morbiditas Penududuk Indonesia Tahun 2023 merupakan hasil olah data peserta BPJS Kesehatan. Dari 258,87 juta peserta BPJS Kesehatan, diketahui bahwa komposisi usia produktif lebih tinggi dibanding kelompok usia tua.
Baca juga: Ketua MPR Bamsoet: Bonus Demografi Jadi Beban Bila Hukum Tidak Ditata
Selanjutnya, diperoleh kesimpulan bahwa peluang kematian pada usia produktif cenderung lebih tinggi dibanding pada usia tua. Dari sisi gender, laki-laki memiliki peluang kematian lebih tinnggi dibanding dengan kematian perempuan.
“Angka harapan hidup dalam tabel mortalitas dan morbiditas JKN 2023 adalah untuk laki-laki sebesar 73,74 tahun. Sementara perempuan sebesar 78,37 tahun,” beber Benjamin.
Baca juga: Hadapi Bonus Demografi, Menko Airlangga: Transformasi Digital Healthtech Industry Sangat Penting
Selain itu, angka kematian bayi (AKB) selama periode pengamatan terendah tahun 2018 dengan angka 20,07 per mil dan tertinggi tahun 2020 atau 24,69 per mil.
“Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, bayi yang lahir pada tahun 2022 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,85 tahun, meningkat 0,28 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya,” ucapnya.
Menurut Benjamin, Tabel Mortalitas merupakan living document yang senantiasa akan terus dilakukan perbaikan secara berkala. “Pengembangan yang dapat dilakukan dengan membentuk tabel mortalitas berbasis wilayah domisili kepesertaan, segmentasi kepesertaan, cause of death dengan diagnosis penyakit dan lain sebagainya,” pungkasnya.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Presiden Korsel Deklarasikan Darurat Nasional Demografis
Korea Selatan Berencana Membentuk Kementerian untuk Menangani Krisis Kelahiran Rendah
Penurunan Populasi Tiongkok Semakin Percepat pada 2023, Menciptakan Tantangan Demografis
Presiden Korsel Cemaskan Angka Kelahiran yang Makin Turun
Banyak Sekolah di Korsel Terancam Tutup karena Semakin Sedikit Anak Lahir
Menaker Ida Ajak Semua Pihak Respons Bonus Demografi
Puncak Bonus Demografi Indonesia Terjadi pada 2020
Wujudkan Indonesia Emas 2045 dengan Generasi Sehat Cerdas
Pengertian Bonus Demografi serta Dampak Positif dan Negatif
Perlu Waspada, Gejala Demensia Mulai Menyerang Usia Produktif
Inilah Rahasia Kakek Berusia 75 Tahun yang Masih Aktif dan Produktif
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap