visitaaponce.com

Puncak Bonus Demografi Indonesia Terjadi pada 2020

Puncak Bonus Demografi Indonesia Terjadi pada 2020
Rapat Koordinasi Teknis Bidang Pengendalian Penduduk Tahun 2024 yang dilaksanakan di Belitung, Bangka Belitung, Selasa malam (20/2/2024).(Dokpri)

ANGKA Index Dependency Ratio Indonesia tahun 2020 sebesar 44,33%. Ini berarti periode puncak bonus demografi di negara ini bukan terjadi pada 2030, tetapi 2020.

"Angka Index Dependency Ratio setelah itu naik terus. Dihitung dengan cara apapun hasilnya sama. Jadi, periode puncak bonus demografi Indonesia terjadi di 2020," ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo di Rapat Koordinasi Teknis Bidang Pengendalian Penduduk Tahun 2024 yang dilaksanakan di Belitung, Bangka Belitung, Selasa malam (20/2/2024).

Dalam rakor yang mengangkat tema Pembangunan Berwawasan Kependudukan Mewujudkan Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas 2045, Hasto mengingatkan jangan sampai jebakan negara berpendapatan menengah menjadi kenyataan. "Kalau pendapatan per kapita tidak naik, di 2040 jadi apa kita? Harus ada perubahan yang signifikan dan settle for excellence."

Baca juga : Pengertian Bonus Demografi serta Dampak Positif dan Negatif

Melalui laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang bertajuk Proyeksi Penduduk Indonesia 2020-2050 Hasil Sensus Penduduk 2020 diketahui proyeksi penambahan penduduk produktif hampir 10 juta orang pada 2025 dengan jumlahnya mencapai 196,13 juta orang. Rasio ketergantungannya justru diproyeksikan menurun tipis, yakni 44,02%. Penambahan penduduk usia produktif diproyeksikan berkisar 2-4 juta penduduk setiap lima tahun. 

Namun pada 2045 dan 2050, proyeksi penambahan penduduk tidak meningkat signifikan, dari 213,18 juta orang pada 2045 menjadi 213,41 juta orang pada 2050. Begitu juga dengan proyeksi rasio ketergantungannya yang menunjukkan kenaikan sekitar 1%-2% tiap lima tahun sekali. Proyeksi rasio ketergantungan akan naik cukup tinggi pada 2050 mencapai 54,13%. 

Indonesia diyakini akan menjadi salah satu negara dengan angkatan kerja terbanyak di Asia. Pada saat yang sama, angka ketergantungan mengalami kenaikan karena jumlah penduduk usia tua pun meningkat. Menurut Hasto, data kependudukan harus dihidupkan. "Data dihidupkan, sehingga kita cemas dan bergerak. Seperti pesan Pak Presiden, hidupkan data, gubernur bupati takut lihat data atau gembira lihat data. Ini artinya datanya hidup."

Baca juga : Wujudkan Indonesia Emas 2045 dengan Generasi Sehat Cerdas

Hasto juga menyinggung keberadaan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB). BKKBN punya Kampung KB di setiap desa. Semua kampung diarahkan menjadi Kampung Keluarga Berkualitas sesuai Inpres Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas.  

"Saya titip Kampung Keluarga Berkualitas menjadi pusat kegiatan. Tidak hanya Rumah Dataku, tetapi untuk data lain. Dipakai juga untuk stunting, demo masak, Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting). Ada juga Sekolah Siaga Kependudukan (SSK). Dan sekarang kita harus betul memikirkan kesiapan remaja untuk menjadi keluarga, masalah seksualitas remaja, kesehatan reproduksi," urainya. Ia menitip pesan, "Tolong mindset dirubah. Kampung Keluarga Berkualitas dicicil dari bangku sekolah."

Dalam kesempatan yang sama dilaksanakan peluncuran Population Clock, sistem yang dapat melihat pertumbuhan jumlah populasi di Indonesia secara real time terkait jumlah yang lahir dan yang meninggal. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat