BKKBN Aging Population akan Didominasi oleh Penduduk Perempuan
SETELAH melewati masa bonus demografi, Indonesia akan menapaki masa aging population. Di mana penduduk usia lanjut akan lebih banyak dibandingkan penduduk usia lainnya. Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, di masa aging population, Indonesia akan didominasi oleh penduduk perempuan.
“Jadi populasi yang akan mendominasi di 2035 ada ialah orang tua yang tidak produktif, yang rata-rata pendidikannya sembilan tahun, dan ekonominya rata-rata menengah ke bawah dan populasi perempuan lebih banyak daripada laki-laki, karena perempuan umurnya lebih banyak dari bapak-bapak,” kata Hasto dalam acara Rapat Koordinasi Teknis Kemitraan BKKBN dn Kick Off Bakti TNI Manunggal Bangga Kencana-Kesehatan Tahun 2024 di Jakarta, Selasa (14/5).
Menurut Hasto, saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi, dan akan berakhir pada 2035 mendatang. Karenanya, pendapatan perkapita harus meningkat signifikan sebelum tahun 2035 untuk menciptakan negara berpenghasilan tinggi dan penduduk yang terjamin kesejahteraannya. Ia pun menilai, pemberdayaan perempuan dan pengarusutamaan gender yang gencar dilakukan saat ini semata-mata untuk mempersiapkan perempuan yang terus produktif di masa yang akan datang.
Baca juga : Disparitas Kuantitas dan Kualitas Penduduk Mengancam Bonus Demografi
“Kemiskinan ekstrem terdiri dari keluarga yang sulit untuk diubah. Akhirnya, memberdayakan perempuan itu penting. Pemberdayaan perempuan untuk visi ke depan aging population, agar perempuan yang populasinya banyak masih produktif dan tidak menjadi beban,” beber Hasto.
Menurut dia, kondisi bonus demografi saat ini di setiap daerah sangat berbeda-beda. Namun, yang kini menjadi sorotan adalah provinsi Nusa Tenggara Timur. Pasalnya provinsi tersebut tidak pernah menyentuh bonus demografi. Pasalnya, TFR masih tinggi, usia kerja rendah dan lansia rendah. “Jadi NTT ini butuh treatment spesial, karena sampai saat ini tidak pernah menyentuh bonus demografi,” imbuh Hasto.
Secara keseluruhan, kesuksesan bonus demografi sangat bergantung pada anak-anak muda saat ini. Menurut dia, jika anak muda tidak putus sekolah, tidak menganggur dan tidak hamil di usia muda, maka Indonesia bisa memanfaatkan masa bonus demografi dengan maksimal.
“Jadi kesuksesan bonus demografi sangat bergantung pada usia muda. Dengan demikian, Insyaallah bisa mencapai bonus demografi di garis hijau. Karenanya generasi muda jadi harapan kita,” pungkas Hasto.
(Z-9)
Terkini Lainnya
BKKBN Diharapkan Bisa Kolaborasi Edukasi Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS
Perbanyak Keluarga Berkualitas, BKKBN Optimalkan Program Pembangunan Keluarga
BKKBN Pantau Penurunan Angka Stunting di Sejumlah Daerah
Atur Jarak Kelahiran Anak, BKKBN Gelar Pelayanan KB Serentak
Atur Jarak Kelahiran Anak, BKKBN Gelar Pelayanan KB Serentak
Distraksi Perangkat Elektronik saat Anak Makan, Ini Dampak Buruknya
7 Ribu Lebih Warga Pendatang Baru Masuk Jakarta Sebulan Pascalebaran
Arus Balik, Urbanisasi, dan Nasib Penduduk Perdesaan
BKKBN Sebut NTT Gagal Menikmati Bonus Demografi
12 Negara Terkecil di Dunia, Vatikan Berpenduduk Paling Sedikit
Menaker Ida Ajak Semua Pihak Respons Bonus Demografi
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Membumikan Diskursus Islam Indonesia di Inggris Raya
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap