visitaaponce.com

Kenali Jenis-jenis Personality Disorder dan Cara Mendeteksinya

Kenali Jenis-jenis Personality Disorder dan Cara Mendeteksinya
Ilustrasi(Pexels)

Personality disorder merupakan jenis penyakit kepribadian yang mengganggu cara berpikir, merasakan dan berperilaku yang berbeda dari orang lainnya. Seringnya, orang dengan gangguan kepribadian tidak menyadari bahwa pikiran dan perilakunya bermasalah.

Personality disorder bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor psikologis, biologis, dan sosial kultural. Salah satunya adalah pola asuh. Misalnya, orangtua yang mendidik anak dengan cara Tyranny of the Should (harus begini harus begitu). Hal ini akan sangat berdampak kepada pembentukan kepribadian seseorang.

Dalam personality disorder atau gangguan kepribadian, terdapat sepuluh jenis yang dibagi menjadi tiga cluster. Berikut penjelasnnya:

- Personality Disorder Cluster A

Gangguan kepribadian pada cluster A berkaitan dengan pemikiran atau perilaku yang tidak biasa, hal ini meliputi:

Paranoid Personality Disorder

Memiliki rasa curiga yang berlebih atau sampai berpikir bahwa semua orang jahat serta memiliki dendam yang berlebih adalah ciri-ciri orang yang memiliki gangguan paranoid.

Schizoid Personality Disorder

Orang dengan gangguan ini biasanya lebih menyukai ketenangan dan menyendiri bahkan ia tidak tertarik untuk memiliki hubungan yang dekat. Ciri lainnya adalah ia tidak pernah bisa mengekspresikan emosinya, karena hal tersebut orang ini terkesan tidak peduli dengan pujian dan kritikan dari orang lain.

Schizotypal Personality Disorder

Yang terakhir adalah gangguan kepribadian skizotipal atau pola perasaan yang tidak nyaman jika menjalin hubungan dekat, memiliki pemikiran yang menyimpang dan perilaku eksentrik.

Baca juga: Kenali Personality Disorder serta Penyebabnya

- Personality Disorder Cluster B

Gangguan kepribadian ini melibatkan perilaku yang dramatis. Pasien dengan kondisi seperti ini akan menunjukkan emosi yang intens dan tidak stabil serta berperilaku impulsif, gangguan ini meliputi:

Antisocial Personality Disorder

Seseorang yang mempunyai gangguan antisosial ini biasanya tidak mematuhi norma-norma sosial yang ada, misalnya berulang kali melakukan penipuan kepada orang lain, berbohong dan bertindak implusif.

Avoidant Personality Disorder

Gangguan ini biasanya membuat penerima merasakan rasa malu yang ekstrim, merasa tidak mampu dan memiliki rasa takut untuk di kritik. Orang dengan gangguan ini akan selalu menghindar untuk berinteraksi dengan orang lain karena merasa tidak kompeten secara sosial kecuali dia merasa nyaman dan yakin disukai maka ia akan terbuka.

Histrionic Personality Disorder

Orang ini akan sangat merasa tidak nyaman jika ia tidak menjadi pusat perhatian, biasanya ia akan berusaha untuk berpenampilan nyentrik dan berbeda dan memiliki emosi yang cepat berubah dengan cepat dan berlebihan.

Narcissistic Personality Disorder

Orang dengan kepribadian narsistik biasanya tidak memiliki empati kepada orang lain. Ia hanya akan mementingkan dirinya sendiri dengan berlebihan dan berpikir bahwa ia memiliki semua hak sehingga sering memanfaatkan orang lain.

Baca juga: Ibu di Kasus Bunuh Diri Depok Punya Kepribadian Paranoid

- Personality Disorder Cluster C

Gangguan ini berkaitan dengan kecemasan dan ketakutan yang berlebih, gangguan ini meliputi:

Borderline Personality Disorder

Orang dengan gangguan ini kerap kali ingin mengakhiri hidupnya untuk meluapkan rasa marahnya, hal ini karena ia sangat takut ditinggalkan.

Dependent Personality Disorder

Orang dengan gangguan dependen akan merasa takut atau merasa tidak nyaman saat merasa sendirian, selain itu ciri-cirinya adalah orang yang tidak bisa mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.

Obsessive-Compulsive Personality Disorder

Bekerja terlalu keras, orang yang terlalu detail, tidak memiliki waktu untuk diri sendiri dan orang lain, tidak memiliki moralitas adalah ciri-ciri orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif.

Orang dengan gangguan obsesif kompulsif (OCD) juga merupakan bagian dari gangguan kecemasan. Namun, orang dengan gangguan OCD ini biasanya menyadari bahwa perilaku mereka perlu diubah.

Setiap orang yang memiliki ciri-ciri tersebut sebaiknya melakukan terapi atau mendapat penangan khusus dari dokter yang bersangkutan. Karena jenis psikoterapi tertentu terbukti efektif dalam menangani gangguan kepribadian.

Bagaimana Cara Mengetahui Penderita Terkena Personality Disorder

Tidak ada cara lain selain diagnosis dari medis. Untuk itu, sangat penting untuk memahami perbedaan antara tipe kepribadian dengan gangguan kepribadian. Karena tidak semua orang pemalu yang sering menghabiskan waktu sendiri termasuk kedalam gangguan kepribadian Schizoid Atau avoidant.

Beberapa tanda yang sering muncul pada orang yang memiliki personality disorder

Perilaku yang tidak konsisten dari mereka dapat menimbulkan frustasi dan kebingungan baik pada orang-orang terdekat maupun individu lain yang berinteraksi dengan mereka.

Mungkin sulit bagi mereka untuk memahami cara-cara yang realistis dan dapat diterima dalam berhubungan dengan orang lain dan bersikap di lingkungan sekitar.

Mereka tidak menyadari dampak perilaku mereka yang dapat menyebabkan masalah bagi diri sendiri dan juga orang lain.

Jika mereka berperan sebagai orang tua, gaya pengasuhan yang mereka terapkan mungkin tidak terstruktur, terlalu dipengaruhi oleh emosi, kasar, atau kurang bertanggung jawab, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan masalah fisik, emosional, atau mental pada anak-anak mereka.

Gangguan kepribadian dapat menjadi sulit untuk didiagnosa, karena kebanyakan individu yang mengalaminya tidak menyadari adanya masalah dalam perilaku atau pola pikir mereka.

Sebagai hasilnya, orang dengan gangguan kepribadian cenderung tidak mencari bantuan atau diagnosis untuk kondisi mereka. Sebaliknya, mereka sering kali dirujuk oleh orang yang peduli atau lembaga sosial ke profesional kesehatan mental karena perilaku mereka mengakibatkan kesulitan bagi orang lain.

Dikarenakan individu yang diduga mengidap gangguan kepribadian mungkin kurang memahami perilakunya sendiri, profesional kesehatan mental seringkali berkolaborasi dengan keluarga, teman, atau pihak lain yang terlibat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku dan sejarah hidupnya.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat