visitaaponce.com

Kedubes Saudi Terus Memasyarakatkan Bahasa Arab Melalui Lembaga Pendidikan

Kedubes Saudi Terus Memasyarakatkan Bahasa Arab Melalui Lembaga Pendidikan
BELAJAR BAHASA ARAB: Seorang anak belajar bahasa Arab di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (29/3/2023).(MI/ Ramdani)

SEBAGAI salah satu bahasa dengan jumlah penutur terbanyak ke-4 secara global, bahasa Arab terus memperlihatkan perkembangannya dengan sangat pesat dalam dekade terakhir. Mengutip data Organisasi Islam untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (ISESCO) 2023, penutur bahasa Arab saat ini mencapai 467 juta orang di sejumlah negara termasuk Indonesia.

Duta Besar Kerajaan Arab Saudi (KSA) untuk Republik Indonesia, Faisal bin Abdullah Al-Amudi mengatakan bahasa Arab telah eksis pada masyarakat Indonesia sejak abad ke-7. Masuknya bahasa Arab itu dilakukan bersamaan melalui penyebaran agama Islam.

“Artinya sampai dengan saat ini, bahasa arab telah eksis pada bangsa Indonesia selama 14 abad lamanya. Dan hari ini tepat setiap tanggal 18 Desember, masyarakat di seluruh dunia juga memperingati Hari Bahasa Arab Internasional sesuai dengan ketetapan UNESCO,” ujarnya saat ditemui di Jakarta pada Senin (18/12).

Faisal mengatakan bahwa perhatian dan dukungan pemerintah Arab Saudi terhadap bahasa Arab telah dilakukan oleh para pemimpin Arab Saudi di masa lampau hingga saat ini. Perhatian ini tentunya melalui pendirian berbagai macam lembaga yang berkaitan dengan bahasa Arab khususnya pendidikan di seluruh negara Islam termasuk Indonesia.

“KSA telah memberikan segala daya upaya untuk menjaga bahasa arab dengan membangun pusat-pusat pendidikan bahasa arab di berbagai negara disertai dengan pemberian beasiswa. Selain itu, bertambahnya perhatian terhadap bahasa arab adalah bukti usaha yang nyata dari pemerintah KSA guna membantu setiap SDM dari negara-negara islam untuk terus melestarikan Bahasa Arab,” ujarnya.

Lebih lanjut, Faisal mengatakan dalam pelestarian dan memasyarakatkan bahasa Arab di Indonesia, pihaknya akan terus memperbesar peluang kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi untuk pengembangan pengajaran dan pengetahuan Bahasa Arab sebagai bahasa internasional. Tujuan lainnya adalah memajukan nilai-nilai Islam dan ilmu pengetahuan melalui Bahasa Arab.

“Kita berharap kepada para pemerhati bahasa Arab di Indonesia agar terus melanjutkan kerjasama dengan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, dan kami akan selalu terbuka untuk terus menjalin kerjasama,” tuturnya.

Faisal memandang Indonesia sebagai negara yang sangat penting menjadi partner bagi misi mereka, mengingat Indonesia memiliki sejumlah lembaga, asosiasi ilmuwan, ulama, maupun orang-orang yang dikenal profesional dalam Bahasa Arab, dimana banyak di antaranya bahkan telah menulis buku dalam bahasa Arab dan tentang Islam, serta buku-buku ilmiah yang penting bagi dunia Arab.

“Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang menjadi perhatian bagi bangsa Indonesia, karena selain bahasa ilmu pengetahuan, bahasa arab merupakan bahasa agama Islam dan kita ketahui bahwa Indonesia merupakan penduduk muslim terbesar di dunia dan tentu bahasa Arab akan terus berkembang dan mengalami kemajuan,” ungkapnya.

Salah satu fasilitas yang dibangun oleh pemerintah KSA dalam memasyarakatkan bahasa Arab ialah institusi pendidikan peran Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA). Dijelaskan bahwa LIPIA merupakan salah satu aktor utama dari penerapan strategi soft power Arab Saudi untuk mengenalkan bahasa Arab kepada masyarakat Indonesia.

“LPIA di Indonesia telah berdiri sejak 40 tahun yang lalu dengan kurang lebih jumlah alumni telah mencapai 21.000 orang. Kami sedang dan telah berusaha untuk terus mengembangkan bahasa arab baik di dalam maupun di luar negeri dengan membangun pusat-pusat pembelajaran bahasa Arab untuk masyarakat non-arab,” jelasnya.

Saat ini, LIPIA yang merupakan cabang Universitas Imam Muhammad bin Su'ud Riyadh itu sudah terbangun di berbagai wilayah seperti Jakarta, Aceh, Medan dan Surabaya. Kedepan akan ada pembukaan cabang LIPIA lagi di kota Padang.

“Kami membuka jurusan umum dan khusus bahasa arab dengan sistem pelatihan satu tahun untuk Diploma. LIPIA juga mengadakan berbagai pelatihan untuk instansi-instansi pendidikan di Indonesia guna mendukung program pelestarian bahasa Arab,” jelasnya.

Selain mengedepankan kemampuan berbahasa arab, Faisal mengungkapkan bahwa beberapa alumni dari LIPIA juga telah dibekali berbagai skill umum terkait dengan jurusan yang diminati. Hingga saat ini para alumni telah terserap di dunia kerja hingga ke Arab Saudi.

“Dari berbagai macam jurusan, akan terus ditingkatkan kemampuan bahasa arab dan kemampuan teknis bagi seluruh mahasiswa yang ada. Sampai saat ini banyak alumni atau yang belajar di LIPIA telah dikirim ke Arab Saudi untuk melanjutkan belajar dan bekerja di sana,” ujarnya.

Faisal juga menyampaikan Bahasa Arab adalah salah satu bahasa asing utama yang banyak kata-katanya diserap oleh Bahasa Indonesia. Selain itu, KSA juga akan membuat standardisasi ujian bahasa Arab untuk penutur asing.

“Pemerintah KSA terus berupaya untuk memperbesar kerjasama, terlebih lagi Indonesia memiliki tradisi panjang dalam kecakapan dan kontribusi terhadap Bahasa Arab. Banyak ulama dan ilmuwan Indonesia yang telah berkontribusi dalam literatur Arab dan banyak kata-kata bahasa Indonesia yang juga merupakan serapan dari bahasa Arab,” ujarnya.(H-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat