Waspada Penularan Covid-19 saat Libur Nataru
![Waspada Penularan Covid-19 saat Libur Nataru](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/506e1e77b213f41468ce53f0a57459e2.jpg)
MASYARAKAT dihimbau untuk menerapkan protokol kesehatan terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 mengingat meningkatnya kasus covid-19 baru-baru ini.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menkopmk) Muhadjir Effendy mengatakan ada sedikit kenaikan kasus covid-19. Kenaikan kasus yang drastis juga terjadi di negara tetangga.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan per 18 Desember 2023 penambahan kasus covid-19 sebanyak 243 kasus sehingga total kasus aktif sebanyak 2.204 kasus.
Baca juga : Kasus Covid-19 Melonjak di Jatim, Tiga Orang Meninggal Dunia
"Karena itu pesan saya kepada warga agar upaya untuk menikmati libur panjang baik libur natal maupun libur tahun baru ini berjalan dengan enak, gembira dan bahagia, maka supaya berhati-hati terutama mematuhi protokol kesehatan sebagaimana biasanya kita ketika menghadapi covid-19," kata Muhadjir di Jakarta Pusat, Senin (18/12).
Baca juga : 34 Warga Jawa Tengah Positif Covid-19
Meski begitu masyarakat jangan kemudian menciptakan kepanikan-kepanikan termasuk aparat di daerah. Kenaikan kasus covid kali ini jangan dianggap sebagai suatu hal yang luar biasa, karena ini merupakan hal yang dinilai wajar dan sudah diprediksi bahwa nanti ketika memasuki masa endemi covid-19 yang masih akan tetap bergentayangan di tengah masyarakat.
"Tetapi pada saat itu masyarakat Indonesia secara keseluruhan sudah berada pada puncak herd immunity, tingkat kekebalan imunitas, kekebalan kawanan dan ini akan hanya menyerang kepada mereka yang belum divaksin atau vaksinnya kurang," ujar dia.
Karena itu, ia menyampaikan yang belum divaksin agar bersedia melakukan vaksinasi yang dibuka gerainya oleh Kementerian Kesehatan di seluruh Indonesia.
Dihubungi terpisah Epidempidiologi Griffith University Australia, dr Dicky Budiman mengatakan setiap gelombang covid-19 pasti mengalami puncak. Dan mungkin pada gelombang saat ini puncaknya di pekan pertama Januari 2024 dan kemudian akan kembali menurun walaupun jangan dianggap seperti pada masa akut.
Meski begitu jangan dianggap enteng karena akan ada kematian, orang masuk rumah sakit apalagi test positivity rate di atas 50% di satu lokasi maka kecenderungan beban pelayanan kesehatan akan sangat terasa.
"Umumnya kematian terjadi akibat keterlambatan deteksi, keterlambatan diagnosa, dan keterlambatan pertolongan yang artinya menggambarkan kesalahan/kegagalan deketsi dan sebagainya. kematian juga terjadi akibat kelompok rawan yang tidak terlindungi," ungkap Dicky. (Z-8)
Terkini Lainnya
Industri Minuman Ringan belum Pulih dari Pandemi
Pandemi Merebak, Dokter Gigi Cantik Raih Jalan Sukses Jadi Pengusaha Skincare
Investasi Pascapandemi
Pandemi Covid-19 Mereda, Bisnis Agen Perjalanan pun Menggeliat
The Fourth APRMC Bahas Bisnis dalam Merespons Dampak Pandemi
Akses Patogen Bisa Hemat Waktu Lebih Cepat Tanggulangi Pandemi
Belajar dari Covid-19, Akses Patogen Dibutuhkan Cegah Pandemi Baru
Pentingnya Solusi Berbasis Teknologi untuk Cegah Pandemi Baru
Traktat Pandemi WHO Dinilai tidak Adil untuk Negara Berkembang
Jaringan Keselamatan Kesehatan Global Dapat Dibangun Sepenuhnya Dengan Mengikutsertakan Taiwan.
Kasus Penyakit Autoimun Diprediksi Meningkat Pasca Covid-19, Perempuan Waspadalah!
Dokter tanpa Etika dan Pembiaran oleh Otoritas Negara
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap